- . Wrong #2

1.6K 149 3
                                    

Gun Pov

Buaghhh..

Tubuhku terlempar tepat kedinding , rasanya tulang punggungku sudah hancur dan tidak lagi dapat menopang badanku, aku benar - benar lemas sekarang. Aku rasakan kedua tangan yang dengan kuat mencengkram kerah bajuku , aku mememjamkan mataku untuk menahan rasa sakit, nafasku rasanya seperti akan tehenti sekarang. Tapi saat aku menatap kedalam matanya , dengan jelas aku dapat melihat kemarahannya padaku. Aku sudah meningkari janji, janji yang dulu ia buat, saat ia pertama kali jatuh cinta dan saat pertama kali aku jatuh cinta padanya, 2 tahun yang lalu.

Aku tersenyum, aku tetap tersenyum. Dengan sekuat tenaga aku membelai pipinya " Maaf " ucapku lirih , berharap dengan begitu amarahnya akan bisa aku takluki. Aku berhasil! dia menlonggarkan cengkramannya padaku. Aku benar - benar sudah tidak berdaya kali ini, aku merasa sangat lemas. " M..m..a..maafkan aku " Ucapku lagi dan kini aku sudah tidak sanggup menahan diriku untuk tidak menangis, ah aku benar tidak mampu lagi kali ini. Aku tahu ia sering memperlakukanku dengan kasar, namun sekarang ntah mengapa aku tidak bisa menahan rasa sakit atas perlakuannya hari ini, karena dengan jelas aku dapat merasakan air mata dengan deras membasahi pipiku.

Ia menatapku , ia menatapku dalam - dalam . Aku dapat dengan jelas melihat kemarahannya kini bertukar dengan perasaan yang sulit untuk aku jelaskan. Ia melepaskan cengkramannya pada kerahku, berusaha melangkah mundur menjauhiku. " Off " aku berbisik memanggil namanya, menautkan setiap jariku pada jemarinya, aku tersenyum padanya agar langkahnya terhenti. Dia Off, orang yang begitu kasar kepadaku, orang yang begitu jahat, tidak penah mau mengalah, dia Off si Iblis yang egois.

" maafkan aku " Ia membalas tatapanku dengan lirih meminta maaf padaku dan perlahan aku menariknya untuk mendekatiku, ia tidak menolak, ia malah menurutiku tanpa sepatah kata lagi. Ia semakin dekat padaku, hingga aku rasa hampir tidak ada lagi jarak diantara kami. Dia menyentuh pipiku dan menghapus air mata yang sedari tadi membasahi pipiku. Aku tersenyum padanya lagi dan lagi. Aku benar - benar masih tidak mengerti ntah mengapa aku sama sekali tidak bisa membencinya atas apapun hal kejam ia lakukan padaku, aku ingin menjauh darinya, tapi Off, dia seakan menggenggam seluruh tubuhku, sehingga aku tak berdaya ketika dia ada didekatku dan memperlakukanku dengan tidak baik.

" Tolong jangan salahkan aku, kamu selalu membuatku tidak bisa merasakan otakku sendiri, aku tidak tahu kenapa dia selalu berhenti bekerja dengan benar saat kamu ada disampingku. Membuatku selalu bertindak diluar batas. Membuatku tidak bisa menahan untuk tidak menciummu. Ntah hatiku atau memang benar kamu sedang bermain - main dengan emosiku " Off terlihat sangat kacau sekarang dimataku, dia mengatakan hal yang sulit aku mengerti sekarang. Oke, saat ini ada beberapa dari kata - katanya yang membuatku bahagia dan disatu sisi begitu banyak perasaan kini didalam hati dan benakku sedang mencoba mengartikan seluruh perkataan Off.

" Kamu sudah mengingkari janji " Lanjutnya kemudian, semakin mengeratkan jarinya pada jemariku.

" Aku sudah mengingkari janji " Balasku , lalu aku menunduk an lagi aku tidak tahu kenapa aku menangis kembali.

" Kamu benar - benar buruk " Aku rasa kini ia menatapku yang tengah menunduk.

" Kamu harus menghukumku " Ucapku lirih.

" Itu perjanjiannya " Kata Off kemudian , aku menganggukan kepalaku dengan lemas dan tentu saja aku masih menunduk karena aku sudah tidak mampu menatapnya seperti tadi.

" Kalau begitu, tatap aku " Lanjutnya, dengan ragu aku menuruti perkataannya. Perlahan mengangkat kepalaku " Pasti sakit, ini akan menyembuhkanmu " Ia tersenyum, astaga!. Iblis itu tersenyum padaku, aku benci senyum itu. senyum yang membuatnya terlihat sangat tampan. Ingin rasanya aku berlari dari sana , namun aku juga tidak ingin menyia - nyiakan senyuman itu begitu saja. Mana ponselku ? Aku harus mengabadikan momen indah ini, Hm.

Are You Evil ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang