Ch. 15: Masalah

372 99 14
                                    

Tidak ada sepatah kata pun yang Yoongi ucapkan pada Hyunjung, setelah ia memeluknya di tangga malam itu. Begitu pelukan dilepas, Hyunjung bergegas turun dan keluar. Ia tak menoleh sedikit pun, agar Yoongi tidak menangkap basah seberapa gugup dirinya saat itu.

Hyunjung tidak keluar kamar setelahnya hingga hari berganti, dan Yoongi sudah pergi seperti biasa. Namun kali ini, Jiwoo mengirim pesan hanya untuk memberitahu bahwa Namjoon sudah bisa menghubungi Yoongi lagi. Hyunjung membalas dengan informasi Yoongi sudah pulang, tapi tidak dengan adegan pelukan di tangga darurat.

Fokus Hyunjung tadinya ada pada masalah apa yang mungkin Yoongi hadapi, sampai menghilang tanpa kabar dan tidak bisa dihubungi. Pelukan itu mengubah fokusnya pada hal lain, kenapa Yoongi ingin memeluknya? Apalagi mengungkit pelukan Hyunjung dan Jungkook sebelumnya.

Itu tidak berkaitan sama sekali. Hyunjung dan Jungkook memang sedang dekat. Jungkook pernah mencium Hyunjung di depan teman-temannya sampai fotonya tersebar. Jungkook pernah secara terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya. Ada alasan di balik pelukan yang Jungkook inginkan malam itu. Ada rasa nyaman yang Jungkook inginkan, yang hanya ingin ia dapatkan dari Hyunjung.

Lantas bagaimana dengan Yoongi? Jika alasannya juga karena rasa nyaman, kenapa harus Hyunjung? Yoongi punya saudara kembar perempuan. Mereka yang berbagi tempat di rahim yang sama bukankah harusnya memiliki ikatan batin khusus?

"Apa yang kau lamunkan?"

Suara itu membuat Hyunjung terperanjat. Yoongi dan alasan di balik permintaan pelukan itu tanpa sadar membuat Hyunjung melamun di kantin, setelah ia menyelesaikan kelas pertamanya. Tidak ada Jiwoo hari ini, tapi Jungkook yang akhirnya kembali dari Busan, baru saja menghampiri.

"Tidak ada. Bagaimana kabarmu?" tanya Hyunjung. Ia tidak akan membiarkan Jungkook tahu tentang apa yang dilamunkannya.

"Baik. Hidupku harus terus berjalan. Ayahku juga mulai bekerja hari ini."

"Akhirnya tidak mengurung diri lagi?"

Jungkook mengangguk.

"Kakakku pintar membujuknya. Entah apa yang dikatakannya, Ayah akhirnya mau sedikit mengisi perut kosongnya dan bekerja hari ini. Aku bisa ke Seoul dengan tenang."

"Dan bisa melanjutkan tugas akhirmu tanpa tambahan beban pikiran."

Jungkook mengerang. Seolah Hyunjung baru saja mengatakan sesuatu yang salah.

"Kenapa? Aku salah bicara?"

"Sebenarnya aku sedang tidak ingin mengingat sedikit pun tentang tugas akhir. Hari ini juga aku sedang tidak ada kelas sama sekali."

"Lalu kenapa ke kampus?"

"Bertemu denganmu. Apa lagi? Aku ingin mengajakmu berkeliling. Lakukan apa pun yang kau suka. Akan kutemani ke mana saja."

Hyunjung menggeleng. Hal itu menyurutkan senyum di bibir Jungkook.

"Aku biasanya lebih suka berdiam diri di rumah. Jadi, aku tidak tahu apakah ada hal yang kusuka untuk kulakukan di luar. Bagaimana kalau kita lakukan apa saja yang kau suka? Akan kutemani ke mana saja. Yang habis berduka itu kau. Jadi harusnya aku yang menghiburmu."

Senyum Jungkook mengembang lagi. Tidak sia-sia ia langsung ke kampus dari Busan, tanpa pulang ke apartemennya lebih dulu.

"Ada banyak hal yang biasa kulakukan. Kau yakin mau menemaniku ke mana saja?"

"Selama tidak ke tempat yang buruk dan kau akan meninggalkanku di sana."

"Tidak akan. Kau akan kuantar pulang dengan selamat nanti. Ayo! Aku tahu kau sudah tidak ada kelas lagi."

LIVE WITH ROCKSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang