M

75 16 0
                                    

Misal aku bilang pengen jadi pacar kamu. Kamu bakal gimana? -Mika

Semakin hari, semakin sering Jeffrey dan Mika bertemu untuk urusan proyek dosen, semakin mereka tidak canggung satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin hari, semakin sering Jeffrey dan Mika bertemu untuk urusan proyek dosen, semakin mereka tidak canggung satu sama lain. Mika yang kembali menemukan keberaniannya untuk mendekati Jeffrey dan Jeffrey yang semakin banyak berbicara dengan Mika.

Bukan hanya sekali-dua kali pula Jeffrey menghubungi Mika terlebih dahulu walaupun hanya perihal pekerjaan. Apakah tugas Mika lancar, bagaimana respon Bu Wiwit, dan kapan mereka bisa ke perpus ataupun ke bengkel bersama-sama.

Kini mereka kembali duduk berdua di hadapan sang dosen. Menunjukkan progresz tugas mereka dan membahas bersama.

"Sabtu ini kita pengukuran langsung, bisa?"

Jeffrey mengangguk tanpa perlu berpikir. Sedangkan Mika perlu sedikit waktu untuk menyusul anggukan Jeffrey.

"Kita ketemu di lokasi aja ya?  Kalo ke kampus dulu nanti buang waktu." Bu Wiwit melihat mereka satu persatu. Meyakinkan para mahasiswanya demi kefisiensian waktu.

Jeffrey kembali menyanggupi. "Baik, Bu."

Namun Mika tak kunjung menjawab. Ia sedang berpikir bagaimana caranya ia sampai di lokasi besok Sabtu. Apakah akan ada ojek yang menerima panggilannya mengingat rumahnya yang hampir berada di ujung timur dan harus menuju ke ujung barat Kota Yogyakarta. Di situasi seperti ini, Mika benar-benar tidak menyukai ketidakmampuannya untuk berkendara sendirian. Tidak mungkin ia meminta Bundanya atau Haechan mengantarnya.

"Mika?" Bu Wiwit kembali memanggil namanya. "Oh iya, rumah kamu Kalasan ya? Kejauhan ya?"

"Oh enggak, Bu." Mika kembali merutuki dirinya sendiri. Kini bahkan ia termakan kebiasaan buruknya yang sering merasa tidak enakan dan berakhir menyanggupi segala hal padahal tidak menguntungkan untuk dirinya sendiri. Kadang hal yang ia sanggupi bahkan tidak bisa ia nikmati.

"Jadi bisa hari Sabtu ini?"

"Iya, Bu." Sedikit berat menyanggupi, tapi pada akhirnya Mika kembali tidak bisa menolak ajakan dosennya.

Sekeluarnya mereka berdua dari ruang dosen, keduanya berpisah. Jeffrey pulang ke kosan terlebih dahulu dan Mika yang harus masuk ke kelas.

Setelah sekian lama, baru kali ini Mika benar-benar menikmati momen pengejarannya pada Jeffrey. Saat Jeffrey tidak memperdulikan keberadaannya, dia hanya fokus untuk semakin terpacu mengejar Jeffrey. Tapi kini saat Jeffrey yang entah mengapa berbicara dengannya dengan nada yang baik, dia bisa menikmati setiap momennya.

"Mikirin apa? Bengong mulu."

"Oh." Agak gelagapan Mika menoleh kepada Haikal. "Lagi mikir mau daftar KKN di mana."

Haikal menggeser laptopnya, menunjukkan proposal yang tengah ia buat. "Ikut aku aja."

"Ke Morotai?" Haikal mengangguk dengan semangat. "Emangnya Bunda bakal ngijinin aku ke sana? Apalagi Ayah tuh yang super posesif. Kamu tahu dong, Kal." Terselip senyum geli di wajah Mika.

ALFABET | Jung Jaehyun [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang