Level 23 - Be Nice To Me, Please

277 80 10
                                    

In Jiho's Eyes...

Biarlah aku menjadi gila sesaat, biarlah aku terus berdelusi. Tapi Baekhyun terlampau manusia untuk tetap kuanggap sebagai sebuah karakter. Bagaimana aku bisa menganggapnya sebuah karakter sementara semua tindakannya adalah tindakan seorang manusia?

"Terima kasih, karena kau memilih untuk tidak meninggalkanku."

"Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkanmu? Padahal setiap waktu aku selalu memikirkanmu." kataku membuat Baekhyun lagi-lagi menyunggingkan sebuah senyum simpul.

"Jadi, Somi sudah membuatmu sadar kalau perasaanku padamu ini benar-benar nyata?" aku terkesiap saat mendengar ucapan Baekhyun.

"Apa maksudmu? Bagaimana kau bisa tahu tentang Somi?" tanyaku terkejut.

Baekhyun menatapku dengan pandangan seolah mengatakanapa-yang-tidak-bisa-kuketahui sebelum dia kemudian berdeham pelan dan mulai buka suara, dengan gaya angkuh khas miliknya yang membuatku tergila-gila.

"Memangnya apa yang tidak aku tahu? Apa kau lupa, aku sudah meletakkan mata dan telingaku padamu, Jiho." tutur Baekhyun membuatku menyernyit bingung.

"Mata dan telingamu? Bukankah kau mengatakan itu di modelain permainan ini?" tanyaku dijawab Baekhyun dengan sebuah anggukan.

"Benar, tapi bukan berarti kau lepas dari pengawasanku di sini. Aku tahu segalanya tentangmu, aku tahu apa yang kau lakukan, atau dimana kau sedang berada. Karena kau sudah tahu siapa aku sebenarnya, aku tidak perlu mengatakan kebohongan apapun padamu lagi, bukan?"

Aku terdiam kala mendengar kalimat Baekhyun. Dia sungguh tidak terdengar berusaha melukaiku, atau mengecewakanku. Lantas, mengapa aku kemarin justru bersikap begitu egois untuk melukainya? Padahal Baekhyun sama sekali tidak berubah.

"Jadi... kau sudah tahu juga apa yang akan aku lakukan untuk bertahan di dalam game ini?" tanyaku hati-hati.

Baekhyun mengangguk pelan. "Tentu saja. Soal rencanamu dengan leader dan NPC itu, aku juga sudah tahu. Tapi jangan khawatir, aku tidak akan mengatakannya pada siapapun bahkan pada Radiant Black—jika kau mengira aku akan bicara padanya—dan kau tahu, Jiho, kau selalu bisa mengandalkanku."

Aku tanpa sadar tersenyum saat mendengar ucapannya.

"Mengandalkanmu?" ulangku segera dijawab Baekhyun dengan anggukan mantap. "Ya, kau bisa mengandalkanmu. Aku tidak akan segan-segan membunuh NPC manapun yang berusaha menghalangi usahamu. Membunuh player saja sudah jadi hal yang biasa bagiku, apalagi NPC." Baekhyun menjelaskan dengan nada kelewat tenang.

Sekarang, entah mengapa kalimatnya malah terdengar mengerikan.

"Jangan terlibat, Baekhyun, aku tidak ingin melihatmu membunuh NPC di sini, mereka adalah bagian darimu juga, ingat?"

"Untukmu, aku akan melakukannya." Baekhyun menegaskan.

Ah, sungguh, tidak bisakah dia berhenti dengan kalimat-kalimat yang membuai itu? Aku sungguh tidak bisa menahan keinginanku untuk merengkuhnya erat-erat saat aku tahu dia akan mengorbankan status sosialnya sebagai seorang NPC untuk membunuh NPC lainnya.

Tapi tidak, aku tidak ingin Baekhyun kembali dicap sebagai seorang pembunuh keji dalam permainan ini. Kuyakini dia sudah cukup menderita dengan menjadi villain, yang selalu dianggap jahat padahal tidak semua villain bersifat antagonis seperti yang orang-orang tahu.

"Tidak, Baekhyun, sungguh. Aku bisa mengatasinya kali ini. Kau juga tahu aku bukan petarung yang buruk, aku bisa mengatasi mereka. Ini sama saja dengan berusaha mengatasi villain dari sebuah level, bukan?

GAME OVER [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang