S

76 14 0
                                    

Sains itu susah Jeff, tapi lebih susah kamu. -Mika

Haikal sampai harus mendorong mangkok mie ayam favorit si gadis agar kehadirannya diacuhkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haikal sampai harus mendorong mangkok mie ayam favorit si gadis agar kehadirannya diacuhkan.
"Mie nya keburu ngembang nih, Mik. Makan dulu kenapa?"

"Ehehe iya." Lantas Mika mulai memakan porsinya. Ia menambahkan dua sendok sambal dan sejumput garam. Bercanda dengan Haikal saat melihat tingkah orang lain yang menurutnya lucu dan mencelupkan kerupuk rambak agar kuahnya terserap. "Nanti kamu ke Banguntapan lagi ya?"

"Tenang, entar ku anter pulang dulu baru aku ke sana."

Mika melihat Haikal sengit. "Ih ngapain sih kan jadi bolak-balik kamu, Kal. Aku pulang sendiri aja entar."

"Pulang sendiri terus nyampenya tengah malem kayak kemaren?"

Mika menciut. Ia menggembungkan pipinya hingga Haikal tidak tahan untuk tidak memencet kedua pipi gadis itu dengan telunjuk dan jempolnya. "Kan yang penting nyampe rumah, lagian kamu udah tahu aku pergi sama siapa."

"Tapi Bunda nggak kenal dan khawatir bahkan nyampe dateng ke rumahku kan?" Haikal mendekatkan wajahnya ke arah Mika yang menunduk. "Besok lagi bilang dulu kalo mau pulang malem."

Sehabis sesi omelan Haikal di tempat makan mie ayam favoritnya, Mika kembali di antar ke kampus. Haikal langsung berputar untuk menuju ke tempat seniornya untuk mengerjakan Tugas Akhir. 

Apakah Jeffrey sudah menunggunya untuk belajar bersama? 
Ah. Rasanya pipinya kembali memanas saat mengingat malam itu. Padahal Jeffrey hanya mengantarkannya pulang, tepat seperti perkataannya. Tapi tetap saja, jantungnya yang bergetar hebat tidak bisa ia hentikan. Ranum kemerahan sampai naik pada pipinya.

Hari ini Jeffrey juga terlihat memesona seperti biasanya. Jaket denim biru muda. Celana kain straight hitam. Dalam kaos putih polos. Serta topi Converse biru gelap. Mungkin hari ini pria itu tidak menata rambutnya, makanya ia lebih memilih untuk menutupi dengan topi.

"Halo Jeffrey, udah lama ya?" Mika menyapa dengan ramah, tidak lupa dengan menyebut nama Jeffrey. Berharap namanya juga akan disebut oleh pria ini.

Jeffrey tersenyum membalas sapaan Mika. "Hey. Udah gue pesenin jus alpukat. Is that okay?"

Mika segera duduk dan mengangguk. "Iya nggak apa-apa." Sudah baik Jeffrey mau membelikannya jus alpukat terlebih dahulu. Mika tidak seharusnya berharap lebih. Bukannya ia sudah memutuskan untuk menahan diri lebih baik dari ia yang sebelumnya?

Kebanyakan diskusi hari ini adalah tentang Tugas Akhir Jeffrey. Mika membantu sebisanya. Walaupun ia tergolong pintar, tapi ia tidak memilih topik ini sehingga ia tidak mempelajarinya dengan terlalu dalam. Tugas Akhirnya sendiri tidak banyak menjadi pokok diskusi karena Mika masih sanggup untuk menanganinya sendiri. Lagi pula dirinya bukanlah Jeffrey yang harus berganti judul karena dosen pembimbingnya yang tidak menyenangkan. 

ALFABET | Jung Jaehyun [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang