Ch. 09: Busan

322 99 21
                                    

Kalau sudah mulai cerewet perihal Hyunjung yang enggan bersosialisasi dengan banyak orang, terkadang Jiwoo itu menyebalkan. Namun jika sudah ada di situasi seperti saat ini, Hyunjung mulai berpikir bahwa Jiwoo ada benarnya.

Di Festival Busan, Hyunjung tidak memiliki akses ke backstage. Sehingga, ia harus berkeliling sendirian, berjubal dengan ratusan orang lainnya. Ia merasa asing, dan semakin terasa asing ketika ia mendengar orang-orang bicara dengan aksen yang berbeda darinya. Satoori adalah dialek khas dari wilayah lain, selain Seoul. Busan pun salah satu daerah yang memiliki satoori yang kuat. Terdengar seperti ingin memancing keributan, tapi sebenarnya tidak.

Untuk pertama kalinya dalam hidup, Hyunjung merasa menjadi minoritas di negaranya sendiri. Ketika ia menghampiri salah satu stand makanan dan memesan dengan logat Seoul-nya, para penjual langsung mengenali bahwa Hyunjung adalah pendatang. Ada yang sekadar melebarkan mata, ada juga yang berhati baik dan memberikan bonus makanan untuknya.

Penampilan College masih lama. Giliran mereka pukul dua siang, dan itu masih dua jam lagi. Sementara pengisi acara sudah harus berada di backstage, Hyunjung tidak tahu harus berbuat apa selama dua jam ke depan.

Hingga di tengah rasa bosannya, ponsel Hyunjung tiba-tiba berdering. Ada nama Jungkook tertera, jadi Hyunjung langsung menjawabnya.

"Kau di mana?"

Hyunjung menoleh ke kanan dan kiri, mencari sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk untuk Jungkook.

"Depan stand hotteok. Tidak jauh dari panggungmu nanti. Kenapa?"

"Tunggu di sana. Jangan ke mana-mana."

Jungkook memutuskan panggilan, sebelum Hyunjung merespons. Namun Hyunjung sudah bisa menarik kesimpulan, bahwa Jungkook akan menghampirinya. Jadi ia memutuskan untuk menunggu.

Dan benar saja. Setelah sekitar lima menit, Jungkook muncul, langsung merebut satu hotteok yang Hyunjung punya.

"Aku rindu hotteok di sini," katanya.

"Kau pernah ke sini?"

"Kampung halamanku di sini. Orang tuaku masih di Busan. Keluargaku yang lain juga masih di sini."

"Benarkah?" Hyunjung tidak menduganya. Sebab aksen Seoul Jungkook sangat bagus. Tidak terdengar ada campuran dialek daerah lain dari cara bicaranya selama ini.

"Aku lahir dan tumbuh di sini. Setelah lulus SMA, aku baru ke Seoul untuk kuliah. Makanya aku mengajakmu ke sini, karena aku familier dengan banyak tempat bagus di sini. Kita jalan-jalan setelah selesai."

"Dan sekarang belum selesai. Giliran kalian saja belum. Kenapa malah ke sini?"

"Memangnya kau pikir aku tidak bosan menunggu dua jam di backstage? Jalan-jalan sebentar tidak ada salahnya. Ayo!"

Hyunjung tidak merasa kesepian lagi. Sedari tadi ia sudah berkeliling, tapi ia tidak keberatan melakukannya lagi jika ada Jungkook di sampingnya. Antusias seperti biasa, dengan tambahan tangan Hyunjung tak dilepas dari genggamannya.

Sejujurnya, Hyunjung belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Di masa SMA, pernah menaruh perhatian pada senior, tapi tak dilanjutkan karena satu dan lain hal. Semenjak itu, Hyunjung hanya fokus pada dirinya sendiri, menarik diri dari berbagai bentuk pergaulan.

Ketika masuk kuliah pun, sebenarnya Hyunjung juga tidak berencana untuk mengubah pola hidupnya. Bergaul seperlunya, lalu mengasingkan diri seperti biasa. Semua itu berubah sejak Hyunjung tahu ada band bernama College, melihat vokalisnya yang menarik, lalu bisa kenal lebih dekat saat dipaksa ikut ke kelab bersama mereka oleh Jiwoo.

LIVE WITH ROCKSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang