"Uhm, no. They're my best creation ever." hampir saja Tony keceplosan. "Huh, begitu ya? Anak ku nanti juga akan menjadi kreasi terbaik yang pernah ku buat." Tony hanya tersenyum.
Keluarlah mereka dari lift dan berjalan dihalaman markas tentara Amerika Serikat yang bertempat di New Jersey pada tahun 1970.
"Saat anak mu lahir, apa kau gugup?" tanya Howard. "Sangat. Aku sangat gugup. Aku seperti tidak pantas menerima itu." jawab Tony. "Apa kau merasa kau pantas untuk itu semua? Seperti punya ide bagaimana berhasil untuk mengurus hal itu." ucap Howard menatap mata Tony. "Aku menyatukan semua itu saat aku melanjutkan. Aku memikirkan tentang apa yang sudah Ayahku lakukan. Dan--"
"Orang tuaku, dia tidak pernah menemui masalah yang tidak bisa dia selesaikan dengan ikat pinggang." ucap Howard.
"Aku pikir ayah ku keras pada ku. Dan sekarang, melihat ke belakang, aku hanya ingat hal-hal yang baik, kau tahu. Dia memang menjatuhkan mutiara yang aneh itu." maksud Tony, dulu ayahnya sering melontarkan kata kata mutiara yang menurutnya aneh, dan sekarang ia baru sadar atas apa yang diucapkan ayahnya dahulu.
"Ya? Seperti apa?"
"Sebanyak uang apapun, tidak ada yang bisa membeli kesempatan kedua." Tony mengatakan salah satu kata-kata mutiara dari ayahnya. "Pria pandai." Howard tersenyum. "Dia melakukan yang terbaik." Tony tertunduk sedih. "Biar kukatakan padamu, anak itu belum lahir, dan tidak ada yang bisa aku lakukan untuk nya." wajah Tony terkejut dan bingung ayahnya mengatakan seperti itu, yang ada dipikiran nya adalah ingin mengatakan kepada ayahnya itu bahwa Tony adalah ayahnya. "Anakmu disini, Pak."
Tony melihat ke arah Steve yang berpakaian layaknya tentara menggunakan topi dan kacamata hitam yang memberi isyarat bertanya kepada Tony apakah sudah mengambil kubus bersinar biru itu atau belum. Lantas, Tony menunjukkan koper nya yang tandanya kubus itu sudah ada ditangannya.
"Anak-anakmu, seperti nya mereka akan menjadi orang seperti mu. Kau terlihat jenius dan pekerja keras. Kuharap anak-anakmu pun bisa seperti ayahnya. Dan kuharap aku bisa bertemu dengan mereka, tapi sepertinya tidak. Aku tak punya waktu untuk itu. Katakan kepada mereka kuharap aku bisa bertemu dengan mereka." ucap Howard yang membuat Tony hanya bisa tersenyum menahan air matanya. "Ya. Pasti akan ku sampaikan." Tony tersenyum. "Senang bertemu dengan mu, Potts" kata Howard berjabat tangan dengan Tony. "Yeah. Howard. Semua akan baik-baik saja. Terimakasih... untuk semua yang sudah kau lakukan untuk negara ini." Tony hanya menatap senyum Howard yang beranjak masuk ke dalam mobilnya.
"Kau pernah bertemu dengannya?" tanya Howard kepada asisten nya. "Kau bertemu banyak orang, pak."
"Janggut yang aneh."
~
(Asgard 2013)
Thor, sedang bersama Ibunya Frigga di kamar Frigga, sedangkan Rocket pergi ke kamar Jane untuk mengambil Aether yang terjebak ditubuhnya. Thor dan Ibunya sedang berbincang-bincang.
"Aku tak seharusnya menjadi seperti orang lain, 'kan?" kata Thor. "Semua orang gagal pada siapa mereka seharusnya, Thor. Ukuran seseorang, seorang pahlawan, adalah seberapa baik mereka berhasil menjadi diri mereka sendiri." ucap Frigga mengelus rambut Thor yang panjang dan gimbal itu.
Rocket yang sudah berhasil mengambil Aether dari tubuh Jane, ia malah dikejar oleh tentara Asgard. Rocket menggunakan kelihaiannya dalam berlari dan memanjat dari tiang ke tiang lainnya.
"Thor! Aku mendapatkan nya!" seru Rocket kepada Thor sambil membawa alat berisi Aether. "Tangkap kelinci itu!" para tentara Asgard bersorak.
"Ma, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." kata Thor. "Tidak, nak. Kau kesini untuk memperbaiki masa depanmu." ucap Frigga mengucap pipi anaknya. "Tapi ini tentang masa depanmu." ucap Thor dengan wajah sedih. Thor berniat untuk mengajak Ibunya untuk hidup dimasa depan meskipun beberapa saat setelah pertemuan nya dengan Thor, Frigga akan tewas. "Itu bukan urusanku." Frigga tersenyum. Apa dia tahu bahwa dia akan tewas ditangan Dark Elves?
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
أدب الهواة[Bahasa Indonesia] Seorang gadis yang bisa masuk Marvel Universe berkat Infinity Gauntlet. Ia diberi misi oleh seseorang untuk menyelamatkan pahlawan yang sudah mati di film Endgame. Ia diberi peran karakter sebagai keluarga Stark atau lebih tepatny...