Level 39 - Ripped Memories

42 11 0
                                    

In Author's Eyes...

Taeil terus mengulang kegiatan monoton sejak siang tadi. Dan Jaehyun tahu benar alasan di balik sikap Taeil ini. Kalau saja dia boleh tertawa—karena tadi Jaehyun sudah mencoba untuk tertawa dan hasilnya adalah ia mendapatkan satu pukulan keras di lengannya—saat ini dia pasti sudah tertawa terpingkal-pingkal karena ekspresi serius yang Taeil pamerkan.

Menurut Jaehyun, ekspresi semacam itu sangat tidak pantas untuk ada di wajah Taeil.

"Sudahlah Taeil, kau terima saja kedua tawaran itu. Win-win, kau tahu? Kau bisa bekerja di perusahaan yang kau inginkan sekaligus menyelesaikan dua tugasmu. Lihat sisi baiknya, kalau kau sudah menyelesaikan tugasmu kau bisa tetap ada di sana."

Kemudian Jaehyun berusaha mengubah cara pandang Taeil. Sebab sejak tadi Taeil berpikir kalau seseorang tengah berusaha untuk menjebaknya. Walaupun kemungkinan kliennya yang bernama Suho ini berusaha menjebak Taeil sangatlah kecil, sebenarnya.

"Mudah bagimu mengatakannya, sulit untukku menjalaninya." sahut Taeil ringan.

"Apa yang kau khawatirkan sekarang?" tanya Jaehyun kemudian.

"Bagaimana kalau identitasku terbongkar? Aku tidak mau berurusan dengan polisi, kau tahu." Taeil kembali bersungut-sungut. Jaehyun sendiri memasang tampang sok berpikir keras. "Kau sudah jadi buronan polisi, omong-omong. Apa lagi yang kau takutkan? Ketahuan atau tidak, tergantung dari bagaimana kau menyelesaikan tugasmu ini." jelas Jaehyun.

Jaehyun menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di sofa sebelum dia kemudian kembali buka suara. "Lagipula, bukan kau satu-satunya orang yang ada di dalam rencana ini, Taeil. Ingat kata Suho? Dia memintamu untuk membuat sebuah tim yang akan disaingkan di NG Soft. Bisa kubayangkan, akan ada beberapa orang tim di sana yang berusaha untuk mendapatkan tempat.

"Dan kita akan masuk di salah satunya. Apa sulitnya? Kalau kau merasa posisimu sudah mulai berbahaya, kau bisa menggagalkan diri sehingga timmu tidak masuk ke NG Soft. Ingat Taeil, Suho hanya memerintahkanmu untuk masuk ke NG Soft. Bukan berarti dia akan memberikan backing untukmu masuk."

Taeil sekarang tergerak juga mendengar penjelasan cerdas yang Jaehyun utarakan sekarang. Tidak salah lagi kalau putra tunggal Jung Corporation itu memang sejak dulu dielu-elukan sebagai seorang yang berprestasi. Dia memang jenius. Sayang, dia tidak suka mengikuti garis keturunan pebisnis yang ayahnya berikan.

"Kau benar juga. Kalaupun tidak ada rencana ini, kita juga bisa tetap bebas bersaing dengan tim lain yang akan diseleksi masuk ke NG Soft, bukan?" tanya Taeil memastikan pemahamannya sekarang.

"Iya, begitu maksudku. Anggap saja kalau kita sedang benar-benar berusaha masuk ke dalam NG Soft. Kau bisa mencari anggota tim dengan bebas, dan kita berdua juga sebaiknya tidak membicarakan soal bisnis yang kau jalankan ini di depan mereka semua.

"Kita hanya perlu berpura-pura fokus pada inovasi WorldWare saja. Nanti satu persatu rencanamu juga pasti akan berhasil. Kau bisa menemukan gadis yang dicari itu, dan kau juga pasti bisa punya akses ke dalam file prototype lagi.

"Setelah kau menyelesaikan dua tugasmu secara diam-diam, kita bisa sama-sama memutuskan untuk tinggal atau pergi. Kalau memang ide kreatif kita bisa pantas untuk bersanding dengan programmer yang ada di NG Soft, anggap saja masuk ke NG Soft sebagai bonus atas usahamu selama ini."

Sungguh, Taeil tidak pernah merasa Jaehyun sejenius ini sebelumnya. Karena Jaehyun lebih sering mempertanyakan soal cantik tidaknya perempuan, atau hal lain yang bagi Taeil tidaklah penting.

Tapi mendengar bagaimana sekarang Jaehyun menalar semua kemungkinan yang akan terjadi jika dia dan Jaehyun sama-sama bergabung di dalam satu tim yang akan diseleksi masuk ke NG Soft, entah mengapa Taeil tiba-tiba saja berubah menjadi pihak yang paling diuntungkan.

GAME OVER [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang