Level 35 - Butterfly On Your Shoulder

31 7 0
                                    

In Author's Eyes...

"Ada seseorang yang membuatku merasa tertarik selama beberapa waktu terakhir."

"Siapa itu?"

Tawa renyah lolos dari bibir seorang pemuda berbalut setelan gelap yang tengah duduk di samping seorang pemuda lainnya yang mengenakan pakaian dengan nuansa biru gelap.

"Seorang player, dia masuk jajaran player wanita terkuat di server." kata si pemuda bersetelan serba gelap. "Apa kau bisa menebaknya?" sambung si pemuda lagi, lirikan dia lemparkan pada sosok di sebelahnya—sang lawan bicara yang sekarang tampak berusaha menganalisis.

"Ada beberapa orang player wanita di rank tinggi WorldWare. Kebanyakan dari mereka menempati rank itu selama beberapa waktu dan kemudian berganti dengan player lain. Dari kalimatmu sekarang, sepertinya kau tidak sedang bicara tentang mereka, Invisible Black."

Perkataan lawan bicaranya membuat Invisible Black tersenyum simpul. "Memang, aku tidak sedang bicara mengenai mereka—para player—yang mendapatkan rank tinggi dari hasil berbagi pouch itu.

"Tapi aku bicara tentang player lain yang kedudukannya lebih stabil." ujar Invisible Black. Lawan bicaranya sendiri adalah Nakamoto Yuta, seorang NPC yang ada di East Park—sebuah tempat yang hanya didatangi oleh player untuk bercengkrama atau menghabiskan waktu selama beberapa saat hanya untuk melihat bagaimana matahari terbit kala pagi menyambut.

Tetapi, tentu tidak ada banyak player yang mau repot-repot online untuk sekedar menonton pemandangan matahari terbit secara virtual. Jadi, East Park seolah jadi sebuah spot yang terlupakan di dalam WorldWare. Sehingga, Invisible Black sendiri jadi memiliki ruang gerak cukup besar di sana.

"Ah, kurasa aku sudah tahu siapa yang kau bicarakan." kata Nakamoto Yuta kemudian.

"Benarkah?"

"Ya, dia pernah beberapa kali datang ke tempat ini. Tetapi, apa yang mendasari ketertarikanmu adalah karena dia seringkali bicara pada NPC? Dia juga pernah bicara padaku saat singgah di sini.

"Bukan salahnya, atau salahku karena aku bicara padanya dahulu. Dia sepertinya punya ketidak mampuan membedakan NPC dan PC di dalam tempat ini sehingga dulu dia berpikir kalau aku adalah seorang player." tutur Nakamoto Yuta.

Invisible Black sendiri hanya menjawab dengan anggukan ringan.

"Pendapatmu benar juga. Tidak masalah, dia tetap saja menarik." Invisible Black kemudian sampai pada konklusinya sendiri. "Apa yang membuatmu merasa tertarik?" tanya Nakamoto Yuta tidak mengerti.

Dia sendiri sejujurnya tidak pernah merasa 'tertarik' pada siapapun yang singgah di stage yang menjadi tempat tinggalnya. Sedikit aneh baginya, ketika Invisible Black yang notabene sudah dikenal para NPC sebagai seorang villain tanpa stage tiba-tiba saja bicara tentang ketertarikannya pada seorang player.

"Oh, tunggu sebentar. Jangan katakan kalau kau tertarik padanya karena kau begitu ingin menghancurkan rank yang telah didapatkannya." Nakamoto Yuta berpendapat.

"Menurutmu begitu? Setiap melihatnya beraksi di tengah sebuah stage, aku merasa seolah seluruh tubuhku hendak terbakar habis. Apa seperti itu rasanya ketika kita game over? Mengapa aku bisa merasa seaneh itu hanya karena melihatnya?" kalimat tanya sekarang Invisible Black ucapkan.

Kebingungan, Nakamoto Yuta rupanya tidak mampu menganalisis maksud dari ucapan Baekhyun secara sistematis. Sehingga, satu-satunya reaksi yang bisa diberikannya adalah terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya dia mengedikkan bahu.

GAME OVER [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang