Ch. 00: Buletin Kampus

1K 127 27
                                    

Festival musim panas terlalu mengerikan bagi Yoon Hyunjung. Maksudnya, semua keramaian itu... bagaimana bisa orang-orang mau berjubal dengan para manusia lain hanya demi menikmati pertunjukan musik, bermain pistol air, bahkan membuat makanan random yang menjadi khas dari berbagai daerah.

Well... tidak semua orang harus seperti dirinya yang cenderung tertutup dengan orang lain, tapi tidak berjibaku dengan orang sebanyak itu juga. Untung saja, Hyunjung berhasil mengerahkan kemampuan akting terbaiknya ketika pemilihan sukarelawan festival tersebut.

Padahal namanya saja sukarelawan, harusnya diisi oleh mereka yang dengan sukarela ingin membantu dalam kegiatan tersebut. Tinggal diberi iming-iming tambahan poin kerja sosial, maka akan ada banyak dari para mahasiswa yang mendaftar. Namun panitia inti malah mengharuskan semua mahasiswa baru untuk menjadi kandidat, lalu mereka akan memilih agar acara mereka memiliki peminat yang luar biasa.

Para orang bodoh itu....

Hyunjung berdecak, lalu berbalik menjauh dari batas kerumunan penikmat festival musim panas. Ia sendiri sebenarnya enggan datang ke kampus di tengah masa liburnya, tapi ia memiliki kepentingan lain yang harus dilaksanakan segera.

"Permisi." Hyunjung menyapa ketika memasuki sebuah ruangan yang tak terlalu luas tapi terkesan terlalu padat, yang ada di lantai dua gedung sayap universitasnya. Sebuah ruangan yang digunakan oleh tim buletin kampus, yang saat ini begitu sepi karena anggotanya pasti sedang meliput festival di bawah sana. Namun dengan ruangan yang pintunya dibiarkan terbuka, pasti setidaknya ada satu orang yang berjaga di sana.

"Permisi." Hyunjung mengulang sapaannya karena yang pertama tadi tidak mendapatkan balasan sama sekali.

"Ya, ada orang. Sabarlah."

Kemudian muncullah seseorang yang menyeruak dari balik meja. Seorang lelaki dengan rambut cepak, berkacamata, berwajah dengan kesan galak, tapi juga lumayan enak dipandang.

"Ada apa? Jika kau tidak mencari aku, berarti orang yang kau cari tidak ada di sini. Semua sibuk dengan festival," sambung lelaki itu, ketus.

"Aku mencari siapa saja yang bisa memberiku informasi tentang bagaimana memasang iklan di buletin kampus."

Begitu Hyunjung menyebutkan kata iklan, wajah lelaki itu berubah semringah. Kesan galaknya sirna seketika, dan berganti dengan mimik yang menunjukkan bahwa ia adalah lelaki paling ramah yang pernah ada.

"Kau bertemu dengan orang yang tepat. Tarik kursi itu ke sini dan duduklah. Aku bisa menjelaskan dengan rinci tentang iklan buletin kampus."

Hyunjung segera menarik kursi yang ditunjuk lelaki itu ke hadapan mejanya, lalu duduk di sana. Sedangkan lelaki yang entah siapa namanya itu sibuk mencari sesuatu di mejanya yang terkesan penuh, lalu senyumnya yang sudah sangat merekah itu mengembang sedikit lebih lebar lagi begitu menemukan apa yang dicarinya.

Selembar kertas yang kemudian diserahkan pada Hyunjung. Sebuah formulir pengajuan iklan.

"Kau bisa memasang iklan apa pun di buletin selama tidak mengandung konten pornografi, sara, ajakan mengikuti sekte sesat, dan tidak menghina dosen maupun staf serta petinggi di universitas. Untuk tarifnya, tergantung di laman mana iklanmu ingin kau pajang."

"Yang paling mudah dilihat di mana?"

"Halaman paling awal di mana iklan ditemukan. Tarifnya lima ratus ribu won, tapi jika kau ingin iklanmu dipajang di edisi mendatang, tarifnya naik seratus ribu won."

"Kenapa? Apa bedanya edisi mendatang dengan edisi lainnya?"

"Karena ada hasil liputan festival musim panas. Tim buletin bekerja sama dengan klub fotografi agar mendapatkan foto yang bagus, dan mahasiswa yang ingin mendapatkan salinannya harus membeli buletin kampus lebih dulu. Jadi, kupastikan penonton iklanmu berpotensi naik beberapa kali lipat dibanding edisi biasanya. Perbedaan harga seratus ribu won itu murah sekali dibanding dengan umpan balik yang akan kau dapatkan."

Lelaki itu menjelaskan tanpa jeda dan tergagap sama sekali. Sepertinya ia memang diposisikan sebagai bagian dari pemasaran buletin, makanya tadi responsnya langsung begitu antusias ketika tahu ada yang akan memasang iklan di buletin.

"Ya sudah. Aku akan pilih itu. Tapi kau yakin akan ada banyak yang lihat? Ini iklan darurat soalnya."

"Tentu. Aku jamin. Penjualan setelah festival musim panas selalu meningkat tajam. Semua tahu itu." Kemudian mata sipit lelaki itu memicing. "Ya, semua tahu tapi kau sepertinya tidak. Mahasiswa baru?"

Hyunjung mengangguk.

"Pantas saja. Ya sudah, cepat isi formulirnya. Sebentar lagi aku harus pergi"

Hyunjung menulis dengan cepat formulir yang diberikan, di mana nomor mahasiswa beserta jurusan dan angkatannya juga harus disebutkan. Hyunjung tidak keberatan mengisi itu, tapi ia dibuat bingung ketika harus memilih opsi pembayaran di mana salah satunya adalah kredit.

"Ini kredit maksudnya apa? Pasang iklannya bisa dikredit, begitu?"

"Ya. Nanti tagihannya akan dimasukkan ke tagihan semesteranmu. Itu strategi untuk meningkatkan minat mahasiswa yang ingin membuat iklan di buletin."

Hyunjung mengerti, tapi ia tetap memilih untuk membayar tunai. Sama saja mempermalukan diri jika memajang iklan yang ingin dipajangnya dibayar dengan kredit.

"Ini bagian penanggung jawabnya diisi nama siapa?"

"Oh, itu isi saja namaku. Kim Namjoon. Tolong isi sekalian, jadi aku biar langsung memberi stempel nanti."

Hyunjung mengiakan, kemudian menyerahkan kembali formulir itu pada lelaki yang ternyata namanya Kim Namjoon, yang ditukar dengan selembar kertas kecil berisikan deretan nomor rekening.

"Transfer pembayarannya sekarang, sekalian materi iklannya."

Enam ratus ribu won ditransfer dalam sekejap demi konten iklan yang menurut Hyunjung hanya ada miliknya saja yang demikian. Keyakinan itu semakin kuat ketika Namjoon tampak terperangah dengan konten iklan yang diberikannya.

"Kau yakin?" tanya Namjoon.

"Ya. Yakin. Jadi tolong buat banyak orang melihat iklan itu. Terima kasih."

***

DICARI ROOMMATE!

Tempat tinggal di Athena Building lantai paling atas dan akses khusus ke atap gedung

Uang sewa lima ratus ribu won tanpa deposito. Konstan. Tidak ada kenaikan dalam jangka waktu setahun, kecuali mendadak menyebalkan di pertengahan masa perjanjian

Tidak terjebak sekte sesat, tidak mendukung LGBT, tidak punya pola pikir seperti benalu

Bukan penggemar Justin Bieber

Biaya makan sendiri, tidak merasa repot melabeli makanan atau barang miliknya dengan namanya sendiri

Syarat lain tergantung pemilik rumah saat interview

Berminat? Silakan temui mahasiswi tahun pertama Fakultas Hukum, Yoon Hyunjung

Semua gender diterima, selama bukan penganut LGBT (LAGI). Terima kasih.

***

Finally, bisa publish cerita baru. Ini bakal full di wattpad. Bismillah. Lagi capek bikin project berbayar.

Jangan lupa save di library biar dapet notif kalau samdei update lagi. Gak bisa janji rutin berapa hari sekali tapi ya.

Btw... ini mungkin akan jadi tim subuh menggantikan pak dokter yg udah bahagia.

Siap ngehaluin Yoongi jadi drummer band rock?

LIVE WITH ROCKSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang