Don't Be Alone

327 43 4
                                    

"Sam."

Terlihat ada seseorang sedang duduk di atas kayu tepi danau. "Pergilah." ucap Bucky kepada Sam. Sam pun menghampiri seseorang itu disana. Sam melihat Steve tua disana dengan jaket dan kemeja. Disamping Steve terdapat kantong besar bulat.

"Kapten."

"Hai, Sam." Sam lantas sedikit terkejut melihat Steve menjadi tua setelah mengembalikan batu-batu itu.
"Jadi, apakah ada yang salah atau ada yang benar?

"Setelah ku letakkan batu-batu itu kembali, aku berpikir, mungkin aku akan mencoba beberapa kehidupan yang Tony sarankan untuk aku dapatkan."

"Bagaimana itu bisa berhasil untukmu?"

"Itu sangat indah." Steve Tua mengingat kembali kejadian yang indah itu.

"Aku turut senang. Sungguh."

"Terima kasih."

Sam berbicara mengenai bagaimana hidupnya tanpa seorang Kapten Amerika. Lantas, hal itu pun mengingatkan Steve pada perisai yang selalu ia gunakan saat bertarung. Steve memberikan perisai ciri khasnya kepada Sam. Perasaan Sam campur aduk, senang mendapat perisai Kapten Amerika, sedih karena Steve sudah menua. Sam menarik napas dalam, Sam memikirkan tentang dirinya yang akan menggantikan Steve sebagai Kapten Amerika.

"Thank you. I'll do my best." ucap Sam tersenyum bangga dan terharu. "Itulah alasannya perisai itu milikmu."

Sam dan Steve berjabat tangan, dan Sam melihat cincin di tangan Steve. Sam menyadari jika Steve sudah menikah dengan wanitanya dimasa lalu. "Kau akan menceritakan tentang dia?" kata Sam menunjuk cincin di jari manis Steve. "Tidak... Tidak. Aku takkan menceritakan nya." Steve tersenyum.

El datang menghampiri Steve Tua yang sedang duduk itu. "So happy for you, Sam." kata El. "Thank you. I'm sorry, who are you? Cause... we're... haven't met yet." kata Sam bingung melihat wajah El karena ia tak pernah melihat El. "Itu anak Tony Stark. Dia anak baik. Duduk sini bersamaku, El. Bisa tinggalkan kami berdua, Sam? Aku dan cucuku akan berbicara sebentar." ucap Steve yang membuat El tertawa kecil. "Haha, cucu..."

"Akhirnya, kau tertawa." Steve menatap wajah El yang tertawa kecil. "Kau mendapatkan nya?" tanya El. "Aku melakukannya karena ayahmu memberikan saran itu kepadaku."

"Kau berhutang dansa padanya. Aku tahu, kau tak akan mengingkari janji itu." kata El menatap Steve tersenyum. "Dari mana kau tahu itu? Aku tak pernah mengatakan kepada orang lain." kata Steve kebingungan mendengar ucapan El. "Kau ingin mengetahui lebih?"

"Katakan."

"Aku tahu kau tidak akan meninggalkan wanita mu, sedangkan kau berhutang dansa padanya. Karena, aku tahu semua. Semua kejadian di jagat ini. Aku bukan dari jagat ini, Steve."

"Apa yang kau bicarakan? Tentang pernyataan yang pertama tadi, itu benar. Aku tak akan meninggalkan wanitaku. Tapi, yang kedua, aku tak mengerti." Steve menggeleng kepala dan ia pun penasaran.

"Alam dunia ini, ada berbagai macam versi kehidupan. Kau pun memiliki berbagai versi kehidupan. Di kehidupan ku, kau hanyalah karakter yang diciptakan seseorang, begitu juga dengan teman-teman mu dan kisah-kisahnya." El menjelaskan kepada Steve Tua. "Katakan apa yang menarik dari itu." ucap Steve.

"Yang ku tahu, di kehidupan lain, Peggy, wanita mu. Dia lah yang disuntik serum Tentara Super. Dia menjadi Kapten Carter di dunia itu. Dia menjadi hebat seperti mu. Memakai perisai, lihai bertarung, selalu memimpin sebuah tim dengan baik. Dia pun sangat sangat mencintaimu. Kisah nya hampir sama denganmu, hanya saja Peggy  yang di suntik serum itu." ucap El.

"Wow! Itu- itu sangat menarik. Kuharap aku bisa melihat penampilannya memakai baju itu dan memakai perisai itu." Steve sangat terkejut mendengar hal itu. Ternyata ada versi lain dari kehidupan. "Aku pun berharap bisa menunjukkannya padamu. Kau pasti sangat bangga dengannya."

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang