Xerofit. Kaktus buat kamu. -Mika
"Harus banget ya kita dateng ke sidangnya?"
Pertanyaan Haikal membuat Mika tertawa. Mereka kini sedang berada di tengah antrian kasir Kopma setelah mengambil minuman dingin. Sehabis ini, mereka akan menuju ke kampus untuk menghadiri sidang Tugas Akhir Jeffrey. Sebetulnya hanya Mika yang tadinya akan datang, Haikal bahkan tidak perlu memikirkan dirinya akan datang atau tidak. Tapi berhubung Mika mengatakan akan sendirian datang ke kampus dengan ojek dan ia sedang tidak ada kegiatan di rumah, jadi ia lebih memilih untuk menemani Mika walaupun dengan gerutuan.
Hari semakin panas karena Matahari semakin tinggi. Meskipun begitu, tidak menyurutkan semangat Mika untuk datang ke kampus. Hadiah untuk Jeffrey sudah ia siapkan sejak revisiannya selesai. Sebuah gelang sederhana buatan sendiri dengan campuran tali kur dan suede berwarna dominan abu-abu dan biru tua. Sejak membuatnya saja, Mika sudah terbayang gelang ini akan cocok untuk dikenakan di pergelangan tangan Jeffrey karena kulit lelaki itu yang cerah.
"Mau nunggu di kantin dulu nggak?"
Sepertinya menunggu di kantin bukan pilihan yang bagus menurut Mika. "Mending di depan ruangan langsung nggak sih?"
"Yakin?" Mengingat bagaimana Jeffrey yang datang pada hari sidang Mika membuat pertanyaan ini terlontar dari mulut Haikal. Dia juga mewanti-wanti jika nantinya di depan ruang ujian Jeffrey ada wanita yang baru ia ketahui namanya beberapa hari yang lalu itu. Atau lebih parahnya, wanita itu malah keluar dari ruang ujian bersama dengan Jeffrey.
"Iya. Yuk tunggu sana aja, Kal." Langkah kaki Mika hari ini terasa ringan. Apalagi ada Haikal yang menemaninya. Walaupun mereka semua satu jurusan, tapi circle Jeffrey sangat berbeda dari circlenya. Maka dari itu sebetulnya mereka semua tidak bisa dikatakan dekat. Hanya sebatas teman jurusan tanpa embel-embel.
"Rame ternyata, Mik." Teman-teman Jeffrey benar-benar berkumpul menggerombol di depan ruangan. "Yakin mau tunggu di depan?" Haikal menunjuk lokasi tujuan awal mereka.
Mika nampak berpikir, lalu menengok kondisi sekitar. "Duduk sini aja kali ya? Toh kalo Jeffrey keluar bakal kelihatan dari sini." Ucapnya sembari memandang pembatas teras di ujung gedung. Kalau ia nekat untuk mendekat, sepertinya hanya akan jadi kaku sebagai pengamat. Setidaknya di sini ia bebas mengobrol dengan Haikal.
"Lama ya Kal ternyata."
"Sidangmu lebih lama sih. Itu rekor banget. Enak nggak dibantai Pak Jatmiko?" Candanya pada Mika.
"Kalo inget momen pembantaian kemarin aku kayak nggak pengen lagi kuliah, tapi pas udah selesai revisi, aku semangat lagi dong buat kedepannya ehehehe."
"Sama sih." Tekanan yang mereka rasakan di ruang ujian untuk mempertanggungjawabkan Tugas Akhir yang mereka tulis memang sangat keras. Kalau mereka tidak kuat, salah-salah akan menjadi kenangan traumatik untuk yang menjalani.
Ceklek
"Eh itu Jeffre-" Ucapan Mika yang penuh semangat saat pintu terbuka harus terhenti saat ia melihat Sarah keluar dari ruang ujian. Keluarnya Sarah tidak begitu mengagetkan untuknya, ia sudah memperkirakan hal ini sejak memutuskan akan menghadiri sidang akhir Jeffrey. Tapi gandengan tangan Jeffrey dan Sarah yang membuat mulutnya terkatup. "Kal." Panggilnya lirih. "Wanita itu katanya terlalu kompleks, tapi kok kayaknya laki-laki lebih kompleks ya?"
Haikal tidak mengeluarkan argumen sedikit pun. Padahal jika mereka berada di skenario yang berbeda, ucapan Mika akan menjadi sebuah premis yang layak untuk didebatkan tentunya. Ia menghela napas sepelan mungkin agar sahabatnya tidak menyadari. "Kita pulang aja makan ayam bakar Mama yo, Mik? Kado dikasih minggu depan juga nggak papa, kali." Ditariknya pergelangan tangan Mika lembut.
"Nanti-" Mika menjejakkan kakinya ke tanah agar tidak terseret. "-nanti aku harus ngurus dia lama dong? Aku mau limpahin tanggung jawab sekarang aja." Deretan giginya ia pamerkan.
Setelah teman-teman Jeffrey memberi selamat, Mika dan Haikal menyela obrolan mereka. Sarah dan Jeffrey dengan wajah cerahnya menoleh.
"Kita jadi sering ketemu ya?" Sapa Sarah dengan ceria. Sepertinya ia turut lega atas sidang Jeffrey yang lancar tadi.
"Karena Tuhan kasih kita banyak kesempatan ketemu akhir-akhir ini nggak sih? Ehehehe. Belum tentu kedepannya bakal begini terus." Jawab Mika. Haikal terus saja menempelinya di samping kanan.
"Aku pengen temanan kita tetep lanjut terus tapi." Jawab Sarah.
Mika mengangguk dan beralih ke Jeffrey yang duduk diam di sebelah Sarah. "Nyicil ucapan congraduation dulu ya, Jeff. Welcome to the jungle." Salinnya dari ucapan teman-temannya kemarin sambil menyodorkan kotak kecil berisi gelang buatannya sendiri dan sebuah surat ucapan sederhana. "Terus ini-" Lalu ia sodorkan sebuah pot berukuran kecil. "-xerofit. Kaktus buat kamu." Dengan ikatan pita berwarna biru tua beserta tata cara perawatannya.
Kalimat 'Akhirnya kita wisuda bareng' tidak jadi ia lontarkan. Batinnya memberontak melawan untuk menjaga beberapa lapis harga dirinya yang tersisa. Jadi ia hanya berbincang-bincang secara normal dengan Sarah. Jeffrey tidak benar-benar menanggapi arus obrolan mereka. Apalagi Haikal, sahabat Mika sejak kecil itu hanya menjadi pendengar dan pengamat Mika sejak awal. Ia bahkan tidak membawa kado apapun dan tidak merasa tidak enak pada Jeffrey. Untuk apa? Merekakan tidak benar-benar kenal. Untuknya hanya teman-temannya saja yang akan ia beri perhatian lebih.
Ting!
"Mama nanyain mau pulang jam berapa?" Haikal menunjukkan layar ponselnya yang berisi percakapan pesan Whatsapp sang ibu.
"Aku udah nggak ada acara lagi kok. Mau sekarang aja?"
Setelah mengangguk, Haikal langsung berdiri. Mika juga, tapi berhenti, gadis itu tidak langsung pamit. Ia menilik kado-kado Jeffrey yang secara kasat mata saja terlihat dua kali lebih banyak dari kado yang ia dapatkan saat sidang. "Butuh bantuan buat bawa pulang nggak? Aku sama Haikal bisa bantu bawa beberapa kalo mau."
"Nanti biar Edwin gue suruh ke sini kalo emang gue nggak bisa." Jawab Jeffrey.
"Ya udah kalo gitu kita pamit pulang duluan ya. Hati-hati kalian pulangnya. Kalo udah samp-" Hampir saja kebiasaannya keluar di depan Sarah. "Kalo udah sampe istirahat, pasti capek kalian. Bye Jeff, bye Sarah." Lambaian tangannya menutup.
Begitu jauh dari ruang sidang, Mika menyenggol lengan Haikal. "Aku kayaknya udah dapet teriakan dari kang parkir deh, Kal. Teriakan mundur." Ia sempat tertawa.
"Terus kapan mau mundur sebelum kena pukul?" Haikal merespon. "Mik-"
"Nanti, Kal. Nanti biar aku sendiri yang memutuskan akan melakukan apa tanpa intervensi pendapat dari orang lain. Please, ya?"
"Kalo ada apa-apa cerita."
"Okay."
asih dengan diri ini yang demam :")
See ya~
-jo!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFABET | Jung Jaehyun [✔️]
FanfictionABCDEFU and your mo- ehehe bercanda. Dari A-Z, alfabet favorit kamu apa? Project NCT Lokal Start: 19 January 2022 End: 3 March 2022 Johnthenaa Most Impressive Ranking [03/03/2022] 1# - nctlokal