Mook Pov
Aku sedikit berlari sambil berharap Gun masih berada di Loby. Langkahku terhenti saat melihat Gun tengah berdiri menatapku dengan senyuman.
“ G...Gun ” Aku mencoba menahan air mataku saat melihat pria mungil itu tersenyum kepadaku.
“ Maaf ” Ucapnya membuat aku tak kuasa lagi menahan rasa ingin memeluknya. Aku berlari kearahnya dan memeluknya dengan erat.
“ Kamu.. ? ” Tanyaku takut untuk membuka kembali luka itu.
“ Errr.. aku sudah mendengar segalanya ” Jawabnya sembari mengelus punggungku.
“ Bagaimana bisa? ” Tanyaku lagi dan kini memandang dirinya dengan bingung.
“ Kami menunggu didepan kamar Off ” Jawab P'Tay dan aku menatapnya.
“ Begini... ” Sambung Oab dengan tersenyum.
Mook Pov End
Flashback
Gun Pov
" Apa yang salah ? " Aku tak dapat menahan airmataku lagi.
" Hm, tidak ada yang salah jika itu maumu, lakukan saja tapi aku menyerah " Aku bangkit berdiri dan kemudian aku berlari lalu keluar dari apartemen Off sambil menangis.
Setelah membuka pintu apartemen dan menutupnya dengan kasar, aku berlari hendak pergi darisana namun langkahku terhenti dengan tiba - tiba, aku berpikir untuk mendengarkan semua alasan dari semua pihak. Setelah merasa bahwa tidak ada yang mengejarku, aku bersandar ditembok dekat pintu apartemen Off. Dan tidak sampai 5 menit rasanya aku disana, Oab keluar dengan wajah yang begitu kecewa, ia bahkan tak menyadari keberadaanku disana, aku memegang tangannya saat ia hendak melewatiku.
“ Lepaskan... Gun ? ” Ucapnya saat melihatku tersenyum, dari sorot matanya begitu jelas bahwa ia sangat bingung mendapati keberadaanku disana.
“ Maafkan Off... ” Ucapku dan dia mengangguk lalu tersenyum.
“ Dia.. ” Belum sempat melanjutkan kata - kataku, Oab memelukku.
“ Maaf.. ” Ucapnya, aku terdiam.
“ Belum bisa berhenti mencintaimu ” Lanjutnya, aku membalas pelukannya.
“ Tidak apa - apa, aku merasa sangat terhormat bisa dicintai olehmu. Terima kasih selalu ada untukku ” Balasku dan ia mengelus puncak kepalaku dengan lembut.
“ Aw... Sedang apa kalian ? ” Tiba - tiba saja P'Tay yang ntah kapan sudah berada disampingku dengan wajah bingungnya melihat kami berdua masih berada didepan apartemen Off.
“ Apa kamu sungguh - sungguh ingin merebut Gun lagi dari Off ? ” Tanya P'Tay dengan wajah seriusnya.
“ Hei! Hei! Ini tidak seperti yang kamu bicarakan. Aku hanya mencoba menenangkan adikku ini ” Jawab Oab dan aku mengangguk tanda setuju.
“ Aw benarkah ? ” P'Tay memicingkan matanya seperti sedang curiga.
“ P'Tay! ” Peringatku sebelum pikirannya semakin jauh.
“ Eeerrr.. errr.. aku hanya bercanda, tapi kenapa kalian disini ? Apa aku perlu memanggil yang lainnya ? ” P'Tay hendak masuk kembali namun tangan Oab menahannya.
“ Ssstt! Kita dengarkan penjelasan mereka dari sini agar kita tahu apa yang sebenarnya telah terjadi ” Ucap Oab dan aku mengangguk begitu pula dengan P'Tay.
Kami bertiga menunggu disana sampai Mook dan Off selesai menjelaskan hal yang sebenarnya dan betapa terkejutnya aku ketika akulah yang menjadi alasan Mook harus jauh - jauh menemui Off. Aku tersenyum namun ada sedikit perasaan cemburu yang masih tersisa ketika melihat mereka berdua bersama pada saat itu.
“ Gun.. ? ” P'Tay memanggilku saat ia melihat airmata kembali membasahi pipiku.
“ Aku baik - baik saja, aku hanya terlalu bahagia karena sepertinya semua akan kembali seperti semula ” P'Tay dan Oab tersenyum mendengar jawabanku.
“ Bisakah aku mempercayainya kali ini ? Haruskah aku memberikan kesempatan untuk mereka ? Bagaimana jika... ? ” Tanyaku pada P'Tay, Oab, Fiat yang baru saja ikut berdiri disana dengan bingung bersama kami dan juga diriku sendiri.
“ P'Gun kita tidak pernah tau bagaimana jalan pikiran seseorang dan apa yang akan terjadi di masa depan. Tetapi kita bisa memperbaiki apa yang telah terjadi di masa lalu dan mungkin bisa menjadi lebih baik di masa depan nantinya. Tentu saja semua itu harus berasal dari hatimu P' ” Ucap Fiat yang membuat P'Tay dan Oab tertegun melihatnya. Dan aku menjadi sadar bahwa apa yang dikatakan Fiat benar.
“ Oh my god! ” Ucap P'Tay membuatku kembali tersenyum.
Beberapa menit kemudian kami mendengar langkah kaki seseorang dan saat Fiat mengintip itu adala Mook. Dengan segera ia menyuruh kami pergi ke loby.
Flashback end
“ Maaf seharusnya aku langsung menemuimu bukan dengan cara seperti ini yang malah memperkeruh segalanya ” Ucap Mook menangis dalam pelukanku.
“ Tidak apa - apa, aku pikir caramu kali ini sudah benar. Jika saja kamu tidak menemui Off, langsung menemuimu dan tidak membuatku curiga, mungkin aku harus bersikeras untuk meyakinkan yang lainnya bahwa kamu sudah berubah ” Balasku membuat Mook melepaskan pelukannya padaku dan kembali memandangku.
“ Gun...Aku ” Belum sempat Ia melanjutkan kalimatnya, aku sudah lebih dulu mengelus pipinya dan tersenyum padanya.
“ Mungkin aku sempat membenci dan benar - benar marah kepadamu. Tapi sepertinya semua rasa kebencian itu harus kalah dengan rasa sayang dan rinduku kepadamu. Aku sangat bahagia karena kini sahabat yang aku rindukan telah kembali, Mook ku yang dulu kini telah kembali, terima kasih ” Ucapku, membuatnya mengangguk tersenyum dan menangis haru.
“ Terima kasih karena mau menerimaku kembali dan terima kasih untuk rasa sayangmu yang tidak pernah berubah untukku, Gun ” Balasnya dan sesaat kemudian kami kembali berpelukan, begitupula dengan P'Tay dan Oab yang memeluk Mook.
Saat kami sedang menenangkan Mook yang tidak berhenti menangis karena bahagia, Off datang.
“ Gun... ” Panggilnya membuat kami berempat menoleh. Mook berdiri membuatku ikut berdiri. Ia berjalan kearah Off membuatku melempar pandangan pada P'Tay dan Oab.
“ Terima kasih ” Ucapnya sembari menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan Off. Off masih terdiam sambil sesekali melirik kearahku, aku mengangguk tanda memberikan izin padanya untuk bersalaman dengan Mook.
“ Untuk apa ? ” Tanya Off sembari memegang tangan Mook.
“ Untuk membuatku mendapaktkan kembali sahabat - sahabatku ” Jawabnya dan Off hanya mengagguk dan tersenyum.
Mook kemudian berjalan kearah Jane dan New, lalu mereka pun memeluk satu sama lain. Membuatku semakin bahagia melihat segalanya kembali seperti dahulu kala.
Off menghampiriku dengan takut.
“ Apakah aku dimaafkan ? ” Tanyanya membuatku langsung memeluknya.
“ Aku akan memaafkanmu jika kamu mengatakan kamu sangat merindukanku ” Jawabku tersenyum dan ia pun mengagguk lalu mengatakan “ Aku sangat merindukanmu, Gun. Sangat - sangat merindukanmu ” Aku memejamkan mataku dan berbisiki pada diriku sendiri ‘ Aku tidak peduli dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang aku tahu aku hanya ingin menikmati dan menjaga apa yang aku punya di masa kini dan akan terus bahagia bersama orang yang aku sayangi. Aku yakin aku semakin kuat untuk menghadapi segalanya karena mereka selalu ada bersamaku dan aku tidak akan pernah sendiri. ’
---- 💚 ----- Tbc -----💚 ----
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Evil ?
Fanfiction" Jangan takut, cintaku akan berlari , mencari lalu menemukanmu saat hatimu merasa tersesat dan ingin pulang " - Gun " Aku tidak takut, sebab aku tahu , cintamu akan menyelamatkan hatiku saat ia putus asa dan tersesat " - Off