Ch. 20: Tahun Baru

405 106 28
                                    

"Jadi sungguh gagal total?"

Sesungguhnya, Jiwoo cukup berharap dengan hubungan Hyunjung dan Jungkook. Menurutnya, pengalaman kencan pertama Hyunjung akan menakjubkan jika dilakukan dengan seseorang seperti Jungkook. Tampan, populer, sungguh sempurna. Sayangnya, kekurangan Jungkook adalah sesuatu yang memang tidak bisa Hyunjung toleransi sama sekali.

"Tidak ada harapan. Dan aku sungguh sudah tidak berharap sama sekali dengannya. Berteman pun hanya saat dia bersama College saja. Aku tidak suka teman-temannya yang lain."

Jiwoo bisa memakluminya. Seseorang yang lebih suka menyendiri seperti Hyunjung tentu tidak akan cocok dengan circle pertemanan Jungkook yang suka sekali dengan 'kebersamaan'. Bukan hanya kumpul bersama, tapi sesuatu yang seharusnya menjadi privasi pun dijadikan konsumsi bersama.

"Padahal aku mau mengajakmu double date nanti malam. Kak Seokjin menyewa vila di Incheon untuk merayakan tahun baru."

"Tidak. Terima kasih. Aku tidak mau jadi obat nyamuk kalian. Andai hubunganku dengan Jungkook masih ada harapan pun...." Hyunjung menggeleng. "Tidak. Tetap tidak. Aku tahu kau dan Kak Seokjin akan bagaimana, dan aku tidak siap jika Jungkook ingin melakukan hal yang sama denganku di sana."

"Kenapa?" Mata Jiwoo memicing. Senyum tipis tersungging, menggoda si sepupu yang sungguh awam dengan hal-hal yang umum dilakukan saat berkencan. "Kalian sudah berciuman. Melakukan sedikit upgrade tidak sesulit itu kok."

"Tidak semudah itu." Hyunjung mengaduk-aduk matcha latte-nya, wajahnya tampak masam.

"Kau hanya takut. Sekalinya punya kesempatan untuk mencoba, lelakinya malah berengsek seperti Jungkook. Tapi mati satu tumbuh seribu, Hyun. Coba cari alternatif lain. Lelaki lain yang mungkin menarik perhatianmu atau... bagaimana dengan bermain dating app?"

Hyunjung mengerutkan kening. Ia tahu bermain dating app sedang populer belakangan ini, dan mulai menyaingi kencan buta yang sudah menjadi bagian dari budaya percintaan sejak puluhan tahun silam. Namun, Hyunjung pikir dirinya tidak seputus asa itu sampai perlu membuat akun di aplikasi kencan hanya untuk mencari pengalaman berkencan.

"Memang ada risikonya, tapi ada banyak juga yang berhasil kok. Saudara temanku baru menikah bulan lalu dan mereka berkenalan pertama di aplikasi kencan. Teman-temanku yang lain juga banyak yang melakukannya dan berjalan dengan baik."

Jiwoo mendekatkan wajahnya, meski ada satu meja yang memisahkan dirinya dengan Hyunjung. Satu tangan didekatkan ke bibir, bermaksud menutupi apa yang ingin dikatakannya.

"Andai aku tidak punya Kak Seokjin dan sudah ada Namjoon juga, aku juga ingin cuci mata di sana."

Hyunjung mendecih. Bahkan sebelum kenal Seokjin, Jiwoo memang suka berpetualang dengan lelaki. Bukan yang mau dengan sana sini, tapi Jiwoo seakan tidak akan membiarkan dirinya melajang lebih dari sebulan.

Daftar mantan kekasihnya ada banyak, dan yang menjalin hubungan paling lama dengannya adalah Kak Seokjin. Andai Kak Seokjin tidak bersikeras mempertahankan hubungan mereka, mungkin sudah ada lebih banyak nama yang akan mengisi daftar tersebut.

Tak berselang lama, si pemilik nama yang turut dibicarakan pun muncul. Seokjin habis menyelesaikan laporan tutup buku kafenya. Bersama Jiwoo, Seokjin harus segera berangkat ke Incheon sebelum terjebak kemacetan.

"Lho? Mana kekasihmu? Kata Jiwoo, kau juga akan ikut."

"Aku tidak punya kekasih, Kak."

"Yang kemarin itu?"

"Hanya dekat, dan sekarang sudah tidak dekat lagi. Sudahlah, pergi saja kalian. Jangan malah jadi sibuk mengurusiku."

"Oh, gagal?" sahut Seokjin dengan mudahnya. "Kau bisa pesan satu minuman lagi, gratis. Pelipur lara dariku. Minta saja dengan Jihyo. Dia akan menjaga kafe ini sampai tutup jam sepuluh nanti."

LIVE WITH ROCKSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang