-📓-
Pagi ini para siswa dikumpulkan di aula. Mereka semua berbaris sesuai kelas masing-masing. Seperti biasanya, siswa laki-laki berada di barisan depan, sementara siswa perempuan ada di barisan belakang.
Windy berbaris di urutan tiga dari belakang. Di sisi kanan dan kirinya ada Fani dan Wulan. Ngomong-ngomong perkataan Fani beberapa hari lalu benar, rumor yang menerpanya kini perlahan hilang. Meskipun terkadang Windy masih mendapat teror lewat chat dari para fans Gading.
Windy dengan posisinya istirahat, meraba pergelangan tangannya yang sudah tak berbalut perban, hanya hansaplas kecil yang menyembunyikan luka gores itu. Dua hari sejak kejadian pembullyan yang dialaminya, Windy selalu memakai cardigan dengan alasan tidak enak badan. Ia tidak ingin mendapatkan perhatian lebih dengan menunjukkan bekas luka itu.
Selang lima menit, Kepala sekolah Samapta melangkah memasuki aula. Seketika ruangan besar itu menjadi hening.
"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak ..."
"PAGI PAAAAK!"
Windy melirik ke sisi barat, di mana kelas sebelas ipa empat berada. Cewek itu menatap Gading yang berdiri di barisan paling depan. Sudah sejak malam itu, saat Gading meminta bantuan mengerjakan tugas matematika, cowok itu tidak lagi menghubungi Windy lewat Brain Notes maupun lewat chat pribadi.
Kenapa Windy harus sedih? Bukannya memang Gading selalu menghubunginya jika ada tugas atau ulangan saja?
"Sebagian dari kalian pasti sudah tahu kenapa saya mengumpulkan kalian semua di sini," ucap Pak Setyo lantang memutus tatapan Windy pada Gading. Cewek itu segera menatap lurus ke arah kepala sekolahnya itu.
"Bukan sebagian kali, Pak. Semua orang juga udah pada tahu," gumam Fani yang hanya bisa didengar Windy.
Kepala sekolah itu mengangguk-anggukan kepala. "Benar, benar, jadi kita sudah memasuki minggu pertama bulan November, artinya kita akan melaksanakan November Jadul yang selalu diadakan SMA Samapta tiap tahun.
Suara tepuk tangan menggema.
"Tahun ini, bakalan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya kita merayakan November Jadul di sekolah, tahun ini kita akan melaksanakan November jadul di Lajala!"
Suara sorakan para siswa segera menggema di penjuru aula. Lajala adalah sebuah lapangan berumput yang lokasinya di dekat pantai Lajala. Tempat ini biasanya digunakan untuk acara outbond. Di sekitar Lajala juga tersedia penginapan bagi para pengunjung yang menikmati liburan di sana.
Pak Setyo menggeser tubuhnya ke samping saat layar proyektor menampilkan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di Lajala.
"Jadi kita mulai berangkat hari jumat pagi, semua siswa harus sudah berkumpul di sekolah tepat pukul sebelas siang. Estimasi waktu untuk sampai di area Lajala adalah jam tujuh malam, sampai di sana akan dilakukan pembagian kamar di penginapan."
Pak Setyo membenarkan letak kacamatanya sebelum melanjutkan. "Kegiatan November jadul dimulai di hari sabtu. Pagi sampai sore, kita akan melakukan lomba outbond, dan malamnya ada pensi yang diisi oleh perwakilan ekstra."
"Bakalan asik nih, uhuy ... gue denger-denger ekstra tari tradisional sama modern bakalan batle!" bisik Tika antusias.
Rasna mengangguk heboh. "Katanya juga anak ekskul band juga bakalan tampil. Gue gak sabar pengen lihat penampilan Kak Rama."
"Heh, Kak Rama udah punya pawang, ati-ati lo!" ucap Fina membuat Tika dan Rasna menoleh ke belakang.
"Kan gue cuma ngefans bukan mau jadi pelakor anjir!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brain Notes
Teen FictionWindy berhasil keluar dari jurang kemiskinan setelah menjadi tentor di sebuah lembaga bimbingan belajar misterius bernama Brain Notes. Hingga suatu hari, cowok yang selalu memenuhi hati Windy sejak pertama ia masuk menjadi siswa SMA Samapta, tiba-ti...