41. Dikejar Penjahat

71 9 354
                                    

Saat ini posisinya Arkan dan Naina tengah berada di mobil yang sama, mereka bersebelahan sedangkan pak Supir sendiri di depan, kali ini mereka hendak pergi ke Bandara lagi, untuk acara honeymoon mereka ke Maldives.

Sebenarnya ke Maldives adalah impian ku, tapi kenapa harus ada embel-embel honeymoon dengan kak Arkan? Rasanya jadi, gimana gitu... Batin Naina yang sedari tadi murung.

Naina terpaksa sekali padahal aku juga tidak akan memaksanya, nikmati saja liburan ini tapi kepikiran apa-apa batin Arkan jadi ikut murung karena istrinya murung.

Mobil berhenti mendadak, membuat mereka berdua bertanya-tanya, sebab berhenti di jalanan sepi dekat hutan.

"Kenapa pak?" tanya Arkan.

"Sepertinya mogok," balas pak Supir seraya pergi keluar untuk memeriksa keadaan mobil.

Arkan melirik arlojinya. "Ini lama tidak yah? Soalnya penerbangan nya sebentar lagi, kita sudah telat datang dan kini malah mogok," keluhnya resah.

"Santai saja, kalau telat, tak perlu datang, gampang kan?" sinis Naina.

"Tapi Nai... Kasian sama ayah bunda, mereka sudah memberikan tiketnya---"

"Ayah dan bunda juga pasti paham," sela Naina.

"Ayo kita cari taksi lain saja?" tanya Arkan memastikan.

"Disini?" tanya Naina. "Apa kau tak lihat? Ini jalanan sepi sekali, bahkan orang jalan kaki saja tidak ada," tambahnya.

"Iya sih, pesan online saja?" tawar Arkan.

"Ini juga bentar lagi beres pasti, sabarlah!" geram Naina.

Entah kenapa perasaan Arkan jadi tak enak begini. Mobil mogok di tempat sepi, keadaan malam, rasanya jadi tak enak hati saja.

BUG!

Arkan dan Naina tercengang kala melihat pak Supir di pukuli beberapa orang dengan wajahnya yang di tutupi, hingga tak terlihat jelas wajah orang-orang yang memukulinya.

"Kak Arkan, itu pasti begal..." ujar Naina kepanikan.

Arkan sendiri panik tapi bisa menahan rasa paniknya agar istrinya tak terlalu panik.

"Aku harus keluar, aku harus bantu pak Supirnya," kata pria itu.

Naina langsung memeluk lengan Arkan. "Jangan keluar, mereka berbahaya, bagaimana jika kau kenapa-napa? Please jangan keluar," mohon wanita itu.

"Nai, aku harus membantunya, dia pingsan--"

"Tapi penjahat itu masih ada di luar, bagaimana jika mereka memukuli mu? Tolong, aku takut kau kenapa-napa."

Arkan berusaha melepaskan pegangan Naina yang kuat. "Nai, ini demi kebaikan, kasian dia--"

"Lalu kau tak kasian pada dirimu sendiri? Aku tak mau kau kenapa-napa, kau tak sekuat mereka kak! Kau bukan ahli bela diri! Please jangan..." Mohon nya lagi.

Arkan memang selalu mengikuti keinginan Naina tapi untuk kali ini, ia harus menjawab tidak.

Para penjahat itu mengetuk-ngetuk kaca mobil bahkan salah satu dari mereka hendak memecahkan kaca.

Arkan panik, takut pecahan kaca itu mengenai istrinya, buru-buru keluar dari sana.

"Kak..." isak Naina.

"Kunci pintunya Nai!" titah Arkan yang sudah di luar, namun perempuan itu tak menurut, ia panik dan terus berdoa di dalam hatinya.

Arkan disana sudah di hampiri oleh ketiga penjahat itu.

CERITA KITA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang