Level 19 - White House

337 84 15
                                    

In Jiho's Eyes...

"Kau ingin mati, rupanya..."

Suara ini...

Aku segera membuka mata, dan jantungku hampir saja lupa caranya untuk berdetak saat aku mendapati wajah yang kukenal sekarang tengah menindih tubuhku, menghimpit pernafasanku dengan melintangkan sebuah sword di leherku.

Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Dia masih sama sempurnanya seperti terakhir kali kami bertemu. Tapi aku yakin benar namanya tak ada dalam daftar player yang ikut terlibat dalam demo version ini.

Apa dia melakukan kecurangan? Apa dia memanipulasi list itu dengan kemampuan cybernya seperti ucapan Taehyung kemarin? Apa dia memasukkan dirinya dengan ilegal? Bagaimana mungkin dia bisa ada di sini?

"B-Baekhyun... Bagaimana kau bisa ada di sini?"

Rupanya, vokalku tak cukup lantang untuk membuatnya mengenaliku. Diam-diam aku sadari, aku tidak melihat ID Baekhyun—biasanya, di bagian atas tubuh seorang player akan terlihat layar transparan kecil berisikan ID, DPS, dan levelseorang player, tapi tidak kutemukan itu pada Baekhyun sekarang.

Yang ada, dia justru makin menatapku dengan kebencian yang sarat dalam sorot pandangannya. Ada apa dengan Baekhyun? Apa seseorang telah menyerangnya sebelum aku datang?

Belum lepas diriku dari rasa terkejut yang ada, Baekhyun sudah menarik tubuhku untuk berdiri dengan paksa, lantas ia todongkan pedang itu di depan leherku, lagi.

"Kau sungguh ingin mati?" pertanyaan itu Baekhyun ucapkan, membuatku menatapnya tidak mengerti.

Apa dia tidak mengenaliku—oh, penutup wajah sialan ini pasti jadi sumber masalahnya.

"Hey, jangan emosi dulu. Apa kau tidak—"

SRAT!

Aku terkejut bukan kepalang saat Baekhyun dengan mudahnya menggerakkan pedangnya melewati wajahku begitu aku bersuara. Sadar bahwa aku tak bisa menghadapi Baekhyun dengan ucapan, aku akhirnya bergerak menarik penutup wajah yang—ugh.

Baekhyun rupanya memang tidak sedang bisa diajak kompromi.

Lagi-lagi dia memberikan serangan padaku, hal yang membuatku serta merta berusaha menghindari serangannya dan berusaha membalikkan serangan tersebut padanya. Tahu bahwa aku tak akan bisa memberikan banyak perlawanan berarti, aku juga tidak berusaha melawannya dengan keras.

Tapi bagi Baekhyun aku rupanya memang orang asing. Apa penampilanku sebegitu banyak berubahnya karena scanning visualisasi tadi? Aku pikir aku masih akan terlihat sama seperti visualisasiku terakhir kali.

"Hurtling fire!" kudengar Baekhyun berseru, sebuah hurtling firelantas muncul di tangannya, senjataku, dia baru saja mengambil senjata itu dari equipmentku. Ah, pasti Baekhyun tidak tahu kalau aku adalah HongJoo.

Dia mungkin saja mengalami situasi yang sama denganku, tidak bisa melihat ID, DPS, dan level player yang ada di hadapannya. Meski pertanyaanku tentang bagaimana Baekhyun bisa ada di sini masih menjadi sebuah pertanyaan besar dalam benakku, aku akhirnya berusaha melupakan situasi aneh ini dan menghadapi Baekhyun saja.

Hitung-hitung, sebuah pemanasan, walaupun nanti aku harus pikirkan cara untuk melarikan diri darinya begitu health barku berubah kritis.

"Kalau kau memang ingin membunuhku, silahkan saja." akhirnya aku berkata, kueratkan penutup wajahku sebelum aku akhirnya mengeluarkan ministry sword andalanku.

Pertarungan sengit antara aku dan Baekhyun akhirnya terjadi. Selagi kami bertarung, aku bisa mengenali satu persatu perbedaan antara survival mode ini dan yang lama. Serangan Baekhyun, semakin lama semakin membabi buta.

GAME OVER [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang