Hyunjung terheran dengan roommate barunya. Ini bukan yang pertama kali, mungkin, tapi Hyunjung baru menyadari betapa Yoongi adalah sosok yang agak berbeda dengan orang-orang yang dikenalnya—atau pada umumnya.
"Kau hanya bawa itu?" Hyunjung hanya ingin memastikan. Siapa tahu, di bawah masih ada satu mobil barang-barang yang diangkut dengan bantuan jasa perusahaan angkut. Bukan sekadar satu koper dan kandang untuk seekor anak kucing jalanan.
"Ada satu kardus lagi berisi semua keperluan kuliahku. Ada di lantai dasar, kutitipkan ke petugas keamanan karena tidak bisa kubawa sekaligus. Oh ya, aku boleh bawa peliharaan, 'kan? Tidak ada larangan di surat perjanjian, tapi mungkin kalau kau alergi atau apa, aku bisa pikirkan alternatif lain."
"Alternatif apa? Meninggalkan kucing itu di luar?"
Yoongi tidak lantas menjawab. Hyunjung masih memegang penuh kuasa atas tempat tinggal barunya, tapi ia juga tidak sampai hati meninggalkan kucing mungil tak berdosa itu di luar. Ketidaktegaan itu tampak jelas di wajahnya, dan Hyunjung yang menyadarinya pun mengulas senyum lebar.
"Tidak. Tidak apa-apa. Aku tidak alergi. Siapa namanya?"
"Jun."
"Jun? Nama yang bagus. Berikan Jun padaku, taruh dulu kopermu di sini dan ambillah sisa kardusmu di lantai dasar. Ada Bibi menyebalkan yang tinggal di lantai lima, yang akan memaksa membuang kardus itu meski petugas keamanan berkata ada pemiliknya. Dia selalu menganggap barang orang lain sampah."
Hyunjung hanya membantu Yoongi dengan kandang kucingnya. Jun tampak ramah dan tak banyak mengeong, makanya ia berani membuka pintu kandang dan meraih kucing yang masih cukup kecil tersebut.
"Apa yang kau tunggu?" Hyunjung mendongak, menatap Yoongi yang tak kunjung beranjak mengambil barangnya.
Yoongi hanya menggeleng, tak mengatakan sepatah kata pun. Ia lantas berbalik kembali ke lift, dan turun untuk mengambil satu barangnya yang masih ada di lantai dasar. Yoongi memikirkan perkataan Hyunjung tadi, bahwa mungkin akan ada orang menyebalkan yang akan membuangnya. Kardusnya memang tampak seperti tempat penampungan sampah, tapi isinya adalah bagian penting dari masa depannya.
Sementara di lantai teratas, Hyunjung dibuat tersenyum karena kehadiran Jun. Kucing jantan milik Yoongi, yang akan menjadi roommate tambahan yang dengan senang hati diperbolehkan tinggal gratis di sana.
Hyunjung suka dengan kucing, tapi terlalu malas untuk merawatnya. Memperhatikan diri sendiri saja terkadang malas, apalagi makhluk hidup lain. Yang ada, nanti malah terbengkalai dan Hyunjung merasa dirinya akan menjadi manusia jahat.
Jun ini akan menjadi kasus yang berbeda. Yang merawatnya Yoongi, jadi Hyunjung hanya tinggal numpang bersenang-senang dengan makhluk lucu itu. Sebagai balasannya, mungkin Hyunjung akan sesekali membelikan makanan atau vitaminnya.
Berselang kurang lebih sepuluh menit, Yoongi akhirnya kembali. Wajahnya yang memang sudah biasa terlihat datar, kali ini tampak begitu sebal. Ia meletakkan kardusnya di samping koper yang masih tergeletak tak jauh dari lift, lalu mendengkus kasar.
"Boleh aku ambil minum?"
Hyunjung mengangguk, tak paham kenapa Yoongi tiba-tiba berubah suasana hatinya. Ia hanya memperhatikan lelaki itu melangkah lebar menuju dapur, lalu mengambil sebotol air mineral yang ada di kulkas.
"Kau benar," katanya, setelah menandaskan separuh isi air mineralnya. "Barangku hampir dibuang. Bibi menyebalkan sedang berdebat dengan petugas keamanan, lalu menuduhku pencuri karena aku menggunakan lift itu."
Hyunjung ikut mendengkus. Ia membawa Jun dalam gendongannya, mendekati Yoongi yang berdiri di samping konter dapur, kemudian berhenti dengan menyisakan jarak sekitar dua meter.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE WITH ROCKSTAR
FanfictionYoon Hyunjung memasang iklan termahal di buletin kampus, bahwa ia sedang mencari roommate. Tinggal di tempat strategis, murah, tanpa deposito. Dengan berbagai syarat dan proses yang merepotkan, pilihan Hyunjung jatuh pada Min Yoongi. Drummer band ro...