-30-

1K 106 7
                                    

Hari ini merupakan hari yang menegangkan untuk sebagian besar murid SMA AG termasuk Win. Pasalnya saat ini adalah hari di mana pembagian buku raport dilaksanakan.

Wali kelas sedang menyampaikan pidatonya di hadapan para wali murid, membahas tentang pentingnya kehadiran serta semangat belajar.

Win yang kebetulan orang tuanya tidak dapat hadir harus mengambil buku raport itu sendiri.

Setelah selesai menyampaikan pidato serta masukannya, sang Wali kelas pun melanjutkan agenda selanjutnya; pembagian buku raport.

Di tangannya terdapat map berisi rekap nilai serta peringkat seluruh siswa-siswi kelas XI IPA 2.

"Baik, sebelum pembagian buku raport dilaksanakan, saya akan mengumumkan peringkat lima besar di kelas ini," ujar Bu Siska membuat Win dan beberapa orang lainnya menahan napas.

Dan dengan itu Bu Siska mengumumkan daftar peringkat lima besar di kelas itu.

Win membeku di tempatnya setelah Bu Siska selesai mengumumkan daftar peringkat lima besar di kelasnya. Ia tak percaya jika namanya masuk dalam daftar tersebut.

Ia bahkan berada di posisi ke-dua!

Win mendapatkan peringkat ke-dua setelah Adam yang menempati posisi pertama.

Sementara Rian harus berpuas diri dengan mendapatkan peringkat ke-lima.

Win keluar dengan wajah semringah, ia tersenyum bahagia.

"Ar, selamat ya, usaha lo enggak sia-sia," ujar Adam seraya tersenyum lembut.

Win menghamburkan dirinya ke pelukan Adam dan Rian. "Gue bahagia banget, akhirnya usaha gue buat belajar membuahkan hasil."

Win melepas pelukannya dan memandang ke arah Adam. "Makasih, Dam. Lo juga keren karena bisa dapet posisi pertama."

"Hm, makasih, Ar."

"Juara lima nih, senggol dong bos," sindir Rian yang merasa diabaikan.

Win melirik Adam, semacam memberi kode kepada lelaki itu. Kemudian ia memiting leher Rian.

"Selamat,Yan. Wah ternyata sahabat gue pinter juga walau kadang otaknya suka geser," ucap Win seraya menggosok kepala Rian.

Rian berontak dan melepas pitingan Win di lehernya. Ia membuat raut angkuh dan tertawa dengan begitu jemawa. "Wo iya jelas lah, meskipun gesrek-gesrek gini, otak gue masif berfungsi dengan baik."

Sementara itu, seperti biasa Adam hanya menjadi penonton dari kehebohan kedua sahabatnya.

"Sekarang kita mau nongkrong dulu apa langsung pulang nih?" tanya Rian dengan melirik Win dan Adam secara bergantian.

"Nongkrong ke mana aja dulu yuk! Itung-itung celebrate pencapaian kita. Tenang, bills on me."

"Woah, ini baru namanya sahabat gue, sering-sering ya kawan." Rian merangkul bahu Win.

Win mendengkus. "Tekor dong gue."

Rian menanggapi dengan tertawa.

"Dam, gimana? Lo gabung, 'kan?" tanya Win.

Adam mengangguk ringan.

Win tersenyum puas. "Oke, tapi gue kabarin Kak Bri dulu ya? Biar dia enggak nungguin gue dan langsung pulang."

Pemuda itu kemudian mengirimi Bright pesan bahwa ia akan nongkrong dulu bersama kedua sahabatnya serta meminta lelaki itu untuk langsung pulang dan jangan menunggu dirinya.

Setelah selesai mengirim pesan, Win pun memasukan kembali ponselnya ke dalam kantong celananya. "Oke, yuk cabut."

Dan dengan itu mereka pergi.

[Our]Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang