Level 15 - Dawn Attack

411 82 0
                                    

In Jiho's Eyes...

"Aku hanya akan satu kali memberikan Wild Rose milikku, dan aku ingin kau jadi satu-satunya player wanita yang pernah meneirma Wild Rose dariku. Karena aku juga tidak akan melepaskanmu, jadi kau mungkin akan jadi wanita dari seorang posesif sepertiku. Apa... kau bersedia? Menjadi pendamping hidupku, Song Jiho?"

Bagaimana bisa aku menolaknya? Mana mungkin aku mengatakan tidak? Baekhyun adalah seorang pair yang sempurna, dia punya segalanya dalam permainan ini, ability, uang, dan kekuatan. Dia bahkan punya kekuasaan nyata yang diinginkan semua player WorldWare.

Mana bisa aku menolaknya?

Lagipula, bukankah hal-hal aneh yang terjadi padaku belakangan ini adalah tanda bahwa aku juga menyukai Baekhyun?

Tapi apa aku cukup pantas untuk bersanding dengannya?

"Baekhyun, tidakkah kau pikir aku mungkin terlalu lemah untuk jadi—"

"—Aku tidak suka penolakan, Jiho." Baekhyun sudah memotong ucapanku bahkan saat aku belum sempat menyelesaikan kalimatku.

Apa keraguan itu terdengar menyelip dalam ucapanku barusan?

"Tentang wedding yang pernah kau bicarakan... apa kau sudah merencanakannya?" tanyaku akhirnya, menyerah karena bibirku juga tidak sanggup untuk sekedar mengatakan 'ya' padahal yang sekarang ada di dalam survival mode adalah benakku dan bukannya tubuhku.

Mengapa mengatakan 'ya' saja begitu sulit?

"Apa itu artinya kau menerima Wild Rose yang kuberikan?" tanya Baekhyun memastikan keputusanku.

"Bagaimana aku bisa menolakmu sementara kau begitu... sempurna, Baekhyun?"

Bisa kudengar bagaimana Baekhyun sekarang tertawa karena ucapanku. Apa baginya perkataanku menggelikan? Padahal aku mengatakannya dengan bersungguh-sungguh.

"Aku tidak bercanda, Baekhyun. Kau memang sempurna." ucapanku lagi-lagi membuat Baekhyun tergelak.

"Aku tahu, kau tidak perlu memperjelasnya, Jiho. Ini pertama kalinya untukku, mendengar seseorang mengatakanku sempurna seperti caramu mengucapkannya." Baekhyun menjelaskan.

"Kenapa? Aku hanya mengatakan apa adanya. Suaramu, wajahmu, caramu bicara, caramu memperlakukan seseorang, sikapmu, semuanya begitu sempurna dalam pandanganku. Jantungku bahkan seringkali berkhianat dengan berdegup tidak karuan karena—"

—tidak. Hentikan Jiho, apa yang sedang kau lakukan?

"Apa aku seperti itu?" aku menatap Baekhyun saat akhirnya dia bicara, ekspresinya sekarang sungguh tidak bisa kuartikan. Mengapa dia memandangku seperti itu?

"Ya..." aku akhirnya dengan pasrah berkata.

Memang kenyataannya begitu, Baekhyun terlampau sempurna.

"Terima kasih, Jiho. Kau orang pertama yang mengatakan hal semacam itu padaku, dan aku sungguh senang mendengarnya, karena kau lah yang mengatakan semua itu." ucap Baekhyun, dia meraih tangan kananku, meletakkan Wild Rose-nya di telapak tanganku sebelum ia menarikku mendekat.

"Bagaimana bisa aku menemukan seseorang sepertimu di dalam permainan, Jiho?" aku menatap Baekhyun saat mendengarnya bicara.

"Mengapa? Memangnya di kehidupanmu kau tidak pernah menemui seseorang sepertiku?" tanyaku dijawab Baekhyun dengan sebuah senyum tipis.

"Tidak ada yang memerlakukanku sebaik dirimu."

"Terima kasih, aku anggap itu sebagai pujian." kataku akhirnya, kalau diingat-ingat lagi, aku juga tidak selalu memperlakukan Baekhyun dengan baik.

GAME OVER [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang