[31].

4.3K 500 22
                                    

Jennie pov.

Kondisi tubuh Lili sudah membaik, ia sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, tapi meskipun begitu aku tidak memperbolehkannya pergi ke kantor.

Alasannya aku masih khawatir jika ia sakit lagi, dan alangkah baiknya jika ia istirahat satu hari lagi. Dan jadilah aku menyuruhnya bekerja di rumah saja.

Aku sedang di dapur menyiapkan cemilan untuk di makan di ruang tengah tempat Lili-ku berkutat dengan laptopnya.

"Honey" Lili tersenyum menoleh kearah ku sebentar, setelah itu melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Aku menata cemilan di atas meja lalu mendudukkan diriku di sampingnya.

"Hon, minum dulu susu nya" aku menyerahkan susu coklat yang kubuat tadi.

"Kenapa tidak dari sumbernya saja" kata Lili membuatku mengerutkan kening.

"Sumbernya? Maksudnya Lili ingin ke peternakan sapi nya langsung" kataku.

"Ani, maksud Lili sumbernya itu ini" Lili menunjuk dadaku.

"Yaaak, Lili yadong" aku cemberut.

"Hehehe mianhe honey, Lili hanya  bercanda hihihi" Lili mengambil susu di tangan ku meminumnya sampai habis.

"Ahhh enaknya, Nini sudah minum susu hamil nya kan?"

"Sudah, vitamin nya juga sudah Lili"

"Pintarnya istri ku" lili mengacak-acak rambutku.

"Hihihi. Lili tau tidak bedanya Nini sama Lili?" Kataku tiba tiba.

"Apa?"bingung Lili-ku.

"Lili itu ibarat tinta yang menempel di kertas, tidak akan pudar. Sedangkan Nini itu kertasnya, yang tidak akan bisa menghapus Lili dari hati Nini"

"Aaaah Nini sosweet sekali, Lili semakin mencintai Nini ululuhh" Lili mencium ku dan membawaku ke pelukannya.

"Xixi Nini juga sangat sangat mencintai mu honey" aku membalas pelukan sayang Lili-ku.

"Lili lanjut kerja lagi ya hon, Nini menonton tv saja agar tidak bosan heum" Lili mengelus sayang kepalaku, aku mengangguk memfokuskan diri menonton serial Netflix.

Aku bosan, mengambil remote mengganti saluran lain, terus mataku terhenti di sebuah film yang berjudul 365 days.

Aku menontonnya hingga di berapa menit kemudian film itu menampilkan adegan yang pernah ku lakukan dengan Lili sewaktu di Paris.

Aahhh badan ku rasanya menjadi panas, hawa di ruangan ini juga terasa mencengkram.

Karena tidak tahan, langsung saja aku mendudukkan diriku dipangkuan Lili.

"Kamjjagiya! Lili terkejut honey, Nini kenapa hemmm" Lili mengusap pipi ku.

"N-nini panas Lili" kataku gusar duduk di pangkuannya.

Lili memeriksa badanku lalu menatap ku.

"Badan Nini normal, tidak ada yang panas"

"Maksudnya Nini panas di dalam" aku semakin gusar, mulai menggerakkan badanku seperti cacing kepanasan.

"Nini kenapa hei, kenapa jadi liar begini" Lili memegang pinggangku

"Aahh Nini tidak tahan eumhh" aku semakin liar bergerak dan bergoyang diantara selangkangan Lili.

"ahhh honey kenapa" Lili menghentikan ku, menatap mataku yang sayu.

"Ayo main"

"Main apa honey, Lili sedang bekerja. Nanti saja ya"

"Pokoknya Nini mau sekarang! ayo Lili, kita main seperti yang di Paris waktu itu"

"Iya mainnya main apa Nini? Lili tidak ingat"

"Itu main kuda-kuda, yang Lili di atas Nini di bawah"

"Kuda kud- eoh, kenapa tiba-tiba"

"Tidak tau, mungkin baby nya minta merindukan Mama nya di dalam perut Nini"

"Bisa begitu ya. tapi kerjaan Lili belum siap hon"

"Lili pilih kerjaan atau Nini dan baby kita" kataku tegas.

"Tentu saja istriku dan baby. Tdak akan ada yang menggantikan kalian honey" jawab Lili cepat.

"Yasudah ayo, Nini tidak tahan lagi" aku memeluk leher Lili lalu menghisap nya sampai muncul tanda kemerahan.

"Waahh! Istri kecilku tidak sabar rupanya. Bersiaplah tidak bisa berjalan besok, baby" bisik Lili di akhir dengan sensual. Aku jadi merinding di buatnya.

-

Nini birahi🤭😽

Vote.

Lili love Nini [Jenlisa]√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang