Hari- Hari Tak Biasa

150 27 2
                                    

---//---

Akademi sibuk.

Pengajar-pengajar sibuk.

Murid-murid sibuk.

Iori lebih sibuk lagi.

Ujian kenaikan tingkat sudah di depan mata. Tinggal menghitung hari. Pekan pertama akademi akan sibuk dengan ujian tertulis setelah itu sepekan untuk praktik. Dua pekan yang sangat berat di penghujung musim semi. Standar keberhasilan akademi cukup tinggi mengingat pihak kerajaan sendiri yang memperhatikan dan mengawasi. Kegagalan sebisa mungkin mencapai angka terendah atau singkatnya semua harus melakukan dengan baik.

Kalaupun ada anak-anak yang gagal melewati ujian pihak akademi akan siap sedia memaksa mereka untuk melakukan pelajaran tambahan di musim panas. Menyeramkan. Mereka tidak akan mendapat liburan musim panas sampai kegiatan belajar di mulai lagi. Mana yang bertanggung jawab adalah pengajar-pengajar galak.

Setidaknya karena itu murid-murid serius untuk ujian kenaikan tingkat.

Semua.

Termasuk Tamaki murid langganan bolos lima kali sehari dari empat pelajaran yang tersedia. Satu mata pelajaran pastinya kelas tambahan dari Osaka Sougo dan Izumi Mitsuki. Iori mana mau merepotkan diri sendiri dan meluangkan waktu berharganya untuk Tamaki.

Semakin mendekati hari-hari ujian sepertinya Sougo dan Mitsuki mulai keras pada Tamaki. Memaksa Tamaki untuk menerima semua pelajaran seharian tanpa istirahat. Tenang saja. Asupan puding masih terjaga. Ada yang bilang kalau sesuatu yang manis baik untuk perkembangan otak manusia. Iori percaya tidak percaya sih. Buktinya Tamaki yang mengonsumsi makanan manis setiap hari dalam jumlah banyak, tapi kepalanya tetap kosong. Setidaknya puding membuat Tamaki tetap hidup.

Meski begitu, sifat alami Tamaki tidak langsung hilang. Dia 'kan hobi memberontak. Diancam atau diiming-imingi makanan manis tidak membuatnya patuh dan duduk manis menerima takdir. Tamaki, Sougo, dan Mitsuki senang sekali bermain kucing-kucingan atau petak umpet. Jelas Tamaki kebanyakan kalah. Badan sebesar itu mau disembunyikan di mana pun pasti ketahuan. Apalagi Mitsuki dan Sougo mendapat bantuan serta dukungan dari seluruh pihak di akademi. Bolos rasanya sudah tidak mungkin lagi.

Istirahat makan siang sudah sejam berlalu. Iori memandangi makhluk tambahan yang sekarang bergelanyutan manja atau malas pada Riku. Ke mana Mitsuki dan Sougo? Iori menggerutu dalam hati. Bukan hanya Tamaki saja yang perlu pelajaran tambahan.

"Yotsuba-san, apa kau mendengarkanku?" tanya Iori kesal. Dia terpaksa memberikan kemurahan hatinya mengajari Tamaki, karena anak seusianya ini tidak berhenti merengek dan mengeluh. Tamaki mengangguk.

Iori mengembuskan napas lelah. Setelah mengangguk sok menyakinkan, Tamaki menguap lebar. Melihat Iori yang makin bermuka masam, Tamaki langsung mengibaskan tangannya. "Aku paham 'kok. Tidak perlu khawatir,"

"Aku tidak khawatir. Aku kesal," cibir Iori menggeser buku miliknya pada Tamaki sambil menunjuk beberapa judul. "Kalau Yotsuba-san benar-benar serius ingin belajar denganku dari pada Nii-san atau Osaka-san, pastikan kau tidak salah menjawab pertanyanku nanti,"

Tamaki mengeluh singkat. Riku yang berada di sebelahnya berbisik takut-takut. "Pertanyaan Iori sangat menyeramkan. Bahkan tidak ada di buku. Kau harus membuat jawabnmu sendiri,"

Alis Iori tertekuk. Tidak setuju dengan pernyataan Riku. "Jangan berkata sembarangan, Nanase-san. Semua jawaban dari pertanyaanku semuanya ada di buku. Kau saja yang tidak tahu jawabannya makanya menjawab asal,"

Mata Iori berkilat mengancam Tamaki. "Kesempatannya hanya sekali. Kalau Yotsuba-san salah satu saja aku akan langsung memanggil Nii-san atau Osaka-san,"

Another Note [Olympuss Magic] [AU IDOLiSH7] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang