Ch. 22: Awal Mula

451 102 45
                                    

Menjadi popular atau tidak adalah suatu pilihan, harusnya begitu. Sebab ada orang yang memang begitu menginginkan sorotan dan cinta dari publik, sehingga mereka melakukan berbagai upaya orang-orang mengenal dirinya. Orang-orang seperti ini biasanya membangun citra dengan menjadi influencer di media sosial, misalnya.

Namun tidak hanya sekali terjadi, bahwa orang-orang yang tidak menginginkan ketenaran justru mendadak terjebak dalam situasi di mana dirinya jadi pusat perhatian publik. Misalnya, tanpa sengaja terlibat dalam percobaan sosial yang direkam dari jauh. Meski memakai masker, terkadang orang-orang dekat akan mengenalinya dan berkomentar dengan menyebutkan identitasnya.

Atau contoh lainnya, Yoon Hyunjung. Salah satu pedoman hidupnya adalah, hidup dengan tenang, jauh dari perhatian orang lain, bersosialisasi seperlunya hanya untuk membuat orang lain tahu ada manusia hidup seperti dirinya. Namun pedoman itu terusik sejak dirinya mengenal College musim panas lalu.

Hyunjung pikir, memasang iklan pencarian roommate di buletin kampus adalah tindakan paling ekstrim yang akan dilakukannya, tapi petualangannya tidak berhenti sampai situ. Dengan lolosnya Yoongi sebagai roommate terpilih, Hyunjung jadi tahu College, band bentukan klub musik kampusnya.

Setelah tahu College, Hyunjung jadi tertarik dengan Jungkook. Vokalis College yang termasuk populer di universitas. Kegilaan terus berlanjut saat Jungkook juga tertarik padanya, terang-terangan mendekatinya. Hingga kenyamanan Hyunjung terusik saat Jungkook menciumnya di depan teman-temannya, dan fotonya tersebar.

Satu universitas jadi tahu Hyunjung dekat dengan Jungkook. Beberapa mungkin berpikir mereka sudah resmi berkencan. Hubungan mereka cukup mendapat sorotan, sampai apa yang terjadi di pesta Lee Changhyuk juga tersebar ke seantero kampus yang bahkan sedang libur akhir tahun.

Hyunjung sudah lelah dengan sorotan yang disebabkan oleh Jungkook, tapi tindakan Yoongi kemarin malah membuat sorotan itu seolah tak akan menemui kata henti. Yang lebih menyebalkan adalah, Yoongi tahu jika Hyunjung tidak suka dengan semua sorotan itu.

"Aku hanya menjawab pertanyaan Jiwoo." Begitu cara Yoongi mengelak saat Hyunjung terus menunjukkan kekesalannya atas tindakannya kemarin. Hari sudah berganti, dan Hyunjung belum menghilangkan kusut di wajahnya.

"Tidak harus di depan umum juga, 'kan?"

"Jiwoo bertanya di depan umum."

"Itu karena kau tiba-tiba memelukku di depan matanya. Di depan mata semua orang."

"Itu karena kau juga membalas pelukanku."

Hyunjung kehabisan kata untuk membalas. Ia kesal karena Yoongi bersikap seolah tidak ada masalah padahal tahu di mana letak kesalahannya. Hyunjung sampai menunjukkan isi grub obrolan kelasnya yang tak luput membicarakan hubungan mereka di tengah masa ujian akhir semester—biasanya grub obrolan hanya berisi pertukaran data ringkasan materi yang mungkin akan keluar saat ujian.

"Terserah. Jangan bicara padaku sampai kau sadar salahmu di mana." Hyunjung beranjak dari sofa ruang tengah yang ditempatinya bersama Yoongi, hendak kembali ke kamarnya. Langkah belum diambil, tapi ia sudah menoleh lagi pada Yoongi yang masih duduk.

"Jangan bicara padaku sampai ujianku selesai dan situasinya mereda." Hyunjung meralat ucapannya. Namun kali ini, Yoongi tidak terima. Sebelum sempat pergi, tangan Hyunjung sudah lebih dulu dicekal.

"Tidak bisa begitu." Tangan Hyunjung ditarik pelan agar kenbali duduk di sampingnya. Tidak berhenti di situ, Yoongi juga menarik Hyunjung ke dalam pelukannya. Meski mendapat penolakan, Yoongi bersikukuh mempertahankan tindakannya.

"Bicaranya begini saja. Aku bosan melihat wajah kesalmu sejak kemarin."

"Jangan lihat aku sekalian!"

"Tidak bisa. Sudah terlanjur ingin melihatmu setiap hari. Dengar aku dulu, ya. Gantian. Kau sudah mengungkapkan kekesalanmu sejak kemarin."

LIVE WITH ROCKSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang