Day after return

201 32 8
                                    

⚠️WARNING⚠️
BAGI READER MUSLIM, TIDAK DISARANKAN MEMBACA DI SIANG HARI ATAU DI WAKTU PUASA BERLANGSUNG. DOSA TIDAK DITANGGUNG AUTHOR! BACA SETELAH BUKA PUASA!

-------

"Aku sangat bersyukur kau masih mengenaliku. John Walker membuatku beruntung. Haha." Peter melihat wajah El di depannya dan tertawa. "Tidak... Aku meninggalkan ibuku selama berbulan-bulan. Tapi... Ya, ada benarnya juga." El dan Peter pun tertawa bersama.

"Kau tahu, saat aku mengucapkan salam perpisahan kepada Ned dan MJ, aku berjanji untuk menemukanmu dan menjelaskan semuanya. Tapi, aku rasa aku tidak akan mengatakannya. Karena sulit bagi mereka untuk mengingat semuanya. Mantranya sangat kuat. Tetapi, aku akan memberitahu mereka ketika aku sudah siap." ekspresi Peter seperti orang yang kehilangan harapan untuk kembali kepada sahabatnya dan kekasihnya. "Mereka juga sempat mengirim pesan kepadaku. Dia bertanya apa aku mengenalmu? Aku hanya bilang, kita tidak saling kenal. Dan dia bilang, baiklah maaf menganggu waktumu. Lalu, aku menyudahi percakapan karena dia berkata 'seolah kita sahabat' itu sangat membuatku sakit. Dan kalau boleh jujur, aku menangis saat dia mengirim pesan 'see ya, mate. 😎✌️' itu yang selalu Ned ucapkan saat kami selesai chattingan. Aku akan mengatakannya kepada mereka saat aku siap. Saat aku benar-benar siap dengan apa yang akan mereka katakan." Peter mengeluarkan semua unek-unek nya dan El pun mendengarkan Peter dengan baik.

"Dan juga, sebelum aku pergi ke toko MJ dan ingin menjelaskan semuanya, MJ juga mengirimiku pesan, katanya bagaimana dia punya nomorku, aku bilang aku tidak tahu, mungkin nomor lama. Aku tak ingin bercakap dengannya terlalu lama, kadang membuatku sakit dan menangis. Aku menggunakan emoji karena aku sangat bersemangat sekali untuk menjelaskan padanya. Jadi, aku pergi ke toko ini dan ingin menjelaskan semuanya tetapi saat aku melihat wajahnya, aku sadar. Mungkin akan sulit untuk menjelaskan semuanya, aku sadar aku harus melepaskan MJ untuk sementara dan kembali menjelaskan saat aku siap. Benar-benar siap." kata Peter.

"Mungkin ini sangat berat untukmu, Peter." El memasang wajah seperti kasihan mendengar cerita Peter dan mengusap tangan Peter di meja. "Ya, tak apa. Aku juga sempat mengirim pesan kepada Happy, karena saat itu aku ingin mengupgrade baju Spider-Man ku dengan alat milik Stark Industries, aku benar-benar lupa. Aku ingin bertanya kepada Happy untuk pinjam alat itu. Aku benar-benar lupa bahwa dia juga tak akan mengenaliku." Peter terkekeh sedih mengingat Happy yang selalu membantunya.

"Setidaknya, Tony Stark mati masih mengenalimu." El tersenyum kepada Peter. "Kau benar. Terimakasih Tuhan." Peter menyeringai. "Kau mungkin tidak akan mengetahui hal ini jika aku tidak memberitahumu." kata El. "Apa itu?” ucap Peter penasaran. "Ayahku, maksudku Tony, Mr. Stark, tidak akan menyelamatkan dunia ini jika bukan karena melihat fotomu bersamanya." ucap El.

"Apa-- Apa maksudmu?" Peter mengerutkan wajahnya dan memajukan kursinya agar lebih dekat dengan El. "Ya. Ayahku, sebut saja begitu, tidak sengaja melihat foto yang disisipkan di rak dapur. Dia sedang mencuci piring bekas makan malam, dan air muncrat kemana-mana, dan mengelap sekeliling dan ya, dia tidak sengaja melihat fotomu disebalik gelas-gelas yang ditaruh di rak itu. Dia pun menyadari bahwa ia harus mengembalikanmu. Dan jika kau tidak menghilang, ayahku mungkin tak akan mengembalikan ini semua. Kau kembali, Peter. itu yang ada dipikiran Mr.Stark. Ia tak peduli seberapa banyak orang yang hilang dan kembali lagi. Kau yang terpenting baginya. Dan juga, mendapatkan sedikit dukungan dari ibuku." El menjelaskan alasan Tony bertekad untuk membantu mengembalikan semua orang yang terlena Blip.

"Ya Tuhan. Maaf." Peter meneteskan air matanya dan menghapusnya dengan tangannya. "Maaf membuatmu menangis. Kau tahu, ayahku sangat menyayangimu, 'kan? Maksudku, dia sangat tidak ingin kehilanganmu. Dia mungkin tak peduli seberapa banyak orang yang ia kembalikan, yang terpenting baginya hanya kau, kau kembali." ucap El yang matanya mulai memerah dan meneteskan air mata. Percakapan mereka saat itu sangat emosional. Menceritakan tentang kematian Bibi May, kehilangan sahabat dan kekasih, dan juga kehilangan mentor yang dikagumi.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang