"Hyunjung, Hyunjung!"
Hyunjung membelalakkan mata, meski hasil akhirnya tidak akan sama bulatnya dengan milik Jungkook. Lelaki yang barusan menyerukan namanya dua kali. Siang ini, Jungkook kembali seperti awal-awal saat mendekatinya, tiba-tiba muncul di depan kelasnya. Tidak memedulikan tatapan mahasiswa lain padanya, juga Hyunjung.
"Sudah kubilang, jangan ke kelasku."
Hyunjung pernah meminta pengertian Jungkook tentang satu hal ini. Kata Jungkook, jangan pedulikan yang lain. Namun, Hyunjung tidak bisa melakukannya. Sebab, setiap kali Jungkook muncul di kelasnya, ponselnya akan berisik oleh notifikasi pesan dari mahasiswa lain di kelasnya untuk bertanya apa pun tentang dirinya dan Jungkook. Itu mengganggu sekali, tidak bisa diabaikan juga.
"Kebetulan ada di dekat sini bertemu temanku tadi. Jadi sekalian saja. Sungguh."
"Iya, iya. Percaya." Hyunjung tidak mau mendebatkan sesuatu yang tidak penting di depan umum. "Ada apa? Katanya sibuk."
Hyunjung melanjutkan langkah yang sempat terhenti karena kehadiran Jungkook tadi. Mahasiswa lain juga mulai melayangkan tatapan protes, karena Hyunjung berhenti tepat di mulut pintu kelas. Menghalangi yang lain, yang ingin keluar kelas.
"Dosen pembimbingnya ada urusan mendadak, dan teman-teman lainnya belum siap dengan bagian masing-masing untuk latihan praktikum terakhir."
"Kapan siapnya mereka? Setiap tiba waktu latihan, selalu saja bilang belum siap. Waktunya tinggal sebulan lagi sebelum pertunjukan. Bisa-bisa kau gagal lulus karena teman-temanmu yang tidak niat itu."
Terkadang, Jungkook mengeluhkan tugas akhirnya yang sulit. Dosen sulit dihubungi dan teman-teman satu kelompok proyek terakhirnya juga agak sulit diajak kerja sama menjadi dua hal yang paling sering dikeluhkan. Padahal, kelulusannya bergantung sangat pada keduanya.
"Mereka juga sibuk dengan tugas individu masing-masing. Dosen pembimbingnya ada yang lebih menyulitkan dibanding aku. Lagi pula, sekarang akhir tahun. Waktunya liburan. Sepertinya di kampus ini, hanya kau yang masih punya kelas hari ini."
"Yang tadi itu kelas pengganti."
Seharusnya, mahasiswa sudah diliburkan sejak satu hari sebelum natal. Itu sudah tiga hari yang laku. Namun ada beberapa mahasiswa yang harus rela masuk di hari libur. Seperti Hyunjung yang harus menghadiri kelas pengganti dari jadwal kelas yang pernah dibatalkan sebelumnya, atau Jungkook yang harus menemui dosen pembimbingnya demi perkembangan tugas akhirnya.
"Hari ini ikut aku, ya?" kata Jungkook. "Karena tidak bisa ikut saat malam tahun baru nanti, jadi teman-temanku mengharuskanku untuk datang ke pesta ulang tahun salah satu temanku."
Langkah Hyunjung terhenti ketika mendengar tentang pesta teman-teman Jungkook. Ajakan seperti itu harusnya menjadi hal wajar, tapi Hyunjung merasa dirinya memiliki pengalaman buruk dengan pesta teman-teman Jungkook.
"Ada apa?" Jungkook menghentikan langkah juga setelah satu langkah di depan Hyunjung.
"Kau harus datang ke pesta temanmu?"
Jungkook mengangguk.
"Bagaimana jika aku tidak bisa ikut?"
"Kenapa? Kau sudah ada acara?"
Hyunjung menggeleng.
"Aku tidak akan keberatan pergi denganmu, tapi tidak ke pesta teman-temanmu. Maaf, Jungkook. Sepertinya aku tidak cocok dengan teman-temanmu selain College."
Jungkook sempat tidak mengerti. Ia memutar langkah sedikit, memosisikan dirinya menghadap Hyunjung. Sesaat, Jungkook menatap lurus pada pasang manik coklat Hyunjung. Ketimbang ketidaksukaan, Jungkook melihat ketidaknyamanan di sana. Dalam sepersekian detik, alasan yang menjadi penyebab ketidaknyamanan Hyunjung langsung melintas di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE WITH ROCKSTAR
FanfictionYoon Hyunjung memasang iklan termahal di buletin kampus, bahwa ia sedang mencari roommate. Tinggal di tempat strategis, murah, tanpa deposito. Dengan berbagai syarat dan proses yang merepotkan, pilihan Hyunjung jatuh pada Min Yoongi. Drummer band ro...