Level 36 - White Tiger

27 8 0
                                    

In Author's Eyes...

"Manager gila itu mengadakan rapat lagi."

Rungu Seungwan segera terusik begitu didengarnya kalimat-kalimat bernada sarkatis di sekitarnya. Selagi Seungwan sibuk dengan kegiatannya, bisa dia lihat bagaimana orang-orang mempersiapkan dokumen-dokumen mengenai pengembangan WorldWare yang direncanakan akan dirilis sesegera mungkin.

Ugh, tapi tentu Seungwan tahu benar sekarang apa yang akan dihadapinya. Seorang manager muda dengan tempramen yang luar biasa buruk.

"Jangan katakan dia akan memakai ruang rapat di kantor kita lagi." Seungwan berucap pada salah seorang gadis di sebelahnya. "Sepertinya begitu. Tapi kau tahu sendiri, ruang rapat kita yang paling tertutup. Jadi dia bisa dengan bebas meluapkan amarahnya." sahut si gadis, sibuk dengan peralatan make up di mejanya—yang entah mengapa membuat Seungwan bergidik juga.

"Kulihat-lihat, kau sangat tertarik pada make up, Tarin-ssi. Lalu mengapa memilih untuk bekerja sebagai assistant di kantor ini?" tanya Seungwan kemudian, tidak ingin mengingat-ingat soal manager yang mereka bicarakan—Johnny, karena Seungwan tahu benar kalau pada akhirnya dia juga yang harus membereskan sisa kekacauan yang Johnny ciptakan.

"Oh, aku sudah melakukannya. Bekerja sambilan sebagai make up artist setelah kita selesai dari pekerjaan sambilan di kantor ini sebagai assistant, Seungwan-ssi. Dan juga, tempat ini sebenarnya tidak jadi tempat bekerja yang menyenangkan, kalau saja bayarannya tidak menggiurkan."

Benar juga ucapan Tarin sekarang, kalau diingat-ingat, Seungwan sendiri sudah menghasilkan cukup banyak uang dari hasilnya bekerja—bagian dari penyamaran—di tempat ini selama empat tahun. Memang, Tarin tidak bekerja terlalu lama di tempat ini, tetapi dia juga terlihat sama tertariknya seperti Seungwan sekarang.

Seungwan sendiri sudah menghabiskan empat tahun di NG Soft untuk mencari tahu setiap detil yang telah diubah dari Rule The World ketika ia dilahirkan kembali menjadi WorldWare, melaporkan tiap detil yang dia dapatkan pada Sehun dan Liv yang ada di tempat tinggal sementara mereka, lalu keduanya akan memberitahu Seungwan tentang perkembangan fisik Baekhyun yang sampai detik ini belum terbangun.

"Kau tidak tertarik melihat apa yang akan manager itu ributkan hari ini?" tanya Tarin sejurus kemudian, dia lemparkan pandang ke arah ruang kedap suara yang berada di tengah-tengah kantor mereka, secara tidak langsung membuat Seungwan juga melempar pandang ke arah yang sama.

"Tertarik, sebenarnya. Mau ke sana?" tawar Seungwan, karena sebagai co-assistant dari staff yang bertanggung jawab atas ruang rapat tersebut, Seungwan tentu punya akses untuk bisa masuk ke dalam ruang rapat dan melihat secara langsung apa yang tengah karyawan-karyawan tersebut rapatkan saat ini.

"Kau mengajakku?" kata Tarin hampir-hampir tidak percaya. Seungwan menjawab dengan anggukan ringan. "Ya, ayo masuk kalau begitu."

Keduanya kemudian melangkah ke arah ruang rapat, masuk ke dalamnya sebelum rapat 'panas' yang pasti akan berujung kerusakan properti terjadi, menempatkan diri di spot paling aman di sudut ruangan selagi perwakilan dari tiap sub-bagian di pengembangan game mempersiapkan presentasi mereka.

"Jadi, apa yang sudah kalian lakukan selama satu pekan ini?" Johnny memulai rapat dengan atmosfer yang kaku, dengan setelan berwarna kaku—karena Johnny biasanya mengenakan setelan-setelan dengan warna-warna kelewat mati—nya ia menunggu di kursi manager.

"Ah, kami sudah menyiapkan beberapa inovasi untuk pengembangan game selanjutnya." salah seorang staff berkata. "Contoh." Johnny menyahut.

"Karena WorldWare versi 4.2.4 akan segera dirilis, kami berencana untuk membuat inovasi lainnya di dalam WorldWare untuk membuatnya terlihat semakin nyata." seorang staff berkata, dia lantas membuka slide presentasinya. "..., salah satu inovasi yang terpikir oleh kami adalah menciptakan karakter-karakter NPC yang lebih realistis. Dalam bentuk keluarga, yang kami maksud.

GAME OVER [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang