Ch. 01: Seleksi

391 112 37
                                    

Han Jiwoo tidak habis pikir dengan saudara sepupunya, Yoon Hyunjung. Ia pikir Hyunjung hanya berkelakar ketika minggu lalu bilang ingin mencari roommate, tapi rupanya perempuan yang baru genap dua puluh tahun pada musim lalu itu malah sampai memasang iklan di buletin kampus.

"Kau tahu apa yang kukhawatirkan? Para lelaki buaya darat akan memanfaatkan kesempatan ini. Apalagi jika nanti mereka tahu bahwa tempat tinggal yang kau tawarkan adalah milikmu sendiri. Beserta keseluruhan gedung."

Jiwoo masih sempat memberi nasihat ketika ia disibukkan dengan persiapannya untuk mengisi summer class bagi mahasiswa pertukaran pelajar dari luar negeri besok. Bahasa Inggris Jiwoo bagus, jadi ia mengambil kesempatan ketika dosennya menawarkan kesempatan untuk mengajar bahasa Korea untuk mahasiswa asing.

"Kau tahu aku bisa menyeleksi orang-orang buruk yang ingin masuk ke dalam hidupku. Makanya sejauh ini hanya kau yang bertahan di sisiku. Yang perlu kau khawatirkan adalah dirimu sendiri, Kak. Bibi pasti uring-uringan nanti."

"Wah... benar juga. Kenapa aku bisa lupa itu?"

Ibu Jiwoo adalah kakak dari ibu Hyunjung. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Jiwoo, Hyunjung adalah pemilik gedung dari tempat tinggalnya sendiri, dan ibu Jiwoo selalu memaksa Jiwoo untuk bisa membujuk Hyunjung agar mengizinkannya tinggal di sana. Jiwoo dan Hyunjung sangat dekat, tapi keduanya sepakat untuk tidak mengabulkan hal tersebut.

"Kak, berapa kali kau akan mengajar di summer class? Liburan musim panasmu selalu menyebalkan begini. Tetap sibuk dan tidak bisa diajak ke mana-mana."

"Masih ada dua kelas lagi. Besok dan satu lagi minggu depan. Pengalaman seperti ini penting. Kau juga jangan hanya kuliah lalu pulang."

"Aku sudah ikut klub seperti yang kau sarankan."

"Hanya klub debat."

"Itu yang kubutuhkan untuk jurusanku. Kau bilang setidaknya pilih satu klub yang kubutuhkan. Satu itu sudah lebih dari cukup."

"Ya... untuk pemalas sepertimu mungkin cukup. Lagi pula, jika nanti kau tidak bekerja setelah lulus, kau tidak perlu khawatir soal uang."

"Kak...."

"Oke. Kita tidak boleh membahas soal itu lagi. Maaf. Omong-omong, di mana kau akan menyeleksi calon-calon roommate-mu besok?"

"Di kafe bawah. Aku malas ke mana-mana. Sudah izin dengan Kak Seokjin juga."

***

Awalnya, Hyunjung sempat ragu apakah akan ada yang melihat iklannya di buletin kampus. Pikirnya, siapa juga yang masih membaca buletin kampus zaman sekarang? Namun benar apa yang dikatakan si pengurus iklan buletin, Kim Namjoon. Penjualan buletin kampus meningkat setelah festival musim panas. Foto-foto hasil jepretan anggota klub fotografi di buletin itu menjadi incaran. Alhasil, banyak yang melihat iklan Hyunjung juga.

Hyunjung sengaja tidak mencantumkan nomor kontak di iklannya, agar tidak ada orang iseng atau tidak terlalu banyak yang menghubunginya. Jadi, mereka yang ingin menjadi roommate-nya akan berusaha mencari tahu siapa Hyunjung entah bagaimana caranya.

Ada yang memanfaatkan relasi bagi mereka yang punya kenalan dengan mahasiswa di fakultas hukum. Ada juga beberapa yang berhasil menemukan akun media sosialnya dan mengirim pesan di sana. Banyak juga teman seangkatannya yang berminat, tapi Hyunjung menerapkan seleksi awal bagi mereka. Hyunjung sudah tahu mana yang menyebalkan mana yang tidak.

Dengan berbagai pertimbangan yang Hyunjung miliki, akhirnya hari ini ada lima belas orang yang akan diwawancara untuk menjadi roommate-nya. Persis seperti seleksi kerja.

LIVE WITH ROCKSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang