" Aku berharap waktu berputar , berhenti meninggalkanmu dan aku berdua disana. Menatap dalam rindu , membelaimu dengan setiap cintaku, dan membasuh dirimu dengan seluruh kasihku - Off Jumpol "
Off Pov
" Gun! " Aku berteriak menghampirinya yang tepat berada dibelakang tubuh Jane. Jane berbalik sesaat kemudian, dia hampir terjatuh jika saja ia memiliki keseimbangan tubuh yang buruk , aku membantunya memapah tubuh Gun, kini ia sudah tidak sadarkan diri.
" Gun, ya tuhan Gun!! " Jane berteriak sembari menepuk kedua pipi Gun, berharap itu akan membuatnya sadar, namun Gun sama sekali tidak bergeming sedikit pun.
" Jane, aku harus membawanya ke rumah sakit " Aku hendak menggendong Gun dipunggungku , tapi tentu saja adik sepupuku ini menghambat segalanya.
" P'Oab yang akan melakukannya " Ucapnya membuatku menggelengkan kepala.
" Jane! Oab ataupun Off itu sama saja. Yang terpenting sekarang keadaan Gun " Terima kasih Tay, kamu selalu membantuku.
" Tapi.. "
" Tay siapkan mobilmu, Off gendong dia. Aku akan mencari Oab , pergilah bersama Tay dan Jane, aku akan menyusul dengan Oab dan Mook " Tambah New ketika Jane hendak protes. God! Benar , Mook . Aku melupakan gadisku . Dimana Mook ? Apakah dia mendengar semuanya ? Maafkan aku Mook, untuk sekarang aku harus bersama priaku, Gun. Aku akan menjelaskan segalanya nanti.
" Baiklah " Balasku kemudian memapah tubuh Gun , sedikit berlari mengikuti Tay dibelakang, meninggalkan Jane yang sedang marah disana. Jane, untuk kali ini aku tidak bisa melepaskan Gun , bahkan untuk dirimu sekalipun, aku tidak rela.
" Off ? " Seseorang memanggilku, dan aku mengenalnya.
" Mook, menyusulah dengan New dan Jane. Nanti aku akan menghubungimu juga. " Ucapku , lalu mencium keningnya dia terlihat khawatir saat melihat Gun, aku dapat merasakan tubuhnya gemetar, namun ia mengangguk.Aku kembali berlari dengan Gun yang ada pada punggungku. Aku tidak ingin terjadi hal yang tidak - tidak padanya.
" Gun , kamu akan baik - baik saja bukan ? " Aku tak bisa menahan air mataku. Aku sangat takut.Sesampainya kami diparkiran, Aku menidurkan Gun dikursi belakang dengan kepalanya berada diatas pahaku.
" Kita berangkat " Kata Tay, menghidupkan mesin mobilnya lalu melaju dengan cepat.
" Off ? " Aku mengangkat kepalaku sesaat ia memanggil namaku.
" Aw , Tay . Ada apa ? Jangan banyak bicara , cepat kemudikan dengan baik " Ucapku , menatapnya dri belakang
" Menyukai Gun, sejak kapan kau menyukai Gun ? " Tanyanya sedikit sungkan, masih dengan fokus mengemudi.
" Oab , dia mengetahui segalanya. Apa kamu pernah memikirkan bagaimana arah persahabatan kita nanti ? " Dia terus bertanya tanpa memberikanku kesempatan untuk menjawab.
" Mook dan Gun , bahkan mereka berdua sahabat dan juga salah satunya adalah wanitamu, orang yang kamu sebut2 saat kita berkumpul, kamu berkata bahwa kamu mencintainya " Tay, cukup. Tanpa kamu beritahu tentang itu semua, aku sudah sadar posisiku seperti apa disini.
" Dan juga.. "
" Aku mencintai Mook, aku tahu aku begitu brengsek sekarang dihadapanmu. Tay, apa kamu masih akan terus menjadi sahabatku ? " Hanya itu yang dapat aku katakan pada Tay. Aku mengerti , segala yang kuperbuat adalah kesalahan, sulit dimaafkan Mook ataupun Gun. Tapi aku ingin satu orang saja berada dipihakku, mengerti juga bagaimana perasaanku.
" Apa sekarang kamu juga menyimpan rasa padaku ? " Kamu merusaknya Tay, merusak momen haru ini, Tuhan bisakah kau cabut tingkah konyol Tay untuk sementara ?.
" Berhentilah bercanda, aku sedang serius " Prostesku, ia terkekeh. Tay Tawan aku bersumpah jika saja kamu tidak sedang mengemudi aku pasti akan mematahkan lehermu.
" Oho, Off Jumpol ? Serius ? Sejak kapan ? " Ejeknya, membuatku harus menendang kursi kemudinya lalu mendapat balasan tawa lepas darinya.
" Behentilah bodoh. Telingaku akan pecah jika kau tertawa seperti itu " Aku kembali menendang kursi kemudinya, aku tidak tahu jika itu membuat seseorang terbangun karena pergerakanku barusan.
" Eunghh , P' P'Tay ? " Gun merintih memanggil nama Tay, aku ingin sekali memukul kepala laki - laki kecil ini, bagaimana bisa dia memanggil nama pria lain sedangkan dia sedang tidur diatas pahaku, dasar pemain hati.
" Tawan! Ada apa denganmu, mengemudilah dengan benar , kenapa harus menginjak rem tiba - tiba seperti itu ? " Teriakku pada Tay dan membuat Gun tersentak lalu bangun dan menatapku aneh.
" Apa ? " Tanyaku , membalas menatapnya aneh.
" Apa kamu menculikku ? " Konyol sekali pria mungilku ini.
" Tidak, dia sedang menculikku Nong " Dan pria menyebalkan dikursi kemudi tidak ada bedanya.
" Pahaku keram sekali , tapi kamu malah menuduhku yg bukan - bukan " Rengekku, aku menyilangkan kedua tanganku didepan dada, dan sedikit melirik pada Gun.
" Aku ingin muntah " Bisik Tay, tapi aku masih bisa mendengarnya. Aku tahu dia pasti sekarang sedang geli melihat dan mendengar tingkah serta kata - kataku pada Gun. Aku tidak peduli jika dia berpikir bahwa aku kekanak - kanakkan, aku hanya ingin Gun memperhatikanku juga, maaf Mook.
" Maafkan aku, P' Tay apa kau punya minyak atau salep mungkin ? " Dia begitu khawatir padaku, aku hanya bercanda tapi dia bahkan tidak mengerti.
" Tidak perlu , aku ingin memakai hal lain " Ujarku, membuat Tay dan Gun sama - sama menoleh untuk menatapku.
" Apa ? " Tanya mereka bersamaan, aku menaikan satu alisku , memandang mereka secara bergantian, mereka benar - benar sedang menunggu jawabanku.
" Kenapa kamu ikut penasaran ? " Tanyaku pada Tay, dia kembali menoleh kedepan sesaat setelah mengedikan bahunya.
" Off, katakan " Kata Gun, memegang lenganku.
" Apa jika aku mengatakannya , kamu mau berjanji akan memenuhinya ? " Tanyaku pada Gun , ia kembali menunjukan wajah bingungnya.
" Ini hanya keram , kenapa aku harus sampai berjanji ? " Ucap Gun.
" Ayo kita makan , kalian pasti lapar, dan aku sangat lapar " Aku ingin mengikat mulut Tay , dia tidak bisa berhenti bicara.
" Gun " Aku memegang jarinya, tanganku begitu gemetar.
" Aku akan berhenti " Ucapnya kemudian, namun mengalihkan pandangannya dariku.
" Berhenti untuk apa ? " Tanyaku semakin gemetar.
" Mencintaimu Off. Aku lelah , aku ingin istirahat. P'Tay , bisa bantu aku hubungi Jane dan New , suruh mereka menjemputku, berhenti saja disini, aku akan menunggu mereka didekat pohon itu " Dia tidak menatapku.
" Jangan berani menghentikan mobilmu Tay! " Aku tidak bisa lagi menahan emosiku.
" Off! " Protes Tay
" Aku bilang jangan berhenti!! " Teriakku kemudian, membuat Gun kembali tersentak.
" P' dengarkan dia " Tambah Gun, Lalu Tay mengangguk.
" Apa maumu ? Katakanlah " Gun masih enggan menatapku.
" Tidak bisakah kamu menatap lawan bicaramu ? " Gun kemudian menatapku.
" Katakan " Ucapnya dengan nada yang dingin
" Jangan tinggalkan aku " Aku mengatupkan kedua tanganku , memohon.
" Off , berhentilah, jangan seperti ini. Apa kamu tahu rasanya berada diposisiku ? " Gun mendorong tubuhku, aku menggapai kembali tangannya.
" P'Tay, berhenti ! " Teriaknya membuat Tay terkejut setengah mati dan membuat ia kehilangan sedikit kendali saat menyetir.
" Aku akan membunuhmu jika kamu berani menghentikan mobilnya " Ucapku tegas, Tay terlihat kebingungan ia menjadi dilema untuk memilih keputusanku ataupun Gun.
" Shit Off , Nong Gun ! " Bentak Tay, aku dan Gun terpaksa harus menoleh kearahnya. Ia menepi lalu menghentikan mobilnya.
" Tay, apa kamu tuli ? Kenapa kamu berhenti ? " Tanyaku dengan nada suara tinggi .
" Aku lapar, bicaralah berdua dan jangan saling membunuh " Jawab Tay, keluar dari mobil lalu mengunci kami dari luar. Oho. Peng , kau jenius!.
" Gun " Panggilku lembut, namun ia tak menoleh.
" Gun , lihat aku sebentar saja " Ucapku sambil memegangi kedua pipinya.
" Mook , sangat mencintaimu . Apa kamu tahu ? Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana nanti aku akan bertemu dengannya ? Bagaimana jika dia membenciku ? Bagaimana jika dia meninggalkanku ? Bagaimana jika New dan Jane juga ikut bersama Mook, pergi dariku ? Bagaimana jika kamu akan mempermainkan hatiku lagi ? Bagaimana caraku menahan... ? " Sebelum dia menyelesaikan pertanyaan - pertanyaannya, aku membungkam mulutnya dengan bibirku, membungkus setiap rasa sakitnya. 10 detik ? Aku hanya menempelkan bibirku pada miliknya , ntah keberanian darimana , aku menekan tengkuknya membuatnya mau tak mau harus membuka mulutnya, kini lidahku sudah bermain didalam mulutnya, ia tidak menolak , bahkan lidahnya dengan manis menyambut perlakuanku, kami saling memejamkan mata kemudian. Setelah merasa bahwa Gun sulit untuk bernafas , aku perlahan melepaskan ciuman kami, aku merasa bahwa Gun enggan untuk melepaskan bibirku , aku pun begitu, Gun kita bisa melanjutkannya nanti.
" Bernafaslah " Ucapku sesaat kami melepaskan tautan bibir kami.
" A..a..ku aku , kenapa kamu menciumku tiba - tiba begitu ? " Protesnya , memukul kepalaku.
" Jika aku bertanya terlebih dahulu apa kamu akan menyetujuinya ? " Tanyaku, dia menatapku jengkel.
" Kamu bahkan membuka mulutmu " Ucapku menggodanya.
" uhukk..uhuuk.. A...a..aku lapar " Tawaku meledak , saat mendengar dirinya menjadi gugup seperti itu.
" Off ! " Teriak Gun , aku terdiam lalu menatapnya.
" Bisakah saat kamu dan aku , saat hanya kita berdua , bisakah kamu tidak memikirkan orang lain selain diriku ? " Aku kembali menggenggam tangannya.
" Off, a..a..ku "
" shhtt, tidak ada Mook, tidak ada Oab, tidak ada sahabatmu, tidak ada sahabatku. Pikirkan saja tentang kita berdua " Aku meletakkan jari telunjukku tepat didepan bibirnya
" Maaf " Balasnya, ia menundukkan kepalanya.
" Karena ? " Aku masih menatapnya.
" karena tidak menjadi sahabat yg baik bagi Mook. Karena menghianati Oab. Karena membuat persahabatanmu dan Oab menjadi hancur. Karena...eung " Suaranya menjadi serak, kuyakin sekarang dia sedang menahan tangis nya, sekali lagi aku kembali memeluknya.
" Karena aku bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk berhenti mencintaimu, Off " Dan tangisnya pun pecah, dia bahkan menutup mulutnya , meredam suara tangisannya, karena diriku yang bodoh, yang egois yang terlalu lemah yang tidak bisa menetapkan hatiku yabg sebenarnya.
" Maaf, aku hanya dapat terus membuatmu menangis " Dia semakin terisak sambil terus menutup mulutnya. Aku yang mendengar tangisnya sampai - sampai hampir tak bisa menahan air mataku.
" Berikan aku waktu, Gun " Ucapku sesaat setelah mencium keningnya, lalu memeluknya dengan erat.
" Drrrttt drrrttt " Suara ponselku berbunyi, aku meraihnya dengan satu tanganku yang masih memeluk Gun. Aku menghela nafas berat setelah melihat nama seseorang tertera disana , aku kembali menciuk kening Gun sebelum mengangkat telponku
---- tbc
Panjang ya ternyata :") kok aku baru sadar. Maafkan aku babiis karena aku gak pandai pakai kata2 puitis :") tapi semoga kalian seneng bcanya.OffGun moments are coming ❤❤
Don't forget to comment and vote. Babiis saranghae 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Evil ?
Fanfiction" Jangan takut, cintaku akan berlari , mencari lalu menemukanmu saat hatimu merasa tersesat dan ingin pulang " - Gun " Aku tidak takut, sebab aku tahu , cintamu akan menyelamatkan hatiku saat ia putus asa dan tersesat " - Off