S2 - Chapter 8 :: Purnama

151 17 0
                                    

hehehe
kalian udah tidur?

Happy Reading...
----

Matahari sudah bersembunyi, digantikan oleh cahaya terang sang purnama yang tak sampai menyinari bumi.

Disini Kanglim sekarang—danau yang tak jauh dari rumah—keluarga—Hari. Ia menendang kerikil-kerikil kecil disekitarnya. Bosan.

Seru banget padahal tadi sore. Bodohnya, dirinya lupa kalo malam ini adalah malam purnama. Yang artinya wujud setengah serigala nya akan nampak.

Ternyata, inilah yang menggangu pikiran Kanglim sebelum datang kesini. Rasa takut yang mungkin bisa membuat Kanglim benci terhadap dirinya sendiri, atau bahkan mungkin bangsa manusia.

Disisi lain, ada Koo Hari yang tengah gelisah karena kekasihnya yang tak kunjung terlihat. Ia sudah mencoba menelfon Kanglim. Sialnya ponsel Kanglim ada dikamar.

Sore tadi, mereka bertiga—Hari, Kanglim, dan Doori—disuruh sama ibu buat nyiram taneman depan rumah. Terus pas sekitar jam setengah lima-an Kanglim tiba-tiba ilang.

Hari tau, pasti Kanglim sembunyi alias kabur kayak waktu itu—waktu pertama bulan purnama pas udah pacaran sama Kanglim. Tapi Hari ngga kepikiran pastinya dimana Kanglim sekarang.

"Kakak ngapain sih? Mondar mandir kayak kapal mainan." ejek Doori yang memang sedaritadi menemani kakaknya dikamar.

"Kak Kanglim mungkin ada keperluan sendiri Kak! Astaga, khawatir amat."

Doori tuh sebenarnya udah ngomel-ngomel ngasih tau kakaknya kalo Kanglim bakal balik dan baik-baik aja. Cuma ga digubris sama Hari aja.

Hari tiba-tiba terpikir tempat yang mungkin sepi dan nyaman untuk dinikmati ketika ingin sendiri.

"Masih ingat tempat yang mungkin sepi tapi nyaman buat 'menyendiri' di sekitar sini?" tanya Hari pada adiknya.

Doori diam sejenak. Sedetik kemudian menjentikkan jarinya. "Danau!"

Ah, Hari ingat sekarang!

Danau itu, objek pelarian Hari saat masa remaja.

"Kenapa kak?"

Hari menggeleng, "bukan apa-apa. Disini aja, jangan ikut." ucap Hari setelah mengenakan jaketnya.

Doori sih, cuma ngangguk aja. Nurut aja lah, urusan kakak-kakak—pikirnya.

Sesampainya di danau, Hari memelankan langkahnya. Cape juga habis lari ngelewatin hujan badai angin ribut —engga bercanda. Intinya dia habis lari.

Pencahayaan sekitar danau yang minim. Menjadikan danau dengan air hijau itu sangat nyaman untuk 'menyendiri'. Beda lagi kalo ada syaiton nya.

Hari menghidupkan senter dari ponselnya. Matanya menelisik daerah sekitar mencari keberadaan sang kekasih.

"Kanglim... Plis jangan gini lagi." ucapnya—sepertinya hanya dirinya saja yang mendengar. Tak ada orang lain disini.

Grrrr.... 

Hari mendengar itu dengan jelas. Ia lupa akan peraturan alias larangan yang ada.

Harusnya ia tak kemari. Ke danau ini pada malam hari sama saja dengan menumbalkan diri. Itulah yang menjadi kepercayaan warga.

"Oke, maaf. Aku lupa, jadi ini ngga sengaja kan?" tanya Hari entah pada siapa.

Mari tinggalkan Hari, ayo berpindah pada anak-ayah satu ini.

"Kemana kakakmu?" tanya si Ayah yang tak sengaja melihat putri manisnya tadi keluar.

"Cari pacarnya. Mungkin ke danau." jawab Doori yang memang adanya.

"Danau mana?"

"Gatau."

Hmm, mampus khawatir.

Si Ayah lari keluar dari rumah, berniat menjemput anak gadisnya tadi. Jangan sampai anak gadis kesayangannya itu dalam bahaya.

Sampai. Si Ayah menghidupkan senter yang sempat ia bawa dari rumah tadi, mengedarkan cahaya senter untuk penerangan.

"Akhhh!!"

Mendengar suara pekikan meskipun samar. Ayah Hari berlari mencari sumber suara tadi. Entah keyakinan darimana, tapi ia merasa jika pekikan tadi adalah suara anak gadis nya.

Ah, ada cahaya putih seperti senter disana. Bukan, itu bukan senter milik Ayah Hari. Sepertinya itu milik orang lain.

Mendekat, siapa tahu menemukan petunjuk. Langkah nya terhenti dibalik pohon besar, matanya lurus kedepan melihat apa yang sedang terjadi disana.

Disana, ada perkelahian yang jelas-jelas dapat Ayah Hari liat. Sepertinya itu perkelahian antara singa jantan dan... manusia serigala?

Si ayah semakin khawatir, ia tak kunjung menemukan anak gadisnya. Apa mungkin Hari tak kemari? —pikirnya berusaha tetap positif thinking.

"Kanglim!"

Tbc

mwehehehe
hmm, mau up lagi... entah deh, sanggup apa engga
jangan ditungguin, nanti kalian cape 👁👄👁

My Sweet Werewolf • Shinbi's House • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang