Level 28 - Crime in Crime

324 84 14
                                    

In Jiho's Eyes...

WorldWare adalah sebuah wadah pembunuhan.

Kami simpulkan itu setelah pembicaraan cukup 'berat' dengan para NPC kami selesaikan. Beberapa rencana juga sudah kami susun—lebih tepatnya, Baekhyun dan Johnny yang menyusun rencana tersebut.

Keduanya menyusun rencana dengan cara luar biasa, penuh perdebatan dan pertimbangan. Kalau saja bisa kuceritakan kembali bagaimana keduanya menyusun rencana, aku mungkin akan merasa jika mereka berdua adalah dua programmer utama permainan ini.

Tapi tidak, yang mereka lakukan adalah merencanakan sebuah tindakan kriminal di tengah aksi kriminal yang tengah berlangsung. Karena keduanya sama-sama jenius, tidaklah sulit membuat rencana untuk menyelamatkan kami semua.

Hanya saja, seseorang harus rela mati demi rencana ini.

Tidak ada yang berkomentar sejak Baekhyun mencetuskan ide tentang 'kematian' yang ia tujukan agar bagian dari kami bisa mengawasi keadaan di luar permainan ini. Dan semua orang sepertinya lebih memilih untuk menikmati waktu mereka sendiri untuk melakukan tugas-tugas yang sudah Johnny bagi pada mereka, daripada ikut berpikir tentang rencana yang Baekhyun dan Johnny telah susun.

"Pairmu benar-benar penuh semangat, Jiho." kudengar Wendy berkata ketika aku duduk di sudut gua dan memerhatikan Baekhyun juga Johnny di sudut lain—keduanya tampak seolah memiliki ruang pribadi untuk bicara begitu panjang lebar.

"Aku tidak tahu apa aku masih bisa memanggilnya pairku setelah ini." tanpa sadar bibirku berkata. Memang benar, setelah permainan ini berakhir status hubunganku dan Baekhyun akan segera menjadi pertanyaan. Tidak hanya bagiku, tapi juga bagi semua orang yang mengenalku di dunia nyata.

Taehyung dan Ashley, utamanya. Karena dua orang itu adalah dua orang yang sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri dan nyatanya memang memedulikanku. Apa yang mungkin akan mereka katakan setelah aku keluar dari permainan ini?

"Apa maksudmu?" tanya Wendy tidak mengerti. Ya, tentu saja dia tidak mengerti karena dia juga seorang NPC yang memiliki pola berpikir sama persis dengan Baekhyun.

"Lupakan saja," aku akhirnya berkata, "..., aku hanya bicara satu-dua hal yang tidak penting." sambungku membuat Wendy makin menatap dengan alis bertaut. Dia sudah hendak mengeluarkan satu tanya lagi saat nyatanya diskusi dua orang sibuk di sana rupanya telah berakhir.

Kedatangan Baekhyun ke arah kami sekarang adalah hal yang menghentikan Wendy dari usahanya untuk bertanya. "Ah, dia datang padamu." kata Wendy dengan cicitan kecil di akhir vokalnya.

Kemudian, Wendy bangkit dari tempatnya duduk sedari tadi. Dia melangkah ke arah Johnny—karena sekarang aku sudah tahu Wendy adalah karakter yang diciptakan Johnny, melihatnya hendak menempel pada Johnny seperti permen karet entah mengapa jadi terlihat begitu wajar—sementara Baekhyun sendiri menghampiriku.

"Kita perlu bicara, Jiho." tiba-tiba saja Baekhyun berkata.

"Bicara? Baiklah." aku menyetujui ucapannya, raut Baekhyun terlihat begitu serius sekarang, bisa kupastikan dia dan Johnny sudah punya setidaknya satu rencana utama dan beberapa rencana cadangan.

Mereka berdua adalah orang-orang jenius, ingat?

"Tidak di sini. Sebaiknya kau ikut denganku." kata Baekhyun lagi, ia ulurkan tangannya ke arahku karena aku tak kunjung berdiri. Segera setelah kuraih uluran tangannya, Baekhyun membimbing langkahku keluar dari gua tempat kami bersembunyi, meninggalkan Johnny dan Wendy di sana.

Well, mungkin mereka juga butuh waktu untuk bicara.

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

GAME OVER [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang