Assalamu'alaikum,
balik lagii, ma aii :vHappy Reading...
"Lalu... Siapa Jisu sebenarnya??" tanya Hari mendadak.
Kanglim tak menjawab. Hening dan kecanggungan menerpa mereka bertiga. Jangan lupakan Jaebeom yang sedang menyetir.
Hari diam, ia menyesal telah mempertanyakan itu. "Maaf" cicitnya.
"Jisu adalah temanku sejak lama, sebelum aku bertemu denganmu. Atau lebih tepatnya aku diutus untuk mencarimu" jelas Kanglim.
Hari manggut-manggut mengerti, walau sebenarnya ia tak paham maksud Kanglim sebenarnya.
---
"Dahh, terimakasih" ucap Hari sambil melambaikan tangan pada Jaebeom.
"Ayo masuk" ucap Kanglim datar tanpa ekspresi.
Mereka memasuki rumah dengan Kanglim menyeret pelan Hari. Kanglim cemburu maybe
"Wahh sudah datang" sorak seseorang didalam sana yang tak lain adalah Jisu.
"Jisu?!"
ungkapan terkejut itu keluar dari mulut Kanglim dan Hari bersamaan. Hari dan Kanglim menoleh saling menatap penuh tanya.
"Ada apa?!" tanya Kanglim dengan nada dingin khasnya. "Aku sudah memperingatkan mu bukan?"
"Ah, tidak semudah itu... Aku akan terus mengejarmu, Kanglim" ujar Jisu santai.
Grrrr...
Taring dan juga telinga serigala Kanglim keluar. Tak lupa dengan cakar dikuku jarinya. Hari yang melihatnya mencegah Kanglim untuk berbuat yang berbahaya.
"Sudahlah, dia akan pergi jika sudah lelah" ucap Hari pelan yang hanya bisa didengar olehny juga Kanglim.
"Tapi dia berbahaya untukmu" balas Kanglim menangkup pipi Hari.
Lumayan geli dengan keberadaan cakar di pipinya. Hari memegang dua tangan Kanglim, "aku sudah tau kelemahan manusia serigala" ujar Hari kau tersenyum.
Kanglim mengalihkan pandangan, beralih pada Jisu yang sedang memainkan kukunya yang panjang. "Pergi kau!"
Jisu berpose seperti sedang memilih jawaban yang benar. Dengan jari ia letakkan di dagu dan memandang langit-langit rumah. "Baiklah aku akan pergi, tapi ingat aku akan segera kembali" ujarnya lalu melompat melewati jendela.
---
Matahari sudah terbenam sekitar dua jam yang lalu. Menampakkan bulan setengah lingkaran yang cukup memukau.
Disini, dirumah Hari. Sedang berisik karena perdebatan penghuninya. Kanglim dan juga Hari sedari tadi memperdebatkan hal yang sungguh tidak penting.
"Aku akan segera kembali, kau dirumah saja..." ucap Hari melarang Kanglim untuk ikut dengannya.
"Bagaimana jika kau bertemu Jisu?" mata Kanglim memancarkan kekhawatiran.
"Huftt" Hari menangkup pipi Kanglim. "Aku bingung apa hubungan kita sebenarnya"
Kanglim lumayan tersentak, ia lupa jika dirinya sama sekali belum mengungkapkan perasaan nya pada Hari.
"Kau adalah pasanganku" balas Kanglim dengan wajah datarnya.
Hari tersipu, semburat merah muncul di kedua pipinya. 'Gak romantis, ngucapin gitu aja datar banget' batin Hari. "Apa?"
"Kau pasanganku Hari, aku mencintaimu"
Wajah Hari semakin memerah padam. "Oh" hanya itu yang mampu keluar dari mulutnya. Hari bisa² salah tingkah jika menjawab lebih.
Hari membalik badan lalu berjalan pergi. Namun Kanglim mencekal tangannya. "Apa jawabanmu?"
"Ah, emmm.... Ituuu.. I-ituuu" Hari benar-benar salah tingkah.
"Itu apa?"
"Ekhem, tadi kan kau hanya mengatakan saja. Dan kau tidak bertanya jadi aku tak perlu menjawab" jawab Hari enteng.
"Kau mencintaiku?"
"Ahh,, emmm..." Hari menggigit bibir bawahnya. Bola matanya tak sanggup menatap Kanglim. "Ini sudah malam, sedangkan kita-" ucapan Hari terpotong.
"Jangan mengelak"
Hari diam, tak bergerak dan juga tak menjawab tapi tetap bernafas :v
Pandangan Kanglim tak lepas sama sekali dari wajah Hari. Ia tau jika Hari sedang tersipu, semua nampak jelas diwajahnya yg memerah. 'Jika saja kau menjawab ku, aku langsung menciummu' batin Kanglim gemas.
Kruyuk....
Suara perut Hari memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
"Kau,, lapar?"
Hari mengangguk. Tentu saja ia lapar, sedaritadi perutnya blm terisi ditambah harus mengeluarkan tenaga berdebat dengan Kanglim. "Tentu saja! Karna kau!"
"Aku? Aku kenapa?" tanya Kanglim mengedipkan matanya beberapa kali.
'Cih, Pura-pura polos' decih Hari dalam hati. "Kau-, sudahlah. Aku akan tetap ke minimarket, jika kau ikut yaaa ikut saja"
Mata Kanglim berbinar, sisi kekanakannya muncul. Ah, tak lupa telinga serigala yang imut itu juga keluar.
"Jangan keluar kan telinga serigala mu, semua orang akan tau jika kau bukan manusia!" ujar Hari. Kanglim manggut-manggut.
Akhirnya, merek pergi ke minimarket sekitar. Tak perlu waktu yang lama mereka sudah sampai di minimarket tujuan.
"Jangan lepas kacamata mu!" perintah Hari setelah memasuki minimarket itu.
"Kenapa? Kan semua orang berjalan biasa saja tanpa aksesoris sepertiku" ucap Kanglim minta keadilan.
'Karna kau sangat tampan! Kau akan jadi pusat perhatian!' batin Hari tanpa menjawab pertanyaan Kanglim."Aku sungguh risih dengan ini, aku akan melepasnya" gumam Kanglim. Hari yang sibuk dengan belanjaannya menoleh kebelakang dan mendapati Kanglim yang sudah melepas kacamata hitamnya.
"Kenapa kau-"
Wahhh tampan sekali..
Lihat ituu...
Apa dia seorang artis? Tampan sekali..."Tuhkan, kita jadi pusat perhatian!" gerutu Hari cemberut. "Dan aku tidak suka itu, harusnya aku saj-"
Cup
"Hmp"
Yaaaa, Kanglim mencium Hari di tempat umum seperti minimarket ini. Hari memberontak, tapi Kanglim bisa menahannya.
"Banyak orang tau!" gerutu Hari memukul lengan Kanglim. "Ini tempat umum, bikin malu saja"
Setelahnya Hari berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan nya dengan muka merah karena malu.
Tbc-!!
Uhuyy, nge-gantung kah? Moga enggak :)
Papayyy, sampe ketemu di chap selanjutnya... <3
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Werewolf • Shinbi's House • [End]
Romance[S1 Lengkap] [S2 Lengkap] [Judul awal : My Love Is Werewolf] Hari adalah seorang petualang sekaligus pencinta misteri. Kali ini ia akan pergi ke suatu tempat yg dimana rumornya adalah tempat tinggal manusia serigala. Hari sudah lama menemukannya n...