Some weird things

198 25 6
                                    

Keluar dari pintu tempat Stephen tinggal, Stephen membuka dan menawarkan gandengan kepada El. "Untuk Putri (my princess) ku." ucap Stephen. "Stephen... Jangan begitu. Santai saja." ucap El tersipu dan memasukkan tangannya ke gandengan Stephen.

"Pertama, kita akan bertemu siapa?" tanya Strange kepada El disampingnya sambil berjalan menelusuri trotoar. "Apa kau keberatan jika satu hari full ini menemaniku?" kata El dengan perasaan tidak enak. "Kau tak dengar yang kukatakan? 'Dengan senang hati.' Ini adalah kesempatan terakhir untuk berinteraksi dengan orang-orang terdekat mu."

"Baiklah. Terima kasih, Stephen. Aku harus menelpon orangnya terlebih dahulu." El mengambil ponsel dari sakunya dan segera menelpon Peter dan janjian di kafe biasa mereka berdua pergi.

"Tolong jangan bingung. Aku sudah mengatakan bahwa aku bukan dari universe ini kepada orang-orang terdekat ku." ucap El mendongak dan menatap Stephen disampingnya. "Baiklah. Tugasku hanya menemanimu, tidak ikut campur." Stephen tersenyum.

---

'Ting ting' bunyi bel kafe, menandakan ada seseorang yang masuk.

Terlihat Peter sudah menunggu dimeja kafe tersebut. Posisi duduk Peter membelakangi pintu, jadi ia tidak melihat siapa saja yang datang ke kafe tersebut.

Stephen dan El menghampiri dimana Peter duduk. "Halo, Peter. Maaf sudah membuatmu menunggu." El menaruh mantel nya di kursi. "Dia temanmu?" tanya Stephen kepada El. "Oh, ya. Dia temanku. Stephen ini Peter Parker, dan Peter... ini Stephen Strange." El tampak sedikit gugup karena mempertemukan Strange dan Peter.

"Maaf kau siapanya El?" tanya Peter kepada Strange.

"Oh, dia temanku."

"Aku pacar El." Strange dan El secara berbarengan mengucapkan hal yang berbeda tentang hubungan Stephen dan El. "Apa?!" El bingung.

"Oh, pacar. Baiklah. Silahkan duduk." kata Peter.

Lalu, pelayan datang dan menawarkan menu yang ada di kafe tersebut. "Peter, kami tidak akan lama disini. Jadi, kami pesan minuman saja." ucap El.

"Ya. Tidak apa-apa. Pesan saja."

"Baiklah. Kami pesan kopi cappucino latte tiga saja." kata El kepada pelayan. "Baik, ditunggu pesananya."

"Terima kasih."

"Jadi, ada apa kau ingin menemuiku? Omong-omong, aku senang kau telah kembali." kata Peter memulai pembicaraan. "Ya, terima kasih. Ini sebenarnya urusanku, Stephen hanya menemaniku." ucap El. Peter hanya bingung sambil menatap dua orang didepannya tersebut.

"Aku harus pergi dari universe ini. Yang artinya, aku tidak akan kembali lagi kesini." El melipat tangannya dimeja. "Apa?! Kau tidak akan kembali lagi kesini?" Peter terkejut dengan apa yang dikatakan oleh El. Lalu, El menjelaskan semua alasan mengapa ia harus pergi. "Tidak, El. Tolong jangan." Peter menggeleng kepala. "Maaf, Peter. Aku punya kehidupanku sendiri. Aku sudah cukup merasakan kehidupan disini." ucap El. Peter hanya tertunduk memikirkan perkataan El.

"Kurasa waktu terakhir ku dengan mu sudah cukup. Aku harus berpamitan dengan yang lain." kata El. "Tunggu disini, biar aku yang bayar kopinya." kata Stephen beranjak dari duduk nya dan menuju kasir. "Oh, Terima kasih, Stephen."

"El, apa-apaan ini?" bisik Peter. "Dia bukan pacarku! Jangan anggap terlalu dalam. Dia hanya basa-basi saja." El juga berbisik. El beranjak dari duduk nya dan memakai mantelnya. Lalu ia mendekati Peter dan mencium pipi Peter dan berbisik. "Aku tak akan mengingkari janjiku. Aku kembali dan menemukamu. Aku juga mencintaimu. Datanglah nanti malam ke rumahku."

Stephen selesai membayar kopinya, ia menghampiri El dan lanjut menemui Bucky. Stephen menawarkan gandengan kepada El. "Oh ya, aku akan pergi malam ini. Kau bisa datang ke rumahku." ucap El.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang