25

618 43 18
                                        

____________________
• Camaraderie •
Bagian 25. Berbaikan
_______

Atsumu menutup pintu di belakangnya menggunakan satu kaki. Tatapan matanya terjatuh pada sebuah ranjang berukuran besar dan dilapisi dengan sprei berwarna biru gelap. Beberapa furnitur berwarna putih dan abu abu, kamar pribadi Kiyoomi jauh lebih besar dibandingkan kamarnya bersama Osamu.

Ada cermin besar di atas sandaran ranjang, Atsumu ingin mencoba sesuatu.

Tubuh Atsumu melangkah maju, mendekati Sakusa yang nampak terdiam di dekat ranjang sembari melipat kedua lengan di dada. Ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang kesal namun di sisi lain ia bangga bisa membawa pulang Atsumu. Tidak membiarkan Atsumu melancarkan rencananya untuk menginap di rumah kak Kita.

Untuk saat ini Kiyoomi tidak peduli. Berapapun pria dan wanita yang dikencani oleh Atsumu di luar sana, pada intinya hanya dirinya yang berhasil membawa pulang Atsumu.

"Kenapa mukanya kaya gitu?"

"Menurut lo?"

Malas, adalah kata yang cocok untuk mendeskripsikan perasaan Atsumu. Tidak ada hal lain yang ia pikirkan selain mencoba cermin itu. Apalagi sekadar meminta maaf atau berbasa basi untuk membahas masalah sebelumnya. Atsumu bisa bisa merasa muak.

Dengan cepat Atsumu mencengkeram kaos bagian ketiaknya dan menarik lepas pakaiannya dalam sekali tarik. Tubuh besar dan penuh ototnya terekspos begitu saja di hadapan Kiyoomi. Dalam selangkah maju, tubuh Atsumu segera ambruk menimpa Kiyoomi.

"Jadi?"

"Apaan?" Pertanyaan Kiyoomi membuat Atsumu mendadak bingung, sial posisinya sudah seperti ini dan dia masih banyak bertanya.

"Jadi lo beneran gak pengen jelasin waktu itu gue telpon lo lagi dimana?"

"Gak, gue lupa"

Alasan memang hal yang paling tepat untuk saat ini. Atsumu sudah malas menunggu lebih lama lagi.

"Gue gak percaya.."

"Yaudah, kalo lo berhasil bikin gue keluar duluan gue bakal cerita" Satu tangan Atsumu terulur dan mencengkeram kuat kaos yang dikenakan Kiyoomi. Ia tak diberikan kesempatan untuk berbicara lagi karena Atsumu segera mencium kasar bibirnya.

Ciuman yang awalnya kasar dan tergesa gesa itu perlahan berubah. Menjadi sedikit lebih lembut dan juga perlahan. Namun tetap saja Atsumu yang tak sabaran itu membuat ciumannya semakin dalam dan semakin dalam. Selain melumat lidah Kiyoomi, lidahnya akan terus bergerak sampai sampai secara tidak sengaja lidah Atsumu menyentuh langit langit mulut Kiyoomi.

Mungkin jika Kiyoomi mengungkapkan dengan kata, rasanya ia akan dimakan oleh Atsumu. Suara kecupan, cepakan terdengar nyaring dan beberapa tetes air liur mulai menerobos keluar di antara sela sela kaitan bibir keduanya. Kedua tangan Kiyoomi sontak terangkat dan menangkup sisi wajah Atsumu, di sisi lain Atsumu justru menekan kuat belakang kepala Sakusa.

Entah mungkin karena keduanya beberapa hari ini tidak melakukan kontak seksual, rasanya hanya karena ciuman saja penis Atsumu seperti ingin meledak.

"Mnnh.."

"Ahh"

Kiyoomi melenguh mendapati Atsumu melepas ciumannya dengan agak kasar, Atsumu melepas ciumannya dengan keadaan menghisap kuat bibir bawah Kiyoomi. Sehingga meninggalkan bengkak dan juga kemerahan di sana.

"Sial, rasanya mau meledak di sini" Atsumu menggenggam erat penisnya dari luaran celana, Kiyoomi mendapati kepala penis Atsumu sedikit muncul dari kerutan karet celana pendeknya.

Camaraderie [AtsuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang