____
Arga dan Sara rasanya senang karena Raga mereka telah menikah dan menemukan hidup barunya; setelah setahun kurang dia murung dan bersedih tapi mereka terkejut ketika mendapati kabar bahwa Arkan lah dalang dari penculikan yang terjadi pada anaknya dulu, sungguh sesak sekali rasanya ketika tahu keponakannya yang dia sayangi justru menyakiti putra kandungnya.
"Aku tidak menyangka jika Arkan yang melakukan itu," gumam Arga.
"Aku pun," lirih Sara.
Tok tok tok
Sara segera membuka pintunya dan terkejut ketika melihat siapa yang datang. Ya, itu adalah Ardi dan Kiran; orangtua kandung Arkan.
Wanita itu mempersilahkan mereka masuk dan terduduk di sofa.
"Arga Sara... Kami minta maaf atas apa yang terjadi pada Raga; kami baru tahu kalau anak kami yang melakukan penculikan itu, kami saja tak percaya dengan itu, aku mohon maafkan lah dia," mohon Kiran sesekali menghapus air matanya.
Ardi menempelkan kedua telapak tangannya. "Maaf Ga, Sara... Tapi kami mohon, cabut tuntutan kalian soal kasus penculikan itu, untuk mengurangi hukuman anak kami," pinta Ardi yang merasa malu dengan kelakuan anaknya.
"Apapun akan kami berikan, tapi tolong tutup kasus itu agar hukuman anakku berkurang," kali ini Kiran yang memohon.
Arga tersenyum kecut. "Kalian ingat? 20 tahun yang lalu? Aku dan istriku memohon kepada kalian agar membebaskan Satya dan Alana dari penjara; atas kesalahan yang tak mereka lakukan! Aku dan istriku sampai terduduk dibawah memohon pada kalian agar membebaskan sahabatku, atas tuduhan penculikan..."
"Tapi keadaan berbalik ya?" Arga tertawa singkat. "Sekarang kalian memohon padaku agar membebaskan putra kalian atas kasus penculikan juga, tapi ini hanya untuk mengurangi hukuman putra kalian."
"Bedanya..." Arga men-jeda dulu ucapannya karena ingin tertawa. "Satya dan Alana dulu tak salah, tapi sekarang Arkan salah..."
"Ku mohon Arga. Arkan kan keponakan kesayangan mu..." pinta Ardi.
"Tidak, kami tidak akan hapus kasus itu, justru itu hukuman untuk Arkan agar kelak tak melakukan itu lagi, ini demi dirinya juga, agak dia membayar semua kesalahan nya dan Naina mau menerima Arkan sepenuhnya nanti, ini juga demi keponakan kesayangan, Naina..."
---
Sejak kemarin Naina tak keluar dari kamarnya, ia terus terduduk di lantai dan bersandar di tembok dengan keadaan dirinya masih memakai gaun yang sama dan dengan menempelkan keningnya di sikunya sendiri, ekspresi tetap sama.
Orangtuanya dan adiknya yang serumah dengannya tampak khawatir, berulang kali
mengajak Naina berbicara atau berganti tempat tapi dia tetap diam disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA [Lengkap]
Romance[SANA seri 3] 'Keluarga penculik' itulah sebutan untuk keluarga yang satu ini. Hidup mereka di penuhi dengan kata-kata penculik penculik dan penculik. Mulai dari orangtua hingga anak-anak mereka yang mendapatkan karma atas penculikan yang terjadi. A...