"Hyunjung, tidakkah kau pikir bahwa kau ini terlalu baik padanya?"
Jiwoo mendengar semuanya dari Namjoon. Segala sumber cerita yang menyangkut College memang selalu dari lelaki itu, termasuk tentang Yoongi yang ingin menunda sekali lagi kesempatannya untuk lulus semester ini. Padahal, Yoongi sudah mengerjakan separuh lebih tugas akhirnya.
Namjoon juga bilang, jika ia akan meminjamkan uang pada Yoongi meski ditolak, tapi kemudian rencana itu digagalkan oleh Yoongi sendiri. Katanya, Yoongi sudah menemukan jalan keluar dari masalahnya tanpa harus mengorbankan kesempatan lulusnya.
Di hari berikutnya, ketika Jiwoo menceritakan hal tersebut pada Hyunjung, Jiwoo menemukan fakta baru bahwa jalan keluar yang Yoongi miliki adalah kesempatan dari Hyunjung. Sewa bulan depan dilonggarkan, bisa dibayar kapan saja Yoongi memiliki uang, tapi harus dibayar. Selain itu, Yoongi juga diberi pekerjaan meski hanya bantu-bantu di agen real estate yang memasarkan gedung-gedung warisan orang tuanya.
"Aku tidak memberinya uang secara cuma-cuma, seperti yang mungkin Namjoon lakukan." Hyunjung membawa dua cangkir berisi coklat panas menuju ruang tengah, tempat di mana Jiwoo menunggunya selagi TV di sana menayangkan iklan produk kecantikan.
"Tetap saja, apa yang kau berikan pada Yoongi adalah sesuatu yang sangat bernilai jika diuangkan. Zaman sekarang mana ada orang sebaik kau yang akan memberikan keriinganan uang sewa dan pekerjaan sekaligus?"
"Ya... anggaplah aku terlalu baik, tapi kulihat Yoongi sepertinya bisa dipercaya. Jika Yoongi adalah seseorang yang punya sifat buruk, Namjoon juga takkan percaya begitu saja meminjamkan uang padanya demi kelulusannya."
"Benar juga katamu, tapi... jika para penyewamu tahu, bagaimana? Uang sewa mereka sekarang saja sudah lebih mahal dibanding uang sewa yang kau terapkan pada Yoongi."
"Jangan sampai mereka tahu. Aku tahu beberapa penyewa sudah bergunjing tentang aku, karena mereka pasti pernah melihat Yoongi naik lift yang sebelumnya hanya aku yang memakainya. Mereka tahu aku tinggal satu atap dengan laki-laki. Tapi, masa bodoh. Jika mereka tidak suka, tinggal cari tempat tinggal lain saja."
"Kau benar. Aku lupa mengatakan ini padamu, tapi Kak Seokjin pernah bilang kalau ada beberapa orang yang bertanya tentang siapa orang yang tinggal bersamamu."
"Kak Seokjin? Tapi dia belum pernah mengatakan itu padaku."
"Karena itu bukan urusannya. Kau tahu Kak Seokjin seperti apa. Meski kalian cukup akrab, tapi Kak Seokjin selalu bilang tidak tahu tentang Yoongi dan bagaimana kalian di sini. Kalau ada yang bersikeras tanya terus, Kak Seokjin selalu mengancam akan memintamu untuk mencabut jatah diskon di kafenya."
Hyunjung tertawa mendengarnya. Kak Seokjin yang ia tahu memang seperti yang Jiwoo katakan barusan. Ia tidak peduli dengan apa yang tidak menjadi urusannya. Selain itu, ia juga cukup perhitungan jika sudah menyangkut dengan bisnisnya. Setiap bulan, Hyunjung selalu menerima invoice dengan rincian yang begitu lengkap tentang siapa saja yang mendapat diskon di kafenya, dan berapa saja yang harus Hyunjung bayar, karena itu merupakan bagian dari fasilitas yang Hyunjung berikan untuk setiap mereka yang tinggal di gedungnya.
"Kuharap Kak Seokjin sungguh menemuiku untuk memintaku melakukannya. Terkadang, mereka menggunakan jatah diskonnya melebihi yang sudah ditentukan."
"Ada yang seperti itu?"
"Ada. Dulu sering saat aku masih SMA, dan aku tidak begitu menyadarinya. Aku hanya membayar tagihan yang Kak Seokjin berikan padaku, tapi kemudian aku mulai merasa aneh karena tagihannya terus bertambah padahal jumlah penyewanya pun tidak berubah, malah berkurang jika ada yang pindah."
"Bagaimana kau menyadarinya pertama kali?"
"Aku harus berterima kasih pada ketelitian Kak Seokjin, karena dia mencantumkan nama dan nomor kamar para penerima diskon di kafenya, yang nantinya dibayarkan olehku. Apa pun minuman yang mereka pilih, mereka hanya bisa memperoleh diskon satu kali dalam sehari. Tapi ada yang sampai membeli tiga kali. Tadinya Kak Seokjin tidak tahu jika ketentuannya begitu, dan mulai membuat rincian seperti itu setelah tahu jika mereka mendapatkan diskon bukan untuk diri mereka sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE WITH ROCKSTAR
FanfictionYoon Hyunjung memasang iklan termahal di buletin kampus, bahwa ia sedang mencari roommate. Tinggal di tempat strategis, murah, tanpa deposito. Dengan berbagai syarat dan proses yang merepotkan, pilihan Hyunjung jatuh pada Min Yoongi. Drummer band ro...