Chapter 17 :: Bunga Aconite

324 42 2
                                    

Happy Reading...

"Bunga?" beo Hari yang tak paham dengan maksud dua manusia serigala beda kategori itu.

Kanglim masih diam, sebenernya tubuhnya sudah pulih perlahan. Namun, dia berpura-pura. Entah apa yang ada dipikirannya.

Kanglim juga sempat memikirkan tentang 'bunga' yang sedang mereka bahas. Tapi, pikiran tentang bunga itu tertepis oleh pikiran lain.

"Kau diam saja! Kau tak akan paham dengan apa yang kami bahas" ujar Jisu.

Hari merasa terpojok. Ia diam, tak peduli hanya memperhatikan Kanglim dari jauh. Kenapa tak mendekat? Entahlah, Hari ragu untuk mendekati Kanglim.

'Entah kenapa, aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi dan itu Kanglim turun tangan sendiri' Hari membatin seolah ia tahu apa yang akan terjadi.

"Kau yakin, bunga itu tidak terlalu berbahaya pada makhluk seperti kita?" tanya Jisu pada teman laki-laki nya yang ia ajak melakukan rencananya.

Mata Jisu menyipit setelah mendapat jawaban ragu dari temannya itu. Karna temannya tak menjawab, mengangguk ataupun menggeleng.

"Kau tak meng-"

Ucapan Jisu terputus saat dirinya merasakan tangan seseorang mencekik lehernya. Itu adalah tangan Kanglim. Tatapan Kanglim nampak sangat tajam. Menyeramkan.

Hari terkejut, ia berteriak. "Kanglim!"

Jisu yang masih dicekik oleh Kanglim berusaha membuka suara. "K-kenapa dia jadi agresif seperti ini?" tanya Jisu cepat pada temannya.

Laki-laki teman Jisu itu menjawab, "sepertinya ini juga salah satu efek dari bunga aconite"

"Apa?! Kenapa kau baru mengatakannya!" teriak Jisu tak terima. Meskipun dirinya masih dicekik oleh Kanglim.

Hari sedari tadi berteriak memanggil-manggil nama Kanglim. Berusaha untuk menyadarkan sang empu. Tak ada pilihan lain, Hari mendekat dan memeluk Kanglim dari belakang.

Perlahan, cekikan Kanglim yang dirasakan Jisu mulai mengendur. Tak lama, tangan Kanglim lepas dari leher Jisu lalu berbalik cepat memeluk Hari yang entah sejak kapan menangis.

Hari menangis didada Kanglim. Ia juga semakin mengeratkan pelukannya. "Jangan bunuh dia" ucap Hari masih menangis.

"Engga" jawab Kanglim singkat tapi terdengar lembut. Kemudian, ia menatap Jisu. "Kau??! Kau menggunakan bunga aconite untuk membuatku pingsan?"

Entah kenapa, Jisu merasa takut dengan Kanglim. Ia mengangguk perlahan.

Kanglim mengeratkan gigi-gigi nya. "Untung saja aku tak membunuhmu. Sekarang lebih baik kalian pergi!"

"Tidak!" tolak Jisu. "Aku tidak akan pergi"

"Kau sudah kalah" sahut Kanglim cepat.

Jisu dan juga temannya akhirnya pergi. Melewati jendela kamar.

"Kau tak apa kan? Kau baik-baik saja kan? Tak ada luka kan?" tanya Hari bertubi-tubi. Kanglim tersenyum menggeleng.

"Tidak, aku baik-baik saja"

Tbc-!
pengen tau bunga aconite? searching google :D
janlup voment...

My Sweet Werewolf • Shinbi's House • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang