Brain Notes - [34]

598 118 26
                                    

-📓-

Windy mengaduk makanan rumah sakit dengan tak minat. Tangannya yang lain sibuk membalas chat Gading. Sejak Mama dinyatakan kritis kemarin, Windy sama sekali tidak pulang ke rumah.

Gading♥️
Kangen
Mau vidcall

Windy menelan nasinya bulat-bulat. Belum sempat ia membalas, panggilan video segera muncul di layar. Cewek itu buru-buru mematikannya. Bisa gawat jika ia menerima video call dari Gading. Jujur Windy tidak memberi tahu cowoknya jika Mamanya sedang kritis. Windy takut jika Gading tidak bisa fokus, karena pertandingan perempat final akan diadakan sore nanti.

"Win?"

Windy terlonjak di tempatnya ketika ada suara berat yang mengintrupsi kegiatannya. Cewek itu mendongak.

"R-rian?"

"Hi!"

Windy segera memutus keterkejutannya. "L-lo ngapain di sini?"

Cowok itu duduk di depan Windy. "Oh, adek gue lagi kena tipes, sebenarnya gue udah di sini dari kemarin lusa."

Rasa kaget Windy segera terbayar. Cewek itu manggut-manggut. Mendadak Windy teringat terkahir hubungannya dengan Rian tidak begitu baik. Ia jadi canggung sendiri.

"Gimana Mama kamu?"

Kedua kalinya, Windy menatap Rian kaget.

Cowok itu meringis. "Kemarin gue gak sengaja lihat lo nangis di depan ICU."

Windy mendesah. "Masih belum ada kemajuan."

Raut wajah Rian berubah sendu. "Sabar, ya? Mama lo pasti sembuh."

Sekali lagi Windy hanya bisa mengangguk.

Hening. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Maaf ..."

Akhirnya suara Windy kembali terdengar.

Rian terkesiap. "Maaf soal?"

"Soal gue sama Gad---"

"Harusnya gue yang minta maaf," potong Rian cepat. "Dari awal gue kan udah tahu kalo lo emang suka sama Gading, gak seharusnya gue marah sama lo."

Windy membasahi bibirnya. "Jadi kita temenan lagi?"

Rian terkekeh. "Yah, selama pacar lo gak marah."

"Gading gak bakal marah kok."

Hening lagi.

"Win ..."

"Hm?"

Rian menatap Windy lamat membuat Windy berdehem canggung.

"Kenapa lo gak bilang sama Gading?"

Cewek itu mengerjap. "Hah?"

Rian menghela. "Gue tahu dari Luki kalo lo digangguin sama Alika. Bahkan dia yang ngejebak lo sampe lo diskors."

Glek. Sungguh, dari semua orang kenapa harus Rian yang tahu?

"Luki temen sekelas Alika, dia gak sengaja denger pembicaraan lo sama Alika waktu pulang sekolah," terang Rian saat melihat raut bingung dari Windy.

"Jangan kasih tahu siapapun, apalagi Gading."

Rian terlihat tak setuju. "Tapi kenapa? Kalo gue jadi Gading, gue gak bakal maafin diri gue sendiri."

Brain NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang