49. Akhirnya Disini?

51 9 305
                                    

"Kenapa berduaan dengan John, diluar?" tanya Altaf agak sinis pada calon istrinya itu. Ketika menjemputnya di depan rumah Naina, ia malah melihat Alaya sedang tertawa-tawa bersama John dengan riangnya, jangan lupakan bahwa John pernah berniat menculik calon istrinya itu.

Mendengar itu lantas Alaya tertawa lagi. "Kita habis membuat rencana dan malah berbalik pada kita, jadi kita ketawa-ketawa," jelasnya dengan antusias––seperti biasanya Alaya memang selalu begitu.

"Rencana apa?" Altaf mengernyit tak mengerti.

"Rencana penculikan! Jadi kak Naina tuh tidak mau bertemu dengan kak Arkan. Lantas aku memberikan saran kepada dia untuk menculik kak Naina dengan bantuan kak John, tapi penculik burem itu salah culik terus, eh tiba-tiba kak Naina yang jadi culik kita bertiga, tapi untungnya kak Arkan gesit menculik kak Naina balik dan pada akhirnya kami di bebaskan oleh kak Arkan sedang-kan kak Naina masih di culik kak Arkan!" cerita Alaya panjang kali lebar.

Altaf menghela nafas jengah. "Arkan salah meminta saran kepadamu, seharusnya dia tahu, kau ini terobsesi dengan yang namanya penculikan, jadi saran mu itu selalu kriminal," keluhnya.

"Tak apa, memangnya aku menyuruh kak Arkan menyakiti kak Naina? Tidak kan? Ini hanya untuk memperbaiki hubungan lama, selain itu apa cara lain? Dengar ya, ini keluarga penculikan, bukan kita yang mengejar-ngejar tapi kita menculiknya!" terang gadis itu dengan bangganya.

"Terserah kau!"

Drttt

Ratu kepenculikan calling...

"Bunda telfon, ada apa yah?" gumam Alaya sebelum mengangkat teleponnya.

"Hallo Bun?"

"Alaya! Kenapa kau harus mempunyai calon mertua macam Clara? Menyebalkan!" gerutu Alana kepada putri bungsunya.

"Dulu juga kan dia sahabat bunda--"

"Dulu yah, sekarang musuh, kalau bukan karena kau! Bunda tidak akan mau berbesanan dengan musuh, masalahnya bukan hanya kau! Tapi Naina juga, semuanya berkaitan dengan musuh bunda!"

Sebenarnya Alana mempunyai empat sahabat yang dulunya selalu bersamanya dalam suka maupun duka tapi yang bertahan menjadi sahabat Alana hanya Gilang saja––apalagi sekarang Gilang menjadi kakak iparnya.

Sedangkan yang lain, semuanya sudah renggang, contohnya Clara; dulu dia adalah sahabat yang paling membela Alana dimana pun berada tapi ada sebuah kejadian yang membuat Alana sangat membenci Clara; pertama karena wanita itu sudah menculik Arkan dan mengadu domba bahwa Alana dan suami-nya penculik, sedangkan yang paling Alana benci adalah karena dulu Clara hendak membunuh anak-anak nya, saat kejadian Arkan dan Naina terjebak di toko yang terbakar.

Sedangkan satu lagi Ardi dan Kiran. Semuanya juga sudah tahu bahwa Ardi adalah mantan kekasihnya Alana yang pernah berkhianat. Kiran adalah sahabat yang paling selalu ada untuk Alana. Mereka menikah karena sama-sama patah hati saat itu.

Alana sebenernya hanya kesal kepada mereka karena membawa Arkan jauh darinya, tapi Satya sangat membenci mereka karena pernah memenjarakan dirinya dan istrinya apalagi saat Alana sedang mengandung Alaya.

Tapi kini kedua musuhnya malah menjadi besan dua-duanya.

Satya dan Alana hanya bisa pasrah; kebahagiaan anak mereka lebih penting dan yang paling terpenting mereka di hargai disana.

"Jadi gimana nih Bun?"

"Ya sudah tak apa, bunda ikhlas dengan sangat asal mereka baik padamu dan Altaf sangat mencintai mu..."

"Terimakasih bunda..."

Tut!

Altaf melirik ke samping tampak Alaya senyum-senyum sendiri. Ia jadi mengingat betapa susahnya mendapatkan restu dari Satya.

CERITA KITA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang