D

94 20 0
                                    

Dari kemarin kamu pucet. Sakit ya? -Mika

Hari ini adalah satu dari sekian banyak hari di mana Mika menemukan Jeffrey yang duduk seorang diri di bangku taman bagian tengah fakultas teknik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah satu dari sekian banyak hari di mana Mika menemukan Jeffrey yang duduk seorang diri di bangku taman bagian tengah fakultas teknik.

"Jeff-" Mika urungkan niat hatinya untuk memanggil Jeffrey dengan penuh semangat seperti biasanya saat melihat sang pujaan hati sedang tidur.

Wajah tampannya diistirahatkan di atas tangannya yang terlipat di atas meja semen. Helaian rambutnya jatuh sedikit menutupi dahinya yang basah.

"Dari kemarin kamu pucet, sakit ya?" Nekat. Mika meletakkan tangannya di dahi si pria yang basah oleh keringat. "Ya ampun kamu panas banget." Karena kaget, tangannya langsung ia tarik kembali.

Kini ia sibuk mencari tissue yang selalu ia bawa di dalam tas. Menarik beberapa helai cepat karena panik dan mengusapkan di dahi Jeffrey lembut. "Nggak bisa. Kamu harus diobatin."

Langkah pertama yang ia lakukan adalah membuka aplikasi ojek online. Memesan beberapa stiker penurun panas dan Paracetamol.

Langkah selanjutnya adalah mengabari Haikal bahwa ia, lagi-lagi, tidak akan pulang bersama karena Jeffrey.

Langkah terakhir, sembari menunggu obatnya datang, yang bisa ia lakukan adalah memasangkan jaketnya ke punggung pria di hadapannya karena Jeffrey hanya memakai kaos polo putih.

Saat notifikasi HP nya menunjukkan chat dari tukang ojek obat yang ia pesan, buru-buru Mika berlari menuju titik yang dijanjikan. Mengucapkan terima kasih dan kembali berlari ke tempat Jeffrey tertidur.

"Jangan sakit." Ujarnya sembari menempelkan stiker penurun panas. Kemudian terkikik melihat betapa gemasnya stiker kecil itu menempel di dahi lebar Jeffrey. Dengan pipi yang agak memerah karena demam dan mata tertutup membuat Jeffrey semakin menyenangkan untuk dilihat.

Tangan Jeffrey bergerak untuk menyentuh sesuatu yang dingin yang ada di dahinya. Tapi dengan segera Mika menghadang tangan itu. "Jangan dilepas. Kamu demam." Ucapnya.

Menyadari ia tidak lagi duduk seorang diri, Jeffrey membuka matanya. Wajah Mika begitu dekat dengan posisi tidurnya yang miring. Memandangnya dengan mata bulan yang khawatir dan bibir yang tertekuk sedih.
"Ngapain lo?"
Tapi ia tak bisa menyapa Mika dengan sikap yang lebih baik.

"Ngerawat kamu. Kamu demam, jadi aku beliin obat." Gadis itu mengangkat satu bungkus merah berisi berbagai macam hal yang Jeffrey yakini salah satunya adalah stiker penurun panas yang ada di dahinya saat ini. "Minum Paracetamol yuk?"

Jeffrey ingin mengabaikan keberadaan Mika di depannya. Tapi gadis itu seperti ngotot hadir di sana. Ia tidak bisa.

"Eh kamu udah makan belum tapi?" Tidak ada jawaban. Berarti Jeffrey belum makan. Begitu Mika mengasumsikan sikap diam Jeffrey. "Aku bawa sandwich enak. Bunda yang bikin. Ganjel perut dulu yuk? Ini masih utuh tenang aja." Ia memang selalu membawa bekal buatan bundanya sendiri. Jarang membeli makanam dari luar karena kondisi fisiknya yang mudah sakit sejak ia kecil.

ALFABET | Jung Jaehyun [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang