Brain Notes - [40]

809 126 25
                                    

-📓-

"Lihat! lihat! Gading pemanasan!"

Di tengah kecemasan penonton tribun  barat karena tim Samapta tertinggal dua gol, melihat Gading akan turun ke lapangan adalah sebuah angin segar bagi mereka.

Sejujurnya para pendukung tim Samapta sudah pesimis. Mereka bahkan sudah ikhlas jikapun memang tahun ini Samapta hanya memperoleh hasil runner up. Masalahnya Samapta memang turun tanpa Gading.

Windy yang saat ini duduk di bangku penonton tepat di samping Boby menatap cemas ke sisi lapangan di mana Gading berada. Entah kenapa mendadak perasaannya begitu cemas saat tahu cowok itu akan turun ke lapangan.

Sesuai dugaan, menit berikutnya pergantian pemain dilakukan di kubu Samapta. Salah satu pemain Samapta melangkah keluar lapangan. Setelah itu Gading berlari ringan memasuki lapangan menggantikan pemain sebelumnya.

Kris segera menghampiri Gading. Cowok itu melepas ban kapten di lengannya lalu memasangkan ban itu di bahu kanan Gading.

Pertandingan babak pertama yang bersisa sepuluh menit itu dilanjutkan. Setelah Gading masuk, sangat terlihat keadaan lapangan berubah total. Tim Samapta yang sejak menit awal selalu digempur lawan, kini menjadi lebih banyak menyerang. Masuknya Gading ke lapangan seolah menjadi pecut semangat bagi pemain Samapta yang lain.

Windy meremas tangannya saat melihat Gading menguasai bola. Cewek itu terus memfokuskan matanya menatap Gading yang berusaha masuk ke daerah lawan.

Satu saja harapan Windy, semoga Gading baik-baik saja sampai pertandingan usai.

📓

Lima menit awal, Gading merasa bahunya aman-aman saja. Namun, saat cowok itu berusaha menendang bol ke gawang, rasa sakit di bahunya mulai terasa kembali.

Sayangnya, golnya kali ini digagalkan penjaga gawang Pancasila.

Gading mendesah. Benar ternyata jika penjaga gawang Pancasila adalah penjaga gawang terkuat dalam kompetisi ini. Bagaimana tidak? Sejak pertandingan di babak penyisihan, total gol yang bersarang di gawang Pancasila hanya satu gol saja. Bahkan, tim Pancasila sering menang dengan skor nol untuk lawan.

Gading beserta teman-temannya yang lain segera berlari ke belakang saat penyerangan mereka gagal.

"Ding, nyerang di sisi kanan. Back Pancasila di bagian kanan lumayan lemah," ucap Kris yang berlari di sisi Gading.

Gading segera mengangguk. Jadi itu alasan kenapa teman-temannya selalu menyerang daerah lawan lewat sisi kanan lapangan? Jika memang begitu, Gading akan menerobos sisi kanan lapangan supaya bisa mencetak gol lewat kotak pinalti. Sejujurnya dengan kondisinya bahunya yang seperti ini, mencetak gol di jarak jauh akan sangat sulit baginya, terlebih penjaga gawang Pancasila adalah yang terkuat.

Kali ini bola dikuasai lawan. Namun, gerak-gerik mereka tidak seagresif sebelumnya. Tebakkan Gading mereka sengaja mengganti strategi menjadi bertahan sejak ia masuk ke lapangan.

Tidak ada waktu lagi. Gading melangkah mendekat ke arah pemain Pancasila yang menguasai bola. Cowok itu berusah merebut bola itu hingga terjadi duel di antara mereka.

Para pemain Samapta menatap Gading dengan cemas.

Saat Gading sudah berhasil menggapai bola, bahunya tak sengaja bersinggungan dengan lengan lawan. Cowok itu seketika meringis. Meskipun dengan menahan rasa sakit, Gading tetap mempertahankan posisinya agar bola yang sudah berada dikungkungannya tidak direbut kembali oleh lawan.

Brain NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang