Y

75 12 0
                                    

Yang baik hatinya, penuh cinta, dan kepandaian. Itu arti namaku biar kamu nggak lupa. Diatmika Eri. -Mika

Padahal saat ini juga merupakan sebuah momen yang Mika tunggu-tunggu untuk dilewati bersama sahabatnya, tapi Haikal sedang sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal saat ini juga merupakan sebuah momen yang Mika tunggu-tunggu untuk dilewati bersama sahabatnya, tapi Haikal sedang sakit. Lelaki itu tidak dapat menghadiri prosesi Yudisium seperti mahasiswa pada umumnya. Sangat disayangkan memang, tapi apa boleh buat? Haikal saja bahkan berkata bahwa Yudisium hanya satu dari sekian banyak prosesi yang ada di kampus. Ia tidak begitu mempermasalahkan absennya dan malah sibuk bermain game ponsel di tempat tidurnya dengan tenang. 

Mengikuti obrolan dengan santai, duduk di antara teman-temannya yang lain, lontang-lantung di sekitaran aula, semua sudah ia lakukan. Cukup bosan karena tidak ada Haikal. Sebenarnya apa yang ia lakukan selama hampir empat tahun ini di kampus? Mengapa dirinya kadang masih terasa asing? Ataukah hanya karena dia yang agak sedikit pemilih dalam bersosialisasi? Si introvert sejati.

Setidaknya ia tidak akan begitu bosan karena saat ini duduk bersebelahan dengan Jeffrey karena IPK mereka yang posisinya tepat atas bawah. Jeffrey masih bisa tersenyum menyapanya setelah apa yang terjadi kemarin. Ya memang bukan salahnya, Mika saja yang pasang perasaan terlalu di depan.

"Keluarga kamu nanti dateng semua pas wisuda?" Mika memilih mengajukan pertanyaan random untuk mengisi waktu. Mendengarkan pidato Dekan sejujurnya bukan merupakan kegiatan yang menyenangkan untuknya.

"Kayaknya iya." Jeffrey terlihat menimang-nimang jawaban lanjutannya. "Kalo kakak gue udah balik ya pasti pada ke sini semua. Keluarga lo gimana?" Ia balik bertanya. "Eh kan lo asli Jogja ya." Iya. Mika ini kan bukan anak rantau sepertinya.

"Emm kalau Ayahku bisa ambil cuti pas wisuda ya dateng semua. Kalo nggak bisa, ya Bunda dateng sama keluarga Haikal kayaknya."

"Keluarga lo sama Haikal sedeket itu ya?"

Setiap orang yang tahu pertemanannya dengan Haikal pasti akan menanyakan hal yang sama. Ini sudah ke sekian ribu kali Mika rasa mendapatkan pertanyaan ini. Jelas saja ia tertawa kecil. "Dari sebelum bisa ngomong sama jalan, temenku kan cuma Haikal, Jeff. Gimana nggak deket kalo rumah kita aja tetanggaan?"

Teman katanya. Jeffrey merupakan salah satu dari sekian banyak manusia yang tidak memegang premis tersebut. Pertemanan yang awet antara pria dan wanita bukan merupakan sebuah pernyataan yang menjanjikan untuknya. "Deket banget ya ternyata."

"Iya. Sampe Haikal itu udah kayak jadi wali keduaku kalo di luar. Ayah kayak percaya aja sama dia, soalnya Haikal lebih bisa dipercaya dari pada anaknya sendiri yang ceroboh katanya." Gadis itu masih semangat menceritakan pertemanannya. Ia pikir-pikir lagi, selama ini memang Haikal lebih banyak membantunya dari pada ia membantu Haikal.

"Jadi berasa punya kakak ya?"

"Iya." Mika mengiyakan dengan semangat. Ia tidak iri pada temam-temannya yang pamer kemesraan atau momen seru dengan kakaknya karena selama ini ia punya Haikal. "Aku kira kamu juga anak tunggal lho, Jeff. Ternyata kamu punya kakak ya?"

ALFABET | Jung Jaehyun [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang