Say Goodbye

411 49 2
                                    

Hingga pada suatu ketika Avengers ada yang kewalahan melawan pasukan Thanos dan ada yang masih sibuk melawan pasukan. Tony, Thor dan Steve berhadapan dengan Thanos lagi. Thanos sedang berusaha merebut Infinity Gauntlet dari tangan Carol yang akan membawanya ke mobil Van Cokelat Jelek milik Scott. Thor, Steve dan Tony berusaha keras menahan Thanos agar tidak mengambil Infinity Gauntlet. Thor dan Steve dilempar oleh Thanos. Thanos mendapatkan Infinity Gauntlet itu dan akan memasukkan ke tangannya dengan batu yang lengkap.

Tony yang jatuh tersungkur, melihat Dr. Strange disana. Tony hanya menatap Strange seolah-olah Tony bertanya kepada Strange apa lagi yang harus ia lakukan. Strange mengangkat tangannya dan menunjukan telunjuknya kepada Tony. Tony berpikir Strange menunjukkan telunjuk nya yang berarti satu, yang ia sudah dengar saat kejadian Infinity War, kemungkinan mereka menang hanya satu.

Tony berlari menghampiri Thanos dan berusaha merebut Infinity Gauntlet. Thanos menyerang balik Tony, ia melemparkan nya jauh membuat Tony tersungkur. Thanos mulai memasukkan Infinity Gauntlet ke tangannya dan hendak menjentikkan jarinya. "I am inevitable." ucap Thanos menjentikkan jarinya.

Tidak terjadi apa-apa setelah jentikkan itu. Thanos tidak melihat batu-batu itu di sarung tangan sakti itu. Lalu, ia melihat ke arah Tony yang sudah merebut batu-batu itu dari Thanos. "And I... am... Iron Man." Tony menjentikkan jarinya, dan BOOM! Sesuatu terjadi.

Chitauri yang akan melahap Rocket pun berubah menjadi debu. Semua pasukan Thanos berubah menjadi debu. Termasuk Thanos sendiri.

"Dad..." El tak sempat mencegah Ayahnya untuk menjentikkan jarinya. El hanya melihat ayahnya dari jauh yang sedang melihat pasukan Thanos berubah menjadi debu dan kemudian mengalihkan pandangan ke Ayahnya setelah menjentikkan jarinya.

El berlari menuju ayahnya yang berjalan ke reruntuhan bangunan untuk bersandar. El mendapati ayahnya yang sudah terluka parah akibat batu-batu itu.

"Oh God, that's hurt." bisik Tony sambil menyenderkan badannya ke reruntuhan bangunan. "Ayah? Tidak, kumohon." ucap El mulai berderai air mata. "Tidak, Tony. Jangan." ucap El memegang tangan ayahnya. "You know it, didn't you?" kata Tony dengan suara pelan karena kesakitan. "I'm sorry, daddy. I was late." El tertunduk sedih karena ia telat mencegah ayahnya untuk melakukan hal yang tidak ia inginkan tersebut. "That's okay..." Tony tersenyum.

Rhodey mendarat didepan Tony. Ia tersenyum sambil menangis dan mengusap kepala Tony seolah Rhodey berkata "You did it."

"Mr. Stark. Mr. Stark... Do you hear me? Ini aku, Peter." Peter menghampiri Tony dan mengambil tangan kanan Tony dan Peter letakkan di dada Tony dan Peter menggenggamnya. Disini, Peter bisa merasakan jantung Tony melambat menggunakan Spider-Sense nya. "Kita menang, Tuan. Kita menang. Kau berhasil, pak. Kita berhasil." Peter memandangi wajah Tony yang tidak bisa berkata selain hanya memandangi dirinya dimata. "Kid. You're alive."

"I'm sorry, Tony." Peter melepas tangannya di dada Tony, Pepper datang menghampiri Peter dan membantunya bangun dari duduk nya.

"Mom... It's my fault." kata El menggeleng kepala sambil menangis. "It's not your fault, baby." ucap Pepper. El duduk disebelah kanan Tony. Ia hanya bisa melihat Ayahnya sekarat.

"Hei." bisik Pepper. "Hei, Pep." ucap Tony sambil memegangi tangan Pepper yang sedang memegangi dada Tony. Pepper bisa merasakan detak jantung Tony melemah, detak nya perlahan melambat. "Friday?"

"Life function is critical." Asisten robot yang ada di baju Iron Man Tony mendeteksi bahwa fungsi hidup Tony sangat kritis.

Tony hanya tersenyum ke arah Pepper, mata Tony membendung air mata dan memerah. Sekilas, Tony memandang Steve dan Thor yang hanya berdiri melihat Tony sedang berada diantara hidup dan mati.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang