Level 22 - The Real Leader

374 81 9
                                    

In Jiho's Eyes...

Bagaimana denganku? Anganku sekarang adalah mengembalikan semua hal ke tempatnya masing-masing. Baekhyun seharusnya berada di barisannya, menjadi villaindengan sewajarnya dan aku akan jadi player yang berusaha mengalahkannya.

Kami tidak seharusnya ada dalam hubungan saling terikat karena tidak satupun dari kami akan diuntungkan oleh hubungan ini. Yang ada hanyalah rasa sakit, dan rasa sakit lain di atas rasa sakit.

Lantas, salahkah aku jika kupilih untuk mengucap selamat tinggal padanya?

"Aku... Aku ingin menjauh darimu, Invisible Black."

"Apa?" Baekhyun menatapku tidak mengerti begitu kuucapkan kalimat itu padanya dengan nada cukup tegas.

Mungkin, dia mengira aku sedang bermain-main. Tapi tidak, aku tidak sedang bercanda dengannya sekarang. Situasi kelewat tenang yang sekarang kami hadapi adalah hal yang terlampau aneh. Aku tahu aku tidak seharusnya berada di dekat Baekhyun untuk saat ini.

Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa berpikir dengan jernih di tempat ini. Masih ada beberapa hari lagi, dan aku harus bertahan dengan cara apapun. Baekhyun tidak lagi bisa kuandalkan karena dia adalah seorang villain dan bagaimana pun, akan mencoba untuk membunuhku pada akhirnya.

Meski dia berkata bahwa dia tidak akan membunuhku, tapi dia adalah seorang NPC, dia villain, mana bisa aku memercayai ucapannya?

"Aku ingin menenangkan pikiranku, aku ingin bertahan sampai akhir, tapi aku mungkin tidak akan bisa bertahan sampai akhir jika aku terus bersama denganmu. Setidaknya aku masih harus bertahan di sini selama lima hari—atau mungkin empat hari lagi?—dan keluar dari permainan ini."

"Mengapa sekarang kau begitu ingin keluar dari permainan?" tanya Baekhyun, menyadari kalau aku selama ini tidak pernah merasa bosan terhadap permainan ini.

Tapi bagaimana dengan sekarang? Saat aku sudah tahu kalau seseorang yang selalu kutunggu dalam permainan ini bukanlah seseorang yang benar-benar ada dan nyata, bagaimana aku bisa menghadapinya dan bisa bicara sesantai ini sementara hatiku sendiri terluka?

"Kau sendiri yang mengatakan padaku, kalau tempat ini berbahaya. Kau adalah seorang villain Baekhyun, cepat atau lambat kau juga akan berusaha membunuhku. Padahal aku ingin bertahan—"

"—Bukankah sudah pernah kukatakan padamu, kalau hanya ada salah satu dari kita yang bisa bertahan, maka kau lah orangnya?" Baekhyun bicara memotong perkataanku.

Ya, aku ingat benar dia memang pernah mengatakan hal itu padaku. Tapi itu saat situasinya belum berubah menjadi sekacau ini. Kalau saja semua orang tahu tentang Baekhyun, dia tidak akan bisa duduk santai begini.

Dan aku akan menjadi orang paling konyol di dalam server. Mereka pasti akan menertawaiku karena telah menjadi pairdengan seorang NPC.

"Kita tidak bisa terus begini, biarkan aku menenangkan pikiranku dulu Baekhyun. Setelah itu mari kita bertemu lagi." ucapku akhirnya, tak ingin menjelaskan lebih jauh lagi pada Baekhyun karena jika kupikir-pikir, dia juga tidak punya perasaan yang bisa digunakannya untuk memahami perasaanku.

"Jiho, aku menyukaimu, apa perkataanku terdengar seperti sebuah kebohongan bagimu?" pertanyaan Baekhyun berhasil membuatku menghela nafas panjang.

Bagaimana bisa aku percaya sedangkan sosok yang mengatakan hal itu padaku adalah seorang yang tidak nyata?

"Aku percaya, dan aku juga menyukaimu, Baekhyun. Tapi saat ini aku sungguh butuh waktu sendiri." terpaksa aku berbohong pada Baekhyun, meski sepertinya Baekhyun tahu tentang kebohongan yang sedang aku lakukan.

GAME OVER [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang