05. Our Happy Love Story

1K 101 2
                                    

Off Pov

Aku tersenyum mengingat apa yang kami lakukan serta apa yang Gun katakan padaku, bahwa ia mencintaiku, dan masih mau memberiku kesempatan kedua.

Kini kami berada didalam mobilku. Ya, kami hanya berdua. Sesekali aku menatap Gun dan betapa bahagianya aku dia membalas menatapku lalu tersenyum dengan manis , oh dia sudah menunjukan lesung pipinya padaku, sangat cantik.

“ Off ” Panggilnya.

“ Hm ? ” Kubiarkan tangan kananku mengelus lembut kepalanya.

“ Tentang Mook ? ” Astaga , benar, aku melupakan kekasihku itu. Baiklah, aku tidak boleh ragu lagi. Aku harus memantapkan kepada siapa hatiku akan berpijak.

“ Aku akan menyelesaikannya, sayang ” Jawabku , namun pria kecilku ini menggelengkan kepalanya dengan mantap.

“ Aku ikut. Biarkan aku mendampingimu ” Balasnya, agrhh aku sedikit takut jika nanti Mook akan menyakiti Gun, dan aku sama sekali tidak merasa khawatir pada Mook, maafkan aku tapi ntah mengapa kini yang menjadi pusat pemikiranku adalah Gun , hanya seorang Gun Atthaphan.

“ Kamu yakin ? Kamu tidak perlu memaksakan diri , aku akan menjelaskan semua pada Mook ” Ucapku, namun Gun sepertinya masih tidak senang dengan kata - kataku.

“ Aku mengenal sahabatku, Off ” Aku berpikir sejenak setelah mendengar kalimat Gun.

“ Akupun mengenal kekasihku, Gun ” Gun memandangku dengan terkejut, lalu aku melihatnya tersenyum dengan kecut.

“ Err, maaf aku melupakan fakta itu. Terserahmu saja kalau begitu ” Gun memalingkan wajahnya , menatap kearah jendela , tangannya mengepal seperti sedang menahan amarah. Aku sangat bodoh , ingin rasanya aku mengisolasi mulutku sendiri.

“ Gun , maafkan aku. Bukan maksudku mengatakannya ” Aku berusaha membujuknya, tapi ia masih enggan menoleh kearahku.

“ Aku bukanlah siapa - siapa , aku mengerti, aku hanya seorang sahabat yang tega mengambil kekasih milik sahabatku, baiklah aku mengerti ” Ya Tuhan, Gun. Jangan menangis , aku bodoh, maafkan aku. Aku menepikan mobilku sejenak agar bisa berbicara pada Gun yang sedabg menangis saat ini.

“ Oho, tidak. Aku salah maafkan aku, pukul saja aku. Gun, jangan menangis. Aku mohon ” Aku menuntun tangan Gun agar memukul dadaku, namun ia menariknya.

“ Aku baik - baik saja ” Balasnya, aku menghela nafas frustasi, bahkan lebih sulit untuk membujuk Gun daripada Mook. Aw , aku harus berhenti membandingkan mereka atau nanti aku akan terus menyakiti si mungilku ini.

Aku mengambil ponselku, membuka kontak lalu mencari nama " Tay " dan ketemu, segera kuhubungi sang pemegang rahasiaku itu.

“ Halo ”
[ “ Apa yang kamu butuhkan ? ” ]
“ Aw, seperti yang kuduga, kamu sangat mengenalku. ”
[ “ Cepatlah , aku sedang sibuk untuk parkir ”]
“ Aku dan Gun , kami bolos. Jangan sampai siapapun mengetahuinya. ”
[ “ Oho, tidak tidak. Hari ini kita semua sudah berjanji pada ibu Gun akan keruangan guru pembimbing , kamu gila ! ”]
“ Sudah dulu ya, terima kasih untuk bantuanmu ” ]

Setelah aku menutup teleponnya, aku menoleh kearah Gun yabg ternyata sedang sibuk menatapku dengan pandangan tidak sukanya.

“ Aku ada urusan denganmu ” Ucapku , dengan cepat menyalakan mobil lalu melaju tanpa ingin mendengar kata - kata protes Gun

“ Bertindak semena - mena begini memang sudah menjadi predikatmu ” Ucap Gun, tapi aku tidak ingin meresponnya. Aku tidak ingin merusak momen kebersamaan kami.

“ Hentikan mobilnya atau aku akan loncat ” Dia masih terus mengoceh, Off kamu harus tetap sabar.

“ Kamu tidak mendengarku ?! ” Dia mulai berteriak, aku tetap fokus dengan kemudi.

“ Off ! ” Baiklah , kesabaranku sudah habis, Gun !.

“ Diam! ” Teriakku, kemudian Gun menundukan kepalanya dalam diam. Aku bisa mendengar nafasnya yang tidak teratur. Aku tidak tega melihat dirinya yang sekarang ini, tapi mau bagaimana lagi , dia sangat cerewet.

Kami sampai disebuah kafe kecil milik sahabatku Ssing. Gun, matanya tak bisa berhenti menatap keindahan taman yang berada didepan kafe tersebut. Aku turun dari mobil dan kemudian membukakan pintu untuk Gun.

“ Turunlah ” Ia menurutiku.

“ Kamu mengingat Ssing ? ” Aku bertanya , karena memang Gun, aku dan Ssing dulu bersekolah ditempat yang sama.

“ Ah, anak lelaki yang dulu menciumku ? ” Tanya Gun, aku menatapnya tanpa ekspresi.

“ Ahahhaahahaha , wajahmu terlihat lucu ahahahahaha ” Gun tertawa begitu kencang , aku menatapnya marah dan bingung.

“ Ada apa denganmu ? ” Tanyaku dan ia masih tertawa.

“ Ahahahah apa kamu cemburu ? ” Tanyanya lagi sembari menusuk - nusuk pipiku dengan jari telunjuk miliknya.

“ Diam ” Aku tidak menghiraukan pertnyaannya dan melanglah mendahuluinya.

“ Off cemburu, cemburu, cemburu ” Dia masih saja terus mengejekku, aku tetap berjalan dan tidak mau menghiraukannya.

“ Aku cemburu ! ” Teriaknya kemudian, membuatku berbalik memandangnya.

“ Aku tidak tahu apakah kamu mengijinkannya atau tidak , tapi aku cemburu ” Ucapnya , berlari kecil kearahku lalu memelukku. Aku tersenyum kecil melihat tingkahnya, sungguh menggemaskan.

“ Aku tahu, aku tidak mengijinkanmu ” Balasku, ia melepaskan pelukannya padaku , mengadah lalu menatapku

“ Maaf , aku sungguh memalukan ” Ucapnya lalu kembali menundukan kepalanya.

“ Aku tidak mengijinkan kamu cemburu karena itu berarti kamu tidak bahagia ” Ucapku

“ Bukankah cemburu tanda bahwa kita saling mencintai ? ” Tanya Gun, aku menggelengkan kepalaku.

“ Itu pertanda bahwa kamu meragukan cintaku, jika itu terjadi kamu tidak akan bahagia dan akan selalu berpikir hal yang tidak - tidak tentangku. Aku tidak menginginkannya. Yang aku mau ketika kamu bersamaku adalah senyumanmu, waktu kebersamaan kita , waktu dimana kita bisa selalu bahagia ketika kita bertemu setiap harinya. ” Jawabku , ia mengangguk mengerti.

“ Tadi aku sudah sangat senang bahwa kamu terlihat cemburu ” Ungkapnya.

“ Aku tidak cemburu ” Balasku, kemudian ekspresinya menjadi cemberut.

“ Karena kamu sangat yakin denganku ? Tapi aku malah meragukanmu ” Aku tersenyum melihat tingkahnya , seperti anak kecil.

“ Karena aku tahu kamu hanya mencintaiku, dan aku pun begitu. Percayalah Gun, mulai sekarang hanya ada dirimu , kamu tidak perlu sibuk memikirkan hal buruk tentangku, karena sekarang aku akan membuatmu yakin bahwa hanya ada dirimu dihatiku. Hanya ada kamu dan aku. Off dan Gun didalam kisah cinta kita ” Aku memeluknya dengan erat.

“ Aku percaya padamu , Off ” Balasnya  , aku tersenyum mendengarnya, mendengar bahwa ia sudah kembali yakin dengan perasaanku padanya. Bahwa aku berjanji perasaan cintaku padanya tidak akan berubah bahkan ketika nanti ia tidak lagi mencintaiku.

Apakah kamu tahu ? Ketika kamu berani untuk menjadi tegas pada hati serta perasaanmu , maka dari situlah akan tumbuh sesuatu yang pasti , tulus dan tak berujung yang kusebut cinta sejati. Aku telah mengalaminya, aku tidak pernah menyesal akan hal ini. Aku tidak menyesal mencium paksa Gun kala itu dan mendapat hadiah tamparan dari Jane , adikku. Menghianati sahabatku bahwa aku mencintai kekasihnya atau sekarang mantan kekasihnya. Menghianati kekasihku yang kini mungkin sudah sangat membenciku. Yang aku sesali bahwa aku telah sekian lama membiarkan orang didalam pelukanku terus menangis, karena diriku. Tapi mulai hari ini aku berjanji untuk terus membuatnya bahagia, selalu.

----- tbc 17/07/2019

Are You Evil ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang