Gun Pov
" Hentikan Off , kamu membuat leherku geli " Aku mendorong badan Off dengan malu - malu. Off tetap saja ingin memelukku, memeluk tubuhku yang kini hanya berdiri berjarak beberapa senti meter dihadapannya.
" Gun aku ingin kamu selalu mencintaiku , apakah aku egois ? " Bisik Off lagi ditelingaku, aku merinding mendengar setiap kata yang ia ucapkan.
" Gunnn jawab aku " Tangannya mulai turun untuk memeluk pinggangku, dengan susah payah aku berusaha melepaskan diriku darinya, namun tidak ada satupun usahaku yang membuahkan hasil.
" Off, aku sudah berhenti mencintaimu, tidak ada lagi perasaan semacam itu diantara kita. Aku ingin menyerah sekarang, aku akan mundur Off ! " Meskipun kekuatan Off jauh lebih besar dariku, tapi aku sebisa mungkin harus mengalahkan dirinya. Bukannya mendengarkan dan meresapi setiap kalimat yang kuucapkan , dia malah mematikan kompor , kemudian menghimpitku, membuatku sulit untuk memalingkan wajahku dan kini dihadapanku aku dapat menyaksikan secara langsung wajahnya yang tersenyum lebar layaknya seseorang yang telah memenangkan sesuatu yang besar.
" Cobalah untuk mundur, Gun Atthaphan " Off mengelus bibirku dan sedetik kemudian bibirnya sudah menempel pada bibirku, melumatnya , pada menit pertama ini terasa begitu lembut, lalu lidahnya dengan lihai menembus masuk kedalam mulutku, saat itu pula lidah miliknya menemukan milikku, mengulumnya dengan pandai, tangannya pada pipiku kini sudah berpindah menyentuh tengkuk leherku dan tanpa pikir panjang ia menekan tengkukku yang membuatku refleks membuka mulutku dan kini ciuman itu berubah menjadi lebih menggairahkan. Aku yang sempat berusaha untuk melepaskan setiap inci hidupku darinya sudah benar - benar tidak mengingat rencana awalku itu, dan malah membiarkan Off melakukan apapun yang ia mau pada bibirku. Darahku rasanya berdesir lebih kuat dan jantungku berdetak lebih kencang, aku benar - benar lemah karena hanya dengan perlakuan Off seperti ini mampu membuatku semakin mencintainya dan membiarkan tubuhku menjadi miliknya jika itu diperlukan. Saat Off hendak membuka resleting celanaku seseorang masuk kedapur dan berteriak penuh kemarahan , aku bisa melihat begitu banyak bahan makanan sudah jatuh lalu berhamburan dilantai.
" Moo..Moo..Mook ? " Off dengan cepat melepaskan tautan pada bibir kami dan kemudian dengan sigap berjalan kearah Mook dan meraih tangan kekasihnya itu.
" Gun , Off apa yabg sedang kalian lakukan ? " Teriak Mook lalu menghempas tangan Off. Mook menatapku dengan sayu, mata dan wajahnya mulai memerah, saat itu pula badanku bergetar begitu hebatnya sampai - sampai aku mengira bahwa terjadi gempa dan akan meruntuhkan rumah ini.
" Aku bisa jelaskan " Off kembali mencoba meraih tangan milik Mook namun sekali lagi gadis itu menghempas tangan Off, kemudian ia berjalan dengan tergontai - gontai, ia berhenti tepat dihadapanku dan sedetik kemudian PLAAAKK , Aku merasakan panas tepat pada pipiku, perih pada hatiku, segalanya terasa kosong bagiku pandanganku, telingaku menjadi tuli.
" Penghianat! " Hanya itu yang dapat aku dengar dari mulut gadis yang subgguh aku sayangi dan dari mulut gadis yang sudah sangat aku sakiti, Mook. Ia mulai mencengkram kerah bajuku, Off dengan cepat menjauhkan Mook dariku.
" Bukan salahnya, dengarkan aku " Off memeluk Mook, mencoba meredam kemarahan Mook, aku ? Tentu hanya diam , meratapi kebodohanku yang sangat tidak dapat dimaafkan ini.
" Hei! dengarkan aku, Mook!! " Bentak Off , berhasil membuat Mook beralih menatap Off dengan tatapan kesedihan serta kekecewaan.
" Off, Off , Off , aku mencintaimu. Kenapa kamu begitu kejam padaku ? Off apa kurangku ? Apa yang membuatmu harus melakukan hal ini dengan Gun ? Off hatiku hancur sekali , aku seperti kehilangan caraku untuk bernafas. Gun, Gunn, aku...aku sakit sekali, Gun aku ingin mati , Gun bunuh saja aku!! Bunuh aku!!! Penghianat " Mook terus berteriak, ia pun menangis, aku merasa lemas mendengar kata - katanya dan jatuh terduduk dilantai, Off memeluk Mook dan memandangku dengan tatapan seperti ia memintaaaf dan sungguh menyesali segalanya, aku tetap terdiam dan menangispun dalam diam.
" Lebih baik, kita putus " Mook melepaskan kedua tangan Off yang memeluknya dengan kasar.
" Gun , persahabatanku denganmu ? Semuanya selesai ! " Mook berjalan dengan santai sembari tangannya menyeka sisa air mata dipipinya, memberikan ku tatapan penuh kebencian, aku memandangnya debgan penuh kesedihan , penyesalan dirikupun mungkin takkan pernah cukup untuk menukar rasa sakit pada hatinya.
" Gun " Off memelukku
" Maafkan aku " Ucapnya dengan megeratkan pelukannya.
" Gun , setidaknya katakan sesuatu " Off meletakkan kepalanya pada bahuku, ia menangis disana, aky dapat merasakan seragamku yang basah, diriku hanya dapat terus terdiam meratapi kepergian Mook.
" Off, sebaiknya kita jangan pernah bertemu kembali " Ucapku dengan tangisan
" Lebih baik aku mati " Balasnya melepaskan pelukan kemudian menatapku.
" Off , semua sudah hancur , persahabatanku dan kita sudah tidak akan ada lagi yang tersisa. Tinggalkan aku Off " Ucapku dengan memohon dan tangisku semakin terisak.
" Jika kamu bisa menancapkan 10 pisau dapur itu pada tubuhku , aku akan meninggalkanmu " Off menunjuk beberapa pisau yang ada tak jauh dari tempat kami berdiam diri.
" Off, kamu searusnya mengejar Mook " Ucapku dan mendapat balasan gelengan kepala darinya.
" Jangan paksa aku untuk terus menyakitimu Gun " Balas Off
" Kali ini , hatiku sudah menetapkan posisinya, padamu. Aku mencintaimU Gun Atthaphan " Lanjut Off menatapku dengan sayu.
" Tapi Mook , Off kamu harus mengejarnya, aku mohon " Aku semakin menangis saat mengucapkan hal ini.
" Pikirkan dirimu, egoislah Gun! Untuk kali ini itu tidak mengapa. Untuk sekali saja kamu harus bahagia, dan itu hanya bersamaku. Aku sudah melepaskan Mook, aku sadar bahwa hanya kamu satu - satunya yang dapat aku cintai sepenuhnya. Kamulah pemilikku serta pemegang batiku, sudah aku tidak butuh apapun lagi. Hanya dirimu Gun , percayalah " Off dia menguraikan air mata setelah mengucapkan kata demi kata yang membuatku bahagia dan merasa bersalah secara bersamaan.
" Off " Panggilku.
" Iya Gun, aku juga mencintaimu, aku mencintaimu, apa kamu mendengernya ? Aku mencintaimu. Tolong mengertilah hatiku sekarang hanya milikmu , Gun " Off kembali memelukku. Maaf Mook, aku tidak bisa untuk tidak membalas pelukan serta kata - kata cinta yang ia ucapkan. Sungguh Mook, aku tidak ingin kamu menganggapku penghianat tapi sungguh Mook akupun tak ingin kehilangan Off, pria yang begitu aku cintai hingga seperti akan mati rasanya jika dia tak berada disisiku. Maaf Mook, tapi aku ingin hatiku tidak lagi sakit, aku ingin ia bahagia, aku tak tahu sampai kapan tapi setidaknya ia takkan merasa perih lagi.
" Off , aku mencintaimu, cinta pertamaku, tuan Jumpol " Bisikku pada Off yang masih dengan senang hati memelukku.
----- tbc 14/07/19
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Evil ?
Fanfiction" Jangan takut, cintaku akan berlari , mencari lalu menemukanmu saat hatimu merasa tersesat dan ingin pulang " - Gun " Aku tidak takut, sebab aku tahu , cintamu akan menyelamatkan hatiku saat ia putus asa dan tersesat " - Off