L

72 15 0
                                    

Lihat deh Jeff, aku kemarin coba-coba bikin puding. Nih buat kamu. -Mika

"Dek, besok kamu pulang jam berapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek, besok kamu pulang jam berapa?"

Dari berbaring terlentang, Mika berbalik jadi berbaring miring menatap Bundanya yang baru saja memasuki kamarnya.

"Paling sore sih, Bund. Soalnya aku ada proyek dosen. Kenapa?"

"Besok Bunda mau arisan tempat Tante Gani. Kamu nggak bisa ikut dong."

Mika berganti posisi lagi dari miring jadi bangkit duduk. Dia menepuk sebelah kasurnya yang kosong untuk Bunda. "Ya nggak apa-apa, nanti aku ke rumah Ekal kalo kesepian."

"Beneran?" Bunda seperti enggan untuk meninggalkan anak semata wayangnya untuk pergi arisan dan menginap di luar.

"Nggak apa-apa lah. Ekal juga pasti nganggur tuh malem minggu gitu." Ia sedikit terkekeh untuk meredakan kecemasan Bundanya.

"Yaudah iya. Bunda percaya deh sama anak cantiknya Bunda." Dijawil pipi tirus Mika oleh sang Bunda. "Kamu mau ikut bikin puding nggak? Buat Bunda jadiin oleh-oleh besok."

Teringat akan pesannya dengan Jeffrey tadi yang berisi diskusi di mana dan kapan mereka akan bertemu untuk membahas awal proyek mereka bersama, Mika mengangguk semangat mengiyakan ajakan Bundanya.

Kalau Jeffrey bersedia makan bersama bahkan memesankan makanan untuknya. Dan lagi pria itu lebih dulu mengiriminya pesan padahal biasanya Mika yang akan duluan bertanya walaupun itu seputar tugas. Itu artinya ada kemungkinan pria ini mau menerima puding buatannya kan besok?

"Susu cairnya seberapa Bunda?"
Mika masih menahan Kulkas dengan badannya. Menunggu jawaban Bundanya sekaligus mendinginkan diri. Entah mengapa ia suka sekali membuka tutup kulkas walaupun tidak ada tujuan untuk mengambil apapun.

"2 karton deh. Kan kamu mau kasih Ekal. Terus mau bawa. Terus Bunda bawa. Terus buat kamu di rumah. Kayaknya segitu cukup."

"Okay."

Mika menambahkan dua karton susu cair UHT seperti komando Ibunya lalu mengaduk dengan spatula kayu itu pelan agar tidak menciprat. Bundanya menambahkan beberapa bahan lagi. Begitu vanilla essence ditambahkan, aroma yang manis dan harum menguar diseluruh sudut dapur. Seandainya Ayahnya ada di rumah, pasti akan berlarian dari manapun beliau berada untuk segera menuju dapur karena Ayahnya adalah pribadi yang ceria.

Seandainya Jeffrey menjadi kepala rumah tangga, apa ia akan melakukan hal yang sama ketika mendapati istri dan anaknya sedang memasak makanan enak dengan tawa di dapur rumah yang indah?

Mika buru-buru menggelengkan kepala. Apa yang ia pikirkan?
Pipinya jadi memanas karena malu sendiri.

"Heh kok malah bengong. Udah siap nih tinggal tuang ke situ." Ternyata sejak tadi kompor telah dimatikan. Bunda beralih mencuci alat-alat yang tidak terpakai tapi anaknya malah masih mengaduk dengan mata kehilangan arah.

ALFABET | Jung Jaehyun [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang