Ch. 07: Antara

331 91 54
                                    

Ini pertama kalinya, mungkin. Kalau diingat-ingat, setelah hampir dua bulan, ini adalah kali pertama Yoongi menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah. Ia tidak kuliah, latihan band, atau bekerja paruh waktu.

Sejak pagi di kamar, siang keluar untuk makan bibimbab instan yang dibeli di minimarket dan dipanaskan kembali di microwave, lalu kembali ke kamar. Malamnya baru keluar, ingin makan malam dan kebetulan Hyunjung juga sedang menyantap makan malamnya di meja makan.

"Kenapa melihatku begitu?" Yoongi menyadari jika Hyunjung tak melepas pandangan darinya, sejak ia keluar kamar.

"Aku selalu takjub dengan keajaiban," kata Hyunjung.

"Apa?"

"Melihatmu di rumah seharian itu keajaiban, kau tahu? Selama ini kau di rumah hanya untuk tidur."

Yoongi tak merespons. Ia membuka kulkas—sesuatu yang sempat tertunda untuk dilakukan, lalu mengambil persediaan makanan instannya untuk dipanaskan.

"Yoongi," panggil Hyunjung, dan yang dipanggil pun menoleh.

"Kau ada alergi pada makanan tertentu?"

Yoongi menggeleng.

"Berarti kau bisa makan kepiting. Baguslah. Bantu aku habiskan."

Hyunjung beranjak untuk mengambil mangkuk kosong, lalu diisi sup kepiting pedas yang ada di panci di atas kompor. Masih hangat, Hyunjung belum lama memanaskannya untuk makan malamnya sendiri.

Tidak hanya itu, Hyunjung juga merebut makanan instan Yoongi dan memasukkannya kembali ke kulkas. Lantas, ia menggantinya dengan nasi instan yang diambilnya dari rak atas dapur.

"Panaskan ini saja. Bantu aku habiskan kepitingnya. Yura memberiku terlalu banyak. Kulkas akan bau dan mengontaminasi makanan lain di dalamnya kalau aku menyimpannya di sana. Cepat."

Hyunjung kembali duduk, tapi matanya tak lepas dari Yoongi, hingga lelaki itu melakukan sesuai yang dikatakannya. Ia mengulas senyum begitu Yoongi memanaskan nasi instan, baru setelahnya mengalihkan pandangan darinya.

"Kau masak banyak sekali," komentar Yoongi, membawa nasi instannya yang sudah dipanaskan, lalu duduk berseberangan dengan Hyunjung.

"Bukan aku yang masak. Yura. Kang Yura. Dia tinggal di lantai tiga dan baru saja dikunjungi ibunya dari Sokcho, yang membawakan banyak sekali kepiting salju. Katanya dia membagikan ini dengan beberapa tetangga, termasuk aku." Hyunjung melirik panci di atas kompor. "Aku saja dapat sebanyak itu. Pasti ibunya membawa sebanyak satu dek kapal."

"Kenapa dipanaskan semuanya? Seperlunya saja yang sanggup kau makan."

"Tidak. Kulkas akan bau kepiting. Makanan kita di sana akan terkontaminasi baunya. Makan saja. Yang banyak. Sebanyak-banyaknya. Pokoknya yang di panci itu harus habis."

"Yang benar saja." Yoongi menyahut ketus, tapi disambut senyum lebar oleh Hyunjung.

"Bercanda. Makan saja yang sanggup kau makan. Tambah nasinya kalau kurang."

Mereka menikmati makan malam dalam diam. Yoongi bisa makan banyak, lebih dari yang sanggup Hyunjung lakukan. Nasi instannya tambah dua kali, kepitingnya tambah sekali. Meski sudah makan banyak, yang di panci tetap tidak habis.

"Akan kusimpan di kulkas. Jangan memaksakan diri begitu," kata Hyunjung. Yoongi sudah tampak kewalahan.

"Kepitingnya dimasak dengan sangat baik. Aku tidak bisa berhenti makan."

"Ibu Yura memang punya restoran makanan laut di Sokcho."

Hyunjung memindahkan sisa kepiting dari panci ke wadah yang bisa muat di kulkas. Sementara Yoongi dengan kesadaran sendiri membereskan meja, lalu mencucinya di wastafel. Hyunjung membiarkannya, agar tidak merusak suasana dan membuat Yoongi merasa segan.

LIVE WITH ROCKSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang