Happy Reading...
---Jam dinding dirumah sang pemilik terus bergerak. Yang tadinya masih menunjukkan pukul empat, sekarang sudah berubah menunjukkan pukul sepuluh. Berarti, malam sudah hampir larut.
Namun, gadis itu masih menunggu seseorang datang. Hari masih setia duduk disofa menunggu kedatangan Kanglim. Yang ditunggu tak kunjung datang.
Rasa cemas, khawatir, gelisah, ingin marah, dan kangen bercampur aduk dalam emosinya. Hari menggigiti kuku jarinya untuk menahan semua itu.
"Kau dimana? Kenapa sampai sekarang kau tak kembali. Tak biasanya kau seperti ini" teriak Hari. Hari seperti nya benar-benar frustasi.
"Jangan menyamakan diriku yang 'saat ini' dengan yang 'seperti biasanya', karna kami berbeda"
Kalimat yang keluar dari mulut Kanglim itu terus terngiang ditelinga Hari. Ada yang tidak beres dengan Kanglim. Pikirnya.
Di sisi lain, ada Kanglim yang masih berkeliling tanpa tujuan. Ia juga masih bingung. "Pergi ngga ya?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Tapi..."
"Apa ini?! Kenapa tak mengenakkan sekali?" Kanglim berteriak tak senang.
"Aku akan menunggu sampai kau mengatakan ikut denganku"
Mengingat nya, Kanglim berlari. Ia takut jika Hari masih menunggu nya dan belum tidur. Karna ini sudah larut malam.
---
"Hoshh, hahh lelah juga" ujar Kanglim mengelap keringat di dahinya. Kini ia sudah berada didepan rumah.
Kanglim membuka pintu, kemudian masuk kedalam rumah. Benar saja, Hari masih menunggu nya disofa.
Manik coklat Hari menangkap gambar Kanglim, dan senyuman terlukis diwajahnya. Ia berdiri menghampiri manusia serigala itu. "Kanglim!" ucapnya memeluk erat seakan takut jika Kanglim akan menghilang.
"Kenapa tak pergi?"
Hari melepas pelukannya perlahan. "Aku menunggu mu, aku ingin kesana bersamamu dan mengenalkanmu pada orang tuaku"
"Kalo aku ngga mau?" Kanglim bertanya dengan nada pelan, takut-takut pertanyaan nya menyinggung Hari.
"Aku tak akan kesana. Aku kan sudah bilang, aku akan menunggumu sampai kau mengatakan iya dan ikut denganku" jawab Hari santai.
"Kau yakin?". Hari mengangguk mantap, " tentu saja"
"Baiklah, aku akan memikirkan nya. Karna ini sudah larut ayo tidur"
---
Matahari sudah terbit, tapi gadis bermarga Koo itu masih terlelap. Lain hal dengan Kanglim, ia sudah berada di teras saat ini.
Kanglim kembali memikirkan apa yang dikatakan Hari kemarin. "Ikut, ngga, ikut, ngga, ikut, ngga"
Jika kalian berpikir Kanglim menghitung keputusan nya antara ikut atau tidak dengan kelopak bunga mawar yang ia cabut satu persatu, maka kalian salah!
Kanglim menghitungnya dengan bulu-bulu yang tertancap pada kock, dan Kanglim mencabutnya satu persatu. yg buat badminton ituloHitungan terakhir, "ikut"
Kanglim membuang kock bekas itu. "Pilihan mudah, tapi kenapa aku tak yakin". Ia mengacak rambutnya frustasi."Kanglim kau sedang apa?". Itu suara Hari yang baru bangun dari tidurnya dan mencari si manusia serigala satu ini. Dan menemukannya di teras rumah.
"Tidak ada, aku hanya mencari angin pagi"
"Ah, begitu? Aku mau mandi dulu" ucap Hari kemudian masuk kedalam rumah.
"Ah, Hari!" panggil Kanglim sebelum Hari melangkahkan kakinya dalam rumah.
Hari berbalik, "kenapa?"
"Aku akan memberikan jawabannya nanti sore, boleh?"
Hari mengangguk senang, "lebih cepat lebih baik. Aku kira kau akan memberi jawabannya bukan hari ini"
"Eee, aku rasa tidak bisa membuat mu menunggu lama"
"Oke! Nanti sore!" seru Hari dan melanjutkan aktivitas nya.
"Waktunya hanya sehari. Aku harus memikirkan jawabanku matang-matang"
Tbc -!
ayo menebak, apa jawaban yang diberikan Kanglim?
mau ke rumah ortu aja kek buat keputusan sehidup semati :v
janlup voment, oke?
baibaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Werewolf • Shinbi's House • [End]
Romance[S1 Lengkap] [S2 Lengkap] [Judul awal : My Love Is Werewolf] Hari adalah seorang petualang sekaligus pencinta misteri. Kali ini ia akan pergi ke suatu tempat yg dimana rumornya adalah tempat tinggal manusia serigala. Hari sudah lama menemukannya n...