Gun Pov
Tahun keempat : Aku menjalani impianku dan ia ingin mengakhiri impiannya.
Aku dan Off sedang berbicara lewat telepon. Akhir - akhir ini kami jarang berkomunikasi , karena aku sibuk dengan acara launching toko bajuku. Tapi aku tidak perlu khawatir karena Off pasti mengerti.
“ Apa yang sedang kamu lakukan ? ” Tanya Off padaku.
“ Aku sedang melihat - lihat kain, kamu tidak belajar ? ” Tanyaku , sibuk memilah kain untuk baju rancanganku disalah satu mall tak jauh dari apartemenku.
Ya, aku memilih untuk tinggal sendirian, aku ingin memulai segala sesuatunya dengan baik dan membuktikan kepada orang tua ku bahwa aku bisa bertanggung jawab pada pilihanku.
“ Mengapa kamu selalu menanyakan hal itu ? ” Tanyanya, aku mengerutkan dahiku.
“ Apa yang salah dengan pertanyaanku ? Bukankah kamu disana untuk belajar ” Jawabku, aku mendengar ia mendengus kesal.
“ Membosankan ” Balasnya, aku menghentikan kegiatanku saat itu juga dan menarik nafas untuk bertanya apa maksud dari ucapannya itu.
“ Membosankan ? ” Tanyaku, meminta penjelasan.
“ Er.. Kamu sungguh tidak ada bedanya dengan ayah dan ibu. Menanyakan hal itu setiap harinya. Tidak bisakah kamu mengatakan kamu merindukanku atau menyuruhku cepat kembali ” Ia berteriak ditelepon. Aku tidak mengerti mengapa kini ia kembali menjadi Off si iblis brengsek seperti dulu.
“ Aku merindukanmu ” Balasku, dia tertawa.
“ Omong kosong. Kamu tidak akan mengatakannya jika aku tidak memberitahumu. Apa kamu sedang berkencan dengan pria lain ? Sepertinya perasaanmu hilang untukku. Aku tidak tahu mengapa hubungan kita masih berjalan hingga kini. Jika tahu akan jadi seperti ini , lebih baik aku berhenti kuliah agar bisa bersamamu ” Ucapnya diiringi tawa yang menyebalkan.
“ Off.. ” Belum sempat aku membalas ucapannya ia menutup teleponnya.
Aku menghela nafas , memijat kepalaku yang tiba - tiba saja pusing. Aku mengambil catatanku, aku menelpon asistenku, Jane. Ya, dia adalah salah satu orang yang berada dalam kesuksesanku. Dia sahabat yang sangat berjasa bagi setiap kehidupanku.
“ Kamu serius ? Undangan sudah tersebar. Gun, 3 hari bukan waktu yang lama. Masih banyak hal yang harus kita selesaikan dan juga pikirkan kondisimu. Jika kamu kelelahan semua kerja kerasmu dan tim akan sia - sia. ” Baiklah, seperti biasa dia mengomeliku ditelepon.
“ Err.. Aku tahu. Aku hanya butuh waktu satu setengah hari saja. Jane, bantu aku, na ” Ucapku, dengan jelas aku mendengar helaan nafas Jane yang berat.
“ Er.. Baiklah. 1 tiket pesawat menuju amerika akan segera kupesankan, tuan muda. Tapi ada satu syarat ! ” Ucapnya, aku bertanya syarat apa yang ingin ia ajukan padaku. Ya aku ingin menemui kekasihku yang menyebalkan itu. Aku ingin menjelaskan segalanya sembari menatap matanya agar ia mengetahui alasanku.
“ Aku yang akan mengemasi barangmu ” Jawabnya. Aku tak punya balasan lain kecuali mengatakan ' ya '.
Setelah selesai menelpon Jane. Aku kembali memilih kain dan setiap hal yang dibutuhkan timku untuk pembukaan serta launching rancangan baju pertamaku.
Saat aku hendak menuju apartemenku, aku melihat seorang pria yang tak asing duduk didepan pintu apartemenku dengan kedua tangan memeluk kakinya , dan tangan menopang kepalanya yang bertumpu pada lutunya.
“ O...O...Off ? ” Ia tidak merespon. Aku berjalan mendekati pria yang kupikir adalah kekasihku. Aku berusaha mencari tanda yang meyakinkan bahwa ia kekasihku. Saat aku melihat tatto petir yang tergambar dijari manis kanannya aku menyadari dia kekasihku, Off Jumpol. Aku tidak menyangka bahwa ia yang akan menemuiku disini. Ia yang akan berlari kepadaku. Aku mengelus rambutnya ia merespon dengan mengangkat, menoleh padaku dan tersenyum lebar.
“ Mengapa lama sekali, aku lapar ” Itu yang pertama kali ia ucapkan saat menatap mataku, lalu mengambil 2 bungkus pizza berukuran besar , yang mungkin ia bawa sedari tadi.
“ Sejak kapan kamu duduk didepan sini ? ” Tanyaku padanya. Ia berpikir , kembali tersenyum lebar.
“ Dari jam 9 pagi ” Jawabnya, membuatku kesal.
“ Kenapa tidak menelponku ? Setidaknya hubungi Jane untuk bertanya password apartemenku ? Bagaimana jika kamu sakit karena tidak makan selama ini ? Berhentilah bersikap bodoh dan menyakiti dirimu sendiri ! Lihat ini sudah pukul 23.47, Off. Ya , Tuhan ” Aku tidak bisa menahan kekesalanku setelah mendengar jawabannya.
“ Gun.. ” Panggilnya saat aku sedang menekan password apartemenku
“ Apalagi !!! ” Aku masih menatapnya dengan kesal.
“ Aku ingin menunggumu. Aku ingin membuktikan padamu bahwa tidak peduli selama apapun dan sesulit apapun itu, aku bisa menunggumu. ”
“ Huh ? ”
“ Aku bercanda ”
“ Off ! ”
“ Mana mungkin aku melakukan hal semacam itu , kamu tahu aku benci kelaparan ” Ucapnya lalu memilih masuk .
“ Aku merindukanmu ” Ucapku, ia menghentikan langkahnya.
“ Aku lapar... Ayo makan ” Ntah mengapa ia memilih untuk mengalihkan topik. Aku menutup pintu apartemenku. Menghela nafas. Kemudian berjalan kedapur untuk menyiapkan makanan untuknya.
“ Mengapa kamu tidak mengatakan bahwa kamu akan kembali ke Thailand ? ” Tanyaku sembari memberikan semangkuk tom yum untuknya.
“ Kejutan ” Jawabnya dengan menyeringai.
“ Tunggu , Jane pasti sudah menyiapkan tiket pesawat untukku ” Gun menepuk jidat saat mengingat rencananya untuk menemui Off.
“ Mau kemana ? ” Tanya Off dengan wajah sedih.
“ Menemui seseorang yang menyebalkan ” Jawab Gun, Off nampak cemburu.
“ Yang selalu membuatku rindu ” Off terdiam , moodnya tidak baik sekarang.
“ Tapi harus aku batalkan karena sekarang dia sudah berada dihadapanku ” Gun memegang pipi kekasihnya itu, lalu mencium bibirnya, melumatnya untuk beberapa detik. Raut wajah Off berubah menjadi lebih girang.
“ Benarkah ? jika aku tahu kamu akan menghampiriku , aku pasti akan membatalkan rencanaku untuk kemari. ” Balas Off, Gun bingung.
“ Kenapa ? Kamu tidak merindukanku ? ” Gun mempoutkan bibirnya.
“ Sebaliknya, aku sangat merindukanmu. Maka dari itu jika kamu datang menghampiriku disana , aku akan menguncimu diapartemenku dan memelukmu sepanjang hari saat aku pulang dari kampus. Kita akan berdua tanpa gangguan dari Jane yang akan berbicara tentang bisnis denganmu. New yang akan bercerita tentang Tay padamu. ” Jelas Off , Gun tertawa mendengar alasan kekasihnya itu.
“ Itu yang kamu inginkan ? ” Tanya Gun, Off mengangguk.
“ Kamu bisa melakukannya sekarang ” Lanjut Gun. Ia membuka bajunya , celananya dan kini menyisakan dirinya yang memakai boxer , merebahkan badannya diatas kasur lalu menggoda Off yang sudah siap menerkamnya malam itu juga. Yap, tentu mereka melakukannya , hal intim seperti biasanya.
...👶: “ Kamu harus segera kembali , jangan bilang kamu berhenti ? ”
👴: “ Bolehkah aku tinggal lebih lama lagi ”
👶: “ Tidak, kamu harus bertanggung jawab pada pilihanmu. Selesaikan pendidikanmu lalu kembalilah padaku sebagai Off yang hebat. Aku akan menunggu ”
👴: “ Baiklah, Selesai pembukaan toko milikmu aku akan kembali ”
👶: “ My good boy. I love you ”
👴: “ Aku tahu ”Tbc
12/02/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Evil ?
Fanfiction" Jangan takut, cintaku akan berlari , mencari lalu menemukanmu saat hatimu merasa tersesat dan ingin pulang " - Gun " Aku tidak takut, sebab aku tahu , cintamu akan menyelamatkan hatiku saat ia putus asa dan tersesat " - Off