"Hyunjung, besok boleh aku pinjam laptopmu?"
Ini kali kedua Yoongi mengajak Hyunjung bicara, setelah pulang pada pukul delapan malam tadi. Yang pertama, bertanya apakah Hyunjung punya printer. Sekarang bertanya apakah ia boleh meminjam laptop Hyunjung besok.
"Hanya dua jam. Aku ada bimbingan jam sepuluh pagi dan harus bawa laptop sendiri."
Hyunjung yang sedari tadi sedang menonton tayangan drama di TV, mengangguk kaku.
"Boleh-boleh saja," katanya, mengabaikan adegan intens di TV, mengalihkan seluruh perhatian pada Yoongi yang berdiri di samping sofa yang didudukinya. "Laptopmu rusak?" imbuhnya, dan Yoongi menggeleng.
"Tidak punya."
"Tidak punya? Bukankah laptop itu benda sakral untuk mahasiswa?"
"Memang, tapi katamu aku boleh pakai komputer di kamar. Jadi aku pakai itu saja."
"Sebelumnya?"
"Ada laptop, sudah kujual. Butuh. Jadi boleh, 'kan?"
"Boleh. Kebetulan aku besok tidak harus pakai."
"Terima kasih."
Yoongi sudah akan berbalik ke kamarnya. Sudah dua langkah diambil, tapi suara Hyunjung kemudian berhasil menghentikan langkahnya.
"Yoongi, drama ini bagus."
Lantas Yoongi berbalik.
"Apa?"
"Sedang mempersiapkan untuk bimbinganmu besok, ya? Kalau tidak, mau menonton drama itu? Bagus. Segarkan sedikit isi kepalamu yang panas itu."
Musim gugur sudah berada di pertengahan. College sudah menjalani separuh tur festival mereka, berarti semakin dekat juga masa ujian dan kelulusan. Yoongi pasti semakin tertekan dengan tugas akhir yang harus selesai semester ini, ditambah banyak pekerjaan paruh waktu yang belum juga mau dilepasnya.
Dari sepengamatan Hyunjung dalam beberapa waktu ke belakang, Yoongi akan pulang lebih awal jika besok ada bimbingan atau kuis dari dosennya yang mempengaruhi nilai akhirnya. Terkadang Hyunjung bertanya, terkadang dengar dari Jiwoo yang dengar dari Namjoon.
"Aku tidak terlalu mengikuti drama," kata Yoongi. Namun seakan berbanding terbalik dari kata-katanya, ia melangkah ke sofa dan duduk di samping Hyunjung, dengan menyisakan jarak yang cukup.
"Aku hanya mengikuti yang menurutku bagus. Ini salah satunya. Tentang hukum, tapi tidak terlalu berat. Anak teknik tidak akan kesulitan untuk mengerti."
Yoongi menoleh dengan tatapan sedikit memicing.
"Kau mengejekku?"
Hyunjung ikut menoleh dengan senyum mengembang tipis.
"Tidak. Tapi apa kau akan mengerti jika ada istilah hukum yang berat dimasukkan dalam dialog drama?"
"Tidak juga." Yoongi mengembalikan pada layar TV, begitu juga dengan Hyunjung. "Kau menonton drama tentang hukum, apa demi membantu memahami materi kuliahmu?"
"Begitulah. Sebelumnya, aku cenderung suka drama dengan tema yang ringan. Cerita-cerita thriller, misteri, pembunuhan berantai, itu bukan seleraku. Tapi sejak kuliah, aku menontonnya sedikit demi sedikit. Kasus dalam drama terkadang diambil dari kasus nyata. Bisa jadi salah satu studi kasus."
"Kenapa kau memilih fakultas hukum? Bukankah sulit? Hafalannya banyak, belum lagi logikamu harus berjalan, dan itu berbeda untuk setiap kasusnya."
"Woo... kau tahu tentang hukum rupanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE WITH ROCKSTAR
FanfictionYoon Hyunjung memasang iklan termahal di buletin kampus, bahwa ia sedang mencari roommate. Tinggal di tempat strategis, murah, tanpa deposito. Dengan berbagai syarat dan proses yang merepotkan, pilihan Hyunjung jatuh pada Min Yoongi. Drummer band ro...